Minggu, 09 Juni 2013

Pak Bakri Sejak Tahun 1975 , Sudah Bekerja Jadi Sopir




Bagi Pak Bakri warga Gembong Desa Datinawong kecamatan Babat kabupaten Lamongan kerja jadi sopir sudah mendarah daging. Selama hampir 40 tahun ia menjalani kerja mengukur jalan dari kendaraan berat sampai dengan kendaraan ringan . Dari kota Surabaya bergerak menuju Jakarta dan kota-kota lain di pulau Jawa. Oleh karena itu melihat kondisi jalan yang super macet saat ini hal itu sudah terbiasa, hanya sabarlah resepnya agar selamat sampai tujuan.

“ Jadi sopir resepnya harus sabar dan saling menghargai dengan yang lainnya , apalagi dalam kondisi jalan macet kita tidak boleh tergesa-gesa jika ingin selamat sampai tujuan”, aku Pak Bakri pada wartademak saat mengantar langganannya yang mudik ke Demak.

Pak Bakri pada wartademak mengisahkan , awalnya ia hanya kernet truk angkutan barang. Pada waktu itu umurnya baru 16 tahunan dan bekerja menemani sopir yang mengantar barang dari Surabaya ke Jakarta. Setelah lima tahunan jadi kernet iapun mencoba untuk latihan nyopir disela-sela waktunya ngernet. Lama kelamaan ia mahir nyopir dan iapun mencari SIM sebagai pegangan .

Setelah mendapatkan SIM itulah ia mulai bekerja sebagai sopir . Sudah puluhan kali ia berpin dah kerja . Awalnya ia kerja sebagi sopir mengantar barang di perusahaan angkutan . Hampir sepuluh tahun ia jalani pekerjaan yang penuh resiko dengan suka duka. Di jalan ia sering berkelahi dengan sesama sopir dan juga preman-preman jalanan yang sering memalak para sopir.

Kadangkala barang yang diantarnya itu diganggu oleh para preman jalanan (bajing loncat) sehingga gajinya pernah dipotong untuk mengganti kehilangan barang. Yang paling mengenaskan adalah pernah tidak membawa pulang uang karena , uang hasil nyopir digunakan untuk bersenang-senang dengan teman sesama sopir .

“ Ya habis gimana lagi , teman-teman semua ngajak senang-senang jika tidak ikut ya bisa dikucilkan . Terpaksa nggak bawa uang ke rumah karena habis untuk bersenang-senang “, kata Pak Bakri.
Melihat kondisi itu iapun berhenti jadi sopir angkutan barang , beralih menjadi sopir pribadi tetangganya . Meski hasilnya tidak sebanyak yang ia dapatkan ketika menjadi sopir namun hidupnya lebih tenang. Dia kerap dirumah dan bisa mengawasi anak-anak dirumah selain itu ia jarang bertengkar dengan orang. Bahkan karena seringnya dirumah itu ia bisa mengajari salah satu putranya menjadi seorang sopir seperti dirinya.

“ Alhamdulillah salah seorang putra saya ada yang nuruni menjadi sopir seperti saya , saya juga mewanti-wanti di agar selalu sabar dan berhati-hati . Terutama di jalan harus saling menghormati sesama pemakai jalan “, tambahnya.

Ketika ditanya penghasilan sehari-hari Pak Bakri mengatakan , jika orangnya baik dan lurus tidak mompar-mampir upah sopir cukup lumayan dan bisa untuk menghidupi keluarga. Namun jika suka mampir dan senang-senang di tempat lain berapapun penghasilan sopir akan habis. Dulu ketika masih muda ia sering upah menyopir  untuk senang-senang bersama teman , namun sekarang setelah jadi sopir pribadi semua penghasilan masuk ke keluarga untuk mencukupi kebutuhan bersama. (Muin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar