Minggu, 28 Mei 2017

Bulan Puasa ,Pendampingan Petani Oleh Babinsa Tak Berhenti





Demak - Dalam rangka melaksanakan tugas pendampingan ke para petani untuk mengawal swasembada pangan nasional, terus dilakukan serius aparat TNI hingga kepelosok wilayah teritorial binaan Babinsa Kodim 0716/Demak Seperti yang dilakukan oleh Koptu Masrikun Babinsa Koramil 02/Bonang ,Kodim 0716/Demak.

Walaupun hari ini puasa Ramadhan tak akan menyurutkan niatnya untuk tetap semangat melaksanakan pendampingan menanam padi diatas lahan milik bapak Suyadi, Kelompok Petani " SUMBER TANI " seluas 0,40 Ha di Ds.Gebang Arum dk. Banganom selatan kecamatan bonang kabupaten Demak, Sabtu ( 27/05 /2017)

 “Tanggungjawab mengawal pertanian di wilayah binaan merupakan perintah Komando atas yang harus dijalankan para Babinsa di wilayah binaannya, Bahkan dalam hal pertanian, Babinsa melakukan pendampingan mulai rencana turun sawah, pengolahan lahan perawatan tanaman, panen hingga serapan oleh Bulog”. Ungkap Komandan Koramil 02/Bonang ( Kapten Inf Eko Juhartono ).

Bahwa petani perlu mendapat motivasi dengan pendampingan terkait pola tanam yang menggunakan ‘jajar legowo’. Harapannya tingkat produksi padi nantinya akan bisa meningkatkan produktivitas hasil panen. Agar dalam menanam Padi menggunakan tehnik-tehnik yang telah diajarkan oleh para PPL sehingga bisa meningkatkan hasil produksinya,disamping itu dengan adanya pendampingan apabila dilapangan para Petani mengalami kendala para Babinsa dan Danramil serta PPL dapat segera mengatasinya,ujar Koptu Masrikun.

Para petani wilyah Koramil 02/Bonang berharap pendampingan Babinsa dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan. Sehingga diharapkan Babinsa selalu dapat membantu petani yang membutuhkan pendampingan. Selain Untuk mensukseskan Swasembada Pangan Nasional, Babinsa Koramil 02/Bonang ( Koptu Masrikun ) juga selalu memberikan motivasi kepada para petani untuk mengolah lahan mereka dan juga memonitor pekerjaan para petani dalam menggarap sawah di Desa binaannya.

Dalam pelaksanaan tugasnya Koptu Masrikun ( Babinsa Koramil 02/Bonang ) juga selalu berupaya untuk membantu masyarakat di Desa binaannya sesuai dengan kemampuannya sehingga dalam proses penanam padi dapat dilakukan dengan baik dan manghasilkan kualitas padi yang bagus. 

Ketua Kelompok Tani Bapak Suyadi mengucapkan terima kasih kepada Kodim 0716/Demak, khususnya para Babinsa Koramil 02/Bonang yang telah mendampingi petani ,sebab keberadaan para Babinsa di Desa yang selalu melakukan pendampingan membuat para petani bersemangat untuk tanam padi,” ungkapnya.
                                                                                   
Pendampingan tersebut antara lain dengan membantu pengolahan tanah, penyemaian, pemeliharaan tanaman dan menyalurkan hasil panen, sehingga diharapkan dengan kegiatan tersebut hasil panen dapat meningkat dan para petani lebih sejahtera.(Pendim 0716/Demak)


Sabtu, 27 Mei 2017

Bupati Demak : Sesuai Perda Miras Dilarang Dijual Di Demak



 
Pemusnahan Miras
Demak  – Komandan Kodim 0716/Demak Letkol Inf Agung Udayana saksikan pemusnahan ribuan minuman keras hasil operasi  gabungan Polres Demak, Kodim 0716/Demak dan Satuan Pamong Praja ( Satpol PP) Kabupaten Demak selama empat bulan terhitung mulai bulan Januari sampai dengan April 2017 dimusnahkan di Lapangan parkir Polres Demak. Jumat  (26/05/2017)

Pelaksanaan pemusnahan yang dihadiri Bupati Demak H.Muhammad Natsir,S.Pd.MM.M.Pd dan unsur Forkompimda plus Kabupaten Demak, Ketua MUI Kabupaten Demak, Tokoh agama dan tokoh masyarakat serta Jajaran Polres Demak dan  Sat Pol PP Kabupaten Demak.

Kapolres Demak AKBP Sonny Irawan.SIK.MH dalam sambutannya mengatakan ” Total  miras  hasil operasi dan akan dimusnahkan sebanyak 9.125 botol yang terdiri dari berbagai jenis merek dan memgandung kadar alkohol”.

” Adapun rincian dari hasil  operasi diantatanya yaitu dari Polres Demak dalam hal ini Satuan Fungsi Polres Demak menyita 6.806 botol, dan dari Polsek jajaran yang terdiri dari 14 Polsek berhasil menyita  1.240 botol, sedangkan dari Satpol PP  sebanyak 1079 botol,” jelas AKBP Sonny.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Demak dalam sambutannya  berharap  semoga miras tidak lagi ditemukan di Demak karena sesuai perda bahwa minuman yang diperjual berikan harus berkadar 0 persen alkohol.

Usai acara sambutan,  sebelum dilaksanakan pemusnahan miras Bupati Demak dan unsur Forkompimda Kabupaten Demak serta ketua MUI dan Ketua FKUB Demak melakukan penanda tanganan berita acara pemusnahan.

Dalam pelaksanaan pemusnahan miras  kali ini diawali dengan aksi melempar botol miras seisinya sampai pecah   secara simbolis oleh seluruh tamu undangan yang menandakan masyarakat Demak perangi penyakit masyarakat dalam hal ini miras.

Setelah dilakukan aksi secara simbolis, pemusnahan miras  dilanjutkan dengan cara menggilas miras berbagai jenis yaitu wishkey, Bir, arak, hingga berbagai oplosan dengan menggunakan alat berat Thandem ruller.

Dalam momen tersebut, Kapolres Demak bersama Bupati Demak dan Dandim 0716/Demak juga memgemudikan alat berat thandem ruller guna menghacurkan  miras.

Dengan dilakukan pemusnahan miras di Polres Demak  semoga dapat menekan penyakit masyarakat sehingga Polres Demak dapat memberikan kenyamanan masyarakat menjelang ibadah Ramadan.(Pendim 0716/Demak)

LBH Demak Raya Kembali Dampingi Buruh Yang Minta Haknya Pada Perusahaan

Suasana Pertemuan Bipartit


Demak – Kisah Sumirah salah satu buruh karyawan CV Buana Harus Kharisma sungguh pilu .Tanpa ada pemberitahuan tiba tiba ia diberhentikan dari perusahaan secara sepihak. Padahal  pekerjaan itu telah ia jalani selama tig tahun dengan penuh suka dan duka . Pemberhentian itu membuat ia tak lagi mendapat penghasilan sehingga membuat hidupnya semakin sudah.

Melihat kenyataan pahit itu Sumirahpun mendatangi Kantor LBH Demak raya untuk meminta dampingan hukum dalam rangka menuntut hak-haknya yang dibaiakan oleh perusahaan. Akhirnya  dengan di dampingi pengacara publik LBH Demak Raya Ahmad Zaini, S. H, Sumirah mendatangi perusahaan CV. Buana Harum Kharisma untuk menuntut hak haknya.

“ Ya  benar hari ini kita ajukan perundingan Bipartit dengan perusahaan, karena mekanisme undang undang menyatakan seperti itu. Mudah-mudahan ada solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah ini “, kata Ahmad Zaini SH.

Zaini menyampaikan permasalahan ini mulai muncul pada pertengahan Mei tahun 2017 dimana Perusahaan secara sewenang wenang memberhentikan Sumirah dari pekerjaanya tanpa proses mekanisme yang berlaku padahal Sumirah telah bekerja di perusahaan itu kurang lebih 3(tiga) tahun.

Disamping persoalan PHK sepihak, selama 3(tiga) tahun itu pula Sumirah selalu dipindah pindah tugaskan tanpa job disk yang jelas, dan gajinya juga tidak sesuai dengan UMK di Kab. Demak, terakhir ia dipindah ke bagian bangunan, dikarenakan kesalahan dalam membuang brangkalan (sisa sisa bangunan) ia dimarahi oleh pimpinan perusahaan, dan sejak itulah ia di berhentikan bekerja.
Sumirah menyampaikan bahwa ia keberatan tiba tiba tidak diperbolehkan bekerja tanpa alasan yang jelas, padahal pada waktu dia ditugaskan di bagian bangunan itu yang menyuruh membuang brangkal/ sisa sisa bangunan itu mandornya, tapi kenapa hanya dia yang di marah marahi . Ia  juga tidak pernah dimintai klarifikasi oleh pimpinan, merasa hak haknya iapun  mengadukan ke LBH Demak Raya.

.Dalam perundingan Bipartit ini pihak managemen perusahaan diwakili oleh Jiyamto Staff Lapangan dan Sumirah datang sendiri dengan didampingi beberapa Advokat publik dari LBH Demak Raya Ahmad Zaini. Namun sayang Bipartit ini gagal dikarenakan Jiyamto perwakilan perusahaan belum bisa memutuskan karena harus berembug dengan pimpinananya dan minta ditunda besok pada hari selasa, 30 Mei 2017.

 Sekretaris LBH Demak Raya Abdul Rokhim berharap agar perusahaan bersedia memenuhi permintaan buruh dan mengerjakan kembali, dan menggajinya sesuai dengab UMK yang berlaku di Kab. Demak ini, apalagi Sumirah juga sudah bekerja selama 3(tiga) tahun, jika nanti perusahan mengabaikan hal tersebut lembaga kita siap untuk menyelesaikannya   di Pengadilan Hubungan Industrial, tutupnya

Kamis, 25 Mei 2017

Selain Citra dan Delima di Jungpasir Demak , Juga Mulai Ada Jambu Madu




Demak – Desa Jungpasir kecamatan Wedung  saat ini masih eksis sebagai desa penghasil  buah Jambu di kabupaten Demak. Buah Jambu dari desa yang dikenal sebagai  gudangnya alim ini mempunyai cirri khas. Rasa manisnya jambu bercampur asin membuat Jambu dari desa Jungpasir banyak di cari di pasar atau Supermarket di Jakarta.

“ Pagi hari seperti ini warga yang berkebun jambu memanen jambu di kebunnya masing-masing. Siang didistribusikan ke pengepul. Sore hari pengepul mengepak Jambu untuk dikirim ke kota kota besar mulai Semarang , Solo , Yogyakarta , Bandung juga Jakarta . Ada yang nunut bis ada juga langsung dikirim pakai mobil”,ujar Mbah Rozikhan (65) petani yang menanam Jambu asal desa Jungpasir.

Mbah Rozikhan mengatakan warga desa Jungpasir menanam Jambu sudah ada sepuluh tahun yang lalu . Dulunya hanya satu dua warga yang mencoba menanam Jambu jenis Citra dan Delima ini. Namun seiring hasil yang dirasakan oleh petani maka banyak sawah yang disulap menjadi kebun jambu. Sawah sawah yang kurang produktif Tanami padi banyak yang dialihfungsikan sebagai kebun Jambu.

“ Kalau saya saat ini di kebun saya ada 50an pohon jambu yang sudah panen. Kalau di desa Jungpasir ini mungkin ada 500 ribua pohon Jambu . Untuk hasil panennya jika kondisi bagus satu pohon bisa berbuah 1- 1,5 kwintal jambu “, kata Mbah Rozikhan.

Menurut Mbah Rozikhan menanam jambu dengan menanam padi hitung-hitungannya lebih untung menanam Jambu. Selain mudah perawatannya juga hasilnya lumayan . Meski harga jambu menurun saat ini namun dihitung masih menguntungkan tanaman Jambu. Dampaknya terhadap warga Jungpasir cukup bagus . Sekarang anak-anak muda terjun ke usaha kebun jambu ini.

Selain dua jenis jambu yang sudah di kenal masyarakat yaitu Citra dan Delima kemarin ada varietas baru yaitu jambu Madu . Bentuknya seperti Jambu Citra namun warnanya tidak semerah Jambu Citra. Warna jambu jenis Madu ini hijau agak kelabu , namun dari segi rasanya jambu madu ini lebih manis dan banyak airnya. Keistimewaan jambu jenis Madu ini waktu berbuahnya lebih lama.

“ Nah Kalau yang ini Jambu jenis baru namanya Jambu Madu , dan baru tahun ini berbuah . jambu Butuh waktu tiga tahun untuk bisa berbuah. Dan tanaman jambu Madu ini hanya beberapa orang yang menanam salah satunya bos saya pak haji Dono ini . Dan ini semua jenis jambu Madu “, kata penjaga kebun Jambu Madu milik pak haji Dono warga desa Jungpasir pada kabaredemak.
Memang ketika kabaredemak mencoba merasakan jambu jenis Madu dari desa Jungpasir rasanya sungguh manis dan berair. Sehingga kedepan jenis Jambu Madu ini akan ditanam lebih banyak lagi di desa Jungpasir. Sehingga ke depan desa Jungpasir akan dikenal pula sebagai penghasil jambu Madu di kabupaten Demak karena struktur tanahnya cocok untuk tanaman ini. (Muin)

Awas !!!! Sawah Di Wedung Utara Mulai Mengering, Petani Butuh Air



 
Salah satu swah di Jungpasir yang mulai kering airnya
Demak – Bulan Mei ini memasuki musim kemarau di kabupaten Demak , hal ini ditandai tidaknya turun hujan sudah lebih dua puluh hari. Hal ini berakibat mengeringnya tandon air di kolam-kolam dan juga saluran tersier yang menuju ka area persawahan . Sehingga persawahan kini mulai mongering dan membuat sebagian petani resah. Padi yang ditanamnya baru setengah jalan untuk menuju panen.

Kabaredemak.com yang melihat dari dekat persawahan di Wedung Utara diantaranya desa Bungo , Mutihkulon, Mutih Wetan dan Jungpasir mengalami kekeringan karena air yang mulai menipis . Bahkan beberapa diantaranya ada yang sudah pecah-pecah tanahnya menandakan kurang air. Sehingga mereka khawatir jika tidak ada hujan atau gelontoran air padinya akan mati,

“ Ya gimana lagi saya tanam padi terhitung paling lambat , saat ini tanaman padi saya baru berumur satu bulan. Kondisinya sih bagus kelihatannya tapi ya itu sudah tidak ada hujan lagi . Akhirnya tanahnya mulai pecah-pecah mau tidak mau harus isi air dari sungai “, kata Ali Asrori (60) warga desa Jungpasir pada kabaredemak di sawahnya.

Asrori mengatakan jumlah lahan di desa Jungpasir yang rawan kekeringan pada MT II ini ada 300 Hektar. Kondisi saat ini sudah berjalan separuh menuju ke panen . Tanaman padi yang di tanam bagus sehingga petani Jungpasir berharap ada gelontoran air dari Waduk Kedungombo. Tandon air di sungai Lobang sudah turun jauh debitnya.

Pak Ali Asrori petani asal Desa Jungpasir Demak


“ Ya kita petani di sini berharap ada solusi dengan gelontoran air dari Waduk Kedungombo untuk mengisi saluran air yang sudah turun. Kalau air tinggi kita tidak butuh pompa air . Dalam kondisi seperti ini semua petani harus memompa air dari sungai atau saluran “ tambah pak Asrori.

Selain desa Jungpasir persawahan yang terdampak menipisnya air ini juga dialami desa Mutih Kulon kurang lebih 500 Hektar . Persawahan Mutih Wetan kurang lebih juga 500 hektar , belum desa Bungo dan Berahan Wetan. Jika tidak ada gelontoran air dalam waktu dekat ribuan hektar sawah itu akan Puso atau gagal panen.

“ Ya solusinya ya ada pertemuan pimpinan pimpinan desa yang mengalami kekeringan sawahnya untuk membahas bagaimana air dari Wedung Kedungombo bisa digelontorkan ke sini . Soal biaya bisa ditanggung bersama-sama . Justru jika tidak ditangani akan berdampak kerugian Miliaran rupiah “, kata salah satu Warga Jungpasir yang enggan disebut namanya .

Dia juga mengatakan dengan persawahan yang gagal panen akan berdampak pada lesunya perekonomian warga. Pasarpun akan sepi karena daya beli turun dan juga yang lainnya. Oleh karena itu ia berharap ada gerakan pemerintahan desa untuk mengatasi hal ini . (Muin)