Jumat, 21 Juni 2013

Melongok makam impian Bung Karno yang tak pernah terwujud


Bangunan itu memang tampak misterius. Rumah dikelilingi tembok bercat putih setinggi 1,5 meter, dengan pagar besi renggang-renggang. Dari luar, rumah ditutupi rindang daun bunga dan rupa-rupa tumbuhan lain, termasuk aneka pepohonan. Itulah rumah peristirahatan Presiden Soekarno, Istana Batu Tulis.

Lokasi Istana Batu Tulis memang strategis, mudah dijangkau dari pusat Kota Bogor, Jawa Barat. Istana ini berjarak sekitar 2 kilometer dari Istana Bogor. Nama lain istana tempat peristirahatan Presiden Soekarno ini adalah Hing Puri Bima Sakti, terletak di Jalan Batu Tulis, Kelurahan Batu Tulis, Bogor Selatan.

Konon, Soekarno sang proklamator, sebelum meninggal menghendaki Istana Batu Tulis dijadikan makam ketika dia mangkat. Namun entah apa alasan pemerintahan Presiden Soeharto mengeluarkan Keppres RI Nomor 44 Tahun 1970 yang memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Bung Karno.

Orang Bogor, terutama yang tinggal di sekitar Istana Batu Tulis, hanya tahu dulu bangunan itu sempat dijadikan sebagai rumah peristirahatan Bung Karno, seperti istana lain di Indonesia. Misalnya Istana Bogor, Istana Cipanas, Cianjur maupun Istana Merdeka Jakarta.

"Seumur hidup saya, sebagai warga asli Bogor yang tinggal di sekitar Istana Batu Tuli, saya baru pertama kali masuk ke dalam, itupun hanya melihat-lihat di halaman yang masih jauh dengan bangunan-bangunan," kata Mang Eman, 56, warga Kelurahan Batu Tulis, yang berjualan pisang ditepi pagar Istana Batu Tulis, Kamis (20/6) pagi.
Istana Batu Tulis kini sudah menjadi milik keluarga Soekarno. Menurut Eman, sudah tidak ada lagi saksi mata dari warga kampung yang bisa menceritakan detail ihwal aktivitas Soekarno di istana itu. Hanya orang-orang tua yang bisa bercerita, tapi semuanya sudah meninggal.
Dia sendiri penasaran dengan istana itu. Suatu hari Eman pernah hendak menyelinap masuk ke rumah. Namun apes, belum sampai masuk, dia sudah ditegur penjaga istana.

Sulaeman, 61, warga lain menyesalkan sikap tertutup penjaga keamanan istana. Padahal sebenarnya warga ingin sekali mengetahui area bangunan yang mungkin menjadi petilasan Bung Karno. "Saya saja asli sini lebih sering mengunjungi makam Bung Karno di Blitar. Sudah hampir 16 kali saya ke Blitar. Tapi kalau ke Istana Batu Tulis cuma sekali, itupun tidak ke dalam," katanya.

Ketatnya penjagaan di area Batu Tulis ditunjukan petugas keamanan saat merdeka.com meminta izin mengetahui suasana di dalam. "Harus ada izin dulu dari Bu Mega," kata salah satu penjaga istana.

Istana Batu Tulis ini letaknya persis berseberangan dengan lokasi situs Batu Tulis yang sempat heboh karena Menteri Agama era Presiden Andurrahman Wahid alias Gus Dur, pernah secara diam-diam menggali tanah di area prasasti itu untuk mencari harta karun terpendam.

Sulaeman melanjutkan, banyak cerita aneh dituturkan orang-orang tua zaman dulu soal kondisi istana. Konon, di dalam istana terdapat hutan kecil atau perkebunan yang dipenuhi pepohonan buah-buahan, mulai dari buah kemang, pala, gandaria, kecapi dan pepohonan lainnya sejenis pohon sengon.

Didalam area Istana Batu Tulis juga terdapat kolam ikan seluas 10 x 5 meter. Di tepi kolam itu terdapat patung wanita tanpa busana. Tak jauh dari kolam juga terdapat patung dua rusa tutul. "Di dalam kolam itu, kata orang tua saya sempat ada ular besar, bahkan pada malam hari sering terdengar suara binatang seperti buaya bermain air," katanya.

Tak hanya itu, tak sedikit warga sekitar Batu Tulis mempercayai Bung Karno masih hidup. "Kejadiannya sekitar 7 tahun lalu, aspal di depan pintu masuk utama istana amblas berbentuk telapak kaki, saya dan warga sekitar kaget dan menilai ini adalah kaki Bung Karno, tapi percaya nggak percaya kang," kata mang Eman.

Ia juga mempertanyakan ketatnya penjagaan dan tertutupnya pagar Istana. Ada kesan istana menyimpan misteri barang berharga atau harta karun. "Kata orang tua dulu, harta karun atau barang berharga yang ada di dalam Istana Batu Tulis bisa membeli Kota Bogor," terangnya.

Maka dari itu, menurut dia wajar bila istana ditutup. Sebab di sana diduga banyak barang berharga milik Bung Karno yang jumlahnya tak ternilai.

Sementara itu, juru kunci Prasasti Batu Tulis Ibu Maemunah, 75, mengaku tidak mengetahui persis sejarah istana yang tak jauh dari kediamannya itu. "Wah saya kurang tahu, yang tahu mungkin orang-orang tua dulu," ujarnya saat ditemui di situs dan prasasti Batu Tulis.

Sementara itu berdasarkan literatur sejarah Bogor, asal muasal pembangunan istana ini ternyata lebih dekat kaitannya dengan meletusnya Gunung Salak. Letusan itu mendorong Belanda mengirim Van Riebeeck peneliti gunung atau vulkanologi untuk melakukan penelitian dampak letusan.

Gunung Salak meletus malam hari tanggal 4-5 Januari 1699. Gunung itu meletus diiringi gempa bumi dahsyat. Sebuah catatan tahun 1702 menggambarkan dataran tinggi antara Batavia dengan Cisadane di belakang bekas keraton raja-raja yang disebut Pakuan, berubah menjadi lapangan luas dan terbuka tanpa pepohonan sama sekali.

Sedemikian dahsyatnya letusan Gunung Salak, sehingga aliran Ciliwung dekat muaranya tersumbat sepanjang beberapa ratus meter akibat tertutup lumpur letusan Gunung. Tidak ada berita mengenai nasib penduduk sepanjang aliran Ciliwung waktu itu.

Namun demikian, pada 1701 penduduk Kampung Baru diceritakan masih dapat mengantar Ram & Coops ahli vulkanologi Belanda itu. Ini berarti letusan Gunung Salak tidak sampai memusnahkan penduduk Bogor. Sayang Abraham van Riebeeck tidak membuat catatan apa-apa mengenai akibat letusan itu.

Tetapi, untuk menunjukkan bahwa kehidupan penduduk masih ada di Bogor, Van Riebeeck mendirikan Istana Batu Tulis. Pendirian itu sekaligus sebagai tanda bahwa Gunung Salak tidak menakutkan lagi. Istana yang dibangun tahun 1704 oleh Van Riebeeck selanjutnya menjadi pondok peristirahatan Soekarno, Istana Batu Tulis.
[mtf]
Sumber : Merdeka.com
Haji Nyaman Bersama KBIH " Jabal Nur " Bandengan Jepara 
 Nama Kelompok : “ Jabal Nur “
Alamat                    :   Ds. Bandengan Kec. Kota Jepara
Pengasuh              : Ustad H. Abdullah Uzair
Telp                         : 081 393 577 202



Tidak ada komentar:

Posting Komentar