Minggu, 16 Juni 2013

DI MA MATHOLI’UL HUDA TROSO, Setiap Senin Ada Mauludan

 

Pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Pecangaan - Ada rutinitas baru di kampus MA Matholi’ul Huda Troso. Setiap Senin siang, seluruh warga madrasah ini bakal mengikuti acara mauludan atau pembacaan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW. Acara tersebut dimulai Senin kemarin (07/11/2012).
Sebelumnya, rutinitas serupa juga pernah digelar, namun hanya dilaksanakan saat menjelang peringatan hari kelahiran Nabi saja, yaitu di 12 hari pertama di bulan Rabiul Awal, bulan ketiga dalam sistem kalender Hijriyah.
Berdasarkan pantauan MAMHTROSO.com, mauludan dilaksanakan di jam terakhir PBM. Beberapa anggota Osis dipilih untuk memimpin acara tersebut. Mereka membaca beberapa bagian dari buku maulid Al-Barzanjiy melalui pengeras suara. Selanjutnya, seluruh siswa mendengarkan dan mengikuti acara dari dalam kelas masing-masing.
Menurut pembina Ismail, ada sekitar 4 orang anggota Osis yang dipilih untuk memimpin mauludan. “Yang kita pilih 2 putra dan dua putri. Maksudnya biar ada dinamika suaranya,” ujar Ismail. Sebelum acara dilaksanakan, keempat siswa tersebut mendapatkan pelatihan singkat darinya. “Latihannya hanya pembagian tugas, siapa yang memulai, siapa yang membaca shalawat, dan siapa yang membaca kisahnya,” terang Ismail.
Lebih lanjut Ismail menerangkan, durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan acara tersebut dibatasi hanya sekitar 15 menit saja. “Oleh karenanya, saya mencoba memilih bacaan yang penting-penting saja. Shalawat hanya 3 sampai 4refrain saja. Setelah itu pembacaan kisah, mahallul qiyam, dan ditutup doa,” terang Ismail.
Ke depannya, Ismail berencana membentuk kelompok petugas pembaca maulid. “Setidaknya ada 4 sampai 5 kelompok, sehingga setiap minggu ada nuansa baru,” terangnya. Setiap kelompok, tambah Ismail, hanya diisi oleh 2 siswa saja. “Kalau 4 orang saya kira terlalu banyak. 
Sebab praktiknya, hanya 2 orang saja yang aktif. Makanya, nanti saya akan coba menghadap kepada Kepala Madrasah untuk menyampaikan gagasan saya ini. Setiap kelompok hanya dua orang, sehingga lebih efektif,” paparnya.
Sementara itu, hampir sebagian besar siswa menanggapi positif acara mauludan tersebut. Mereka mengaku senang jika bisa berpartisipasi pada acara khas warga nahdliyin tersebut setiap pekannya. Seperti yang diungkapkan Kusrinzal Ardiyanto seusai acara.
 Siswa kelas XI IPA-2 tersebut mengungkapkan, selain dapat mengagungkan nama nabi, dirinya mendapatkan pengalaman baru di di penghujung PBM. “Kalau biasanya kita mengikuti istigasah, namun untuk hari ini dan seterusnya, kita bisa mendapatkan nuansa baru, yaitu bersalawat melalui mauludan. Dan saya kira, teman-teman juga akan berpendapat seperti itu,” ungkap Kusrinzal.
Kusrinzal juga berharap, acara tersebut tidak hanya milik pengurus Osis saja, tetapi juga siswa selain pengurus Osis dapat merasakan menjadi pembacanya. “Harapannya agar siswa yang selain pengurus Osis juga diberi kesempatan, supaya benar-benar memunculkan suasana beda,” pungkasnya. (aaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar