Kamis, 31 Oktober 2013

Ojek Sepeda Motor Bisa Hidupi Anak Dan Istri

Tukang ojek , hamim ( inzet )

Jepara - Sepeda motor bagi Hamim (40) warga desa Karangrandu kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara merupakan alat pencari nafkah sehari-harinya, dengan sepeda motor itu ia dapat menghidupi anak dan istrinya . Pekerjaan sebagai tukang ojek ia jalani jauh sebelum ia berumah tangga .

Ketika itu ia baru lulus dari madrasah Tsanawiyah atau setingkat SMP karena untuk melanjutkan sekolah tidak ada biaya karena ditinggal mati ayahnya iapun mencoba bekerja sebisanya. Kebetulan kakaknya mempunyai profesi sambilan sebagai tukang ojek , yaitu mengantarkan tetangganya atau siapa saja yang ingin ke kota atau tempat lain menggunakan kendaraaan roda dua atau sepeda motor.

 Suatu hari kakaknya ada keperluan maka iapun disuruh untuk menggantikan kerja kakaknya , yaitu mengantarkan pelanggannya membawa dagangan ke pasar. Awalnya ia takut karena naik sepeda motornya belum pandai , namun karena keseringan menggantikan kakaknya itu maka iapun jadi terbiasa, bahkan oleh kakaknya iapun dibelikan kendaraan sepeda motor dengan cara ngangsur atau kredit.

“ Setelah punya motor sendiri meskipun dengan cara kredit  saya jadi semangat untuk ngojek , selain bisa mejeng pakai motor juga dapat duit untuk beli bensin , sisanya untuk bayar angsuran dan sisanya lagi bisa ditabung. Setelah banyak pelanggan saya jadi jatuh cinta pada pekerjaan ojek ini , bahkan setelah rumah tangga pekerjaan ojek saya tekuni sampai sekarang “, ujar Hamim yang setiap hari mangkal di Pasar Baru desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Jepara.

Hamim yang mengaku telah beranak dua mengatakan , pekerjaan ojek baginya merupakan pekerjaan pokoknya meskipun dihitung penghasilannya tidak begitu besar namun setiap harinya bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari walau dengan kondisi sederhana.
Oleh karena itu dari pagi hingga sore ia membawa sepeda motor kesayangannya itu ke pangkalan ojek untuk menunggu orang yang ingin diantarkan kemana saja . Jika pagi hari ia mangkal di Pasar Baru desa Kedungmutih menunggu para bakul pelanggannya untuk mengantarkan dagangan dari pasar ke rumahnya masing-masing, dari pagi sampai siang ia bisa mengantarkan 4-5 pelanggannya.

Sorenya setelah beristirahat sejenak di rumah iapun kembali keluar untuk mangkal di pertigaan Pecangaan Jepara yang menjadi pangkalan keduanya karena ia mempunyai kartu anggota untuk mangkal ditempat ini.

Dari pertigaan Pecangaan ini jika kondisi ramai ia bisa mengantarkan 2 -3 orang , namun jika kondisi sepi paling sehari dapat 1 penumpang bahkan kadang-kadang hanya nongkrong saja melihat lalu lintas sekitar.


“ Ya bagi saya pekerjaan ojek ya lumayan hasilnya , jika mau keluar seharian dari pagi hingga sore kita bisa membawa pulang uang Rp 50 ribu – 60 ribu seharinya. Oleh karena itu pekerjaan ojek ini bagi saya merupakan pekerjaan pokok saya , sambilan saya menggarap sawah jika musim tanam padi, sedang istri dirumah membantu dengan terima pekerjaan jahit dari usaha konveksi milik tetangga. Semua itu untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga Alhamdulillah cukup meski  kondisi seadanya namun kami sekeluarga merasa bersyukur “, aku Hamim yang dapat membuat rumah dari hasil mengojek.(Muin)



Sobirin Harapkan Dana Perbaikan Rumah Nelayan



Sobirin di depan rumahnya

Demak - Sobirin nelayan warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak mengaku kecewa berat karena tak menerima dana pemugaran rumah nelayan. Tetangga kanan kiri  telah menerima bantuan itu sehingga bisa dipergunakan untuk memperbaiki rumahnya. Dia kini hanya duduk termenung dan berdo’a agar tahun depan gilirannya mendapatkan bantuan untuk memperbaiki rumahnya.

“ Ya dari cerita tetangga ada yang menerima Rp 6 juta tetapi ada juga yang menerima 11 juta rupiah tergantung dari kondisi rumah yang diajukan. Tahun ini saya terlewati padahal kondisi rumah saya juga masih perlu perhatian”, kata Sobirin pada Warta Demak yang menyambangi rumahnya Selasa (5/2)

Sobirin mengatakan , ketika ada pendaftaran dia sedang opname dirumah sakit karena penyakit kanker ganas di lengan tangannya. Sehingga hampir satu tahun dia tidak bekerja dalam rangka mengobati penyakitnya itu. Akhirnya dokter memutuskan untuk mengamputasi lengan kanan sampai pangkalnya. Setelah itu juga melakukan kemoterapi beberapa kali yang mengharuskan bolak-balik ke rumah sakit Kariadi Semarang.

“ Nah kebetulan ada persyaratan KTP dan juga KK untuk pengajuan bantuan bedah rumah nelayan itu. Karena saya harus focus untuk menyembuhkan penyakit kanker semua berkas semua ada di semarang karena setiap waktu dibutuhkan.  Jadilah saya tertinggal tidak mendapatkan bantuan bedah rumah itu”, tambah Sobirin.

Dengan kondisi fisik yang lemah karena tangan hilang satu itulah niatnya untuk memperbaiki rumah tidak kesampaian lagi. Semua hartanya dari perahu, mesin sampai alat tangkap dijual untuk membiayai penyembuhan kanker selama hampir satu tahun. Dengan adanya program bantuan itu dia sangat mengharapkan agar pada tahun depan gilirannya dia mendapatkan dana tersebut untuk memperbaiki rumahnya.

Kepala Desa Kedungmutih Hamdan yang dikonfirmasi membenarkan bahwa nelayan warga desanya masih banyak yang tersentuh dana bedah rumah. Oleh karena itu fihaknya telah mengajukan kembali pada program yang sama untuk nelayan yang belum mendapatkan. Bahkan dia berinisiatif tidak hanya rumah nelayan yang diajukan.

Siapapun warga desanya yang kondisi rumahnya masih memprihatinkan akan diajukan dana perbaikan lewat dinas instansi terkait. Dengan bekerja sama dengan Ketua RT dan RW fihaknyakini  mendata sekaligus mengambil gambar pada rumah-rumah yang kurang layak huni. Selanjutnya dibuatkan proposal yang ditujukan pada dinas yang terkait.

“ Untuk yang nelayan ya ke Dinas Perikanan , Yang jompo miskin ya Ke dinas Sosial , dan ke kantor dinas lainnya. Pokoknya warga kami bisa  merasakan bantuan bedah rumah “ tukas Hamdan. (Muin)

Selasa, 29 Oktober 2013

Sambut Tahun baru Hijriyah PER’SKID Gelar Gebyar Anak Sholeh



Demak – Desa Merdeka : PER’SKID (Persatuan Remaja Setro Kidul) desa Purwosari kecamatan Sayung kabupaten Demak menyambut tahun baru Hijriah 1435 menggelar berbagai lomba bertajuk Gebyar anak soleh. Acara yang direncanakan berlangsung hari Sabtu dan Minggu (9 -10 November) itu berlangsung di RT 02 RW 03.

Ketua panitia lomba Achmad Abror dalam siaran pers mengatakan tujuan dari diadakannya lomba gebyar anak soleh diantaranya membentuk jiwa anak menjadi pemenang. Melatih sportivitas anak dalam berkompetisi. Meningkatkan kualitas keimanan anak dan juga mendidik anak menjadi kesholihan.

“ Adapun tema dari kegiatan ini adalah Fastabiqul Khoirot Sebagai Bentuk Aktualisasi Anak Menuju Kesholihan Sosial “, tambah Achmad Abror.

Adapun lomba yang digelar untuk memeriahkan Tahun Baru Hijriyah adalah lomba Adzan dan Iqomah,Murrotal ( membaca Al Qur’an Tartil ),mewarnai Kaligrafi, Rangkin 1 realigi , PMD ( Per’Skid Mencari Da’I ),Jamur ( Jamaah Muji Rasul ).

“ Dalam lomba ini kami melibatkan anak-anak mulai dari TK sampai dengan pelajar SMA. Harapan kami semua anak bisa terlibat dalam kegiatan ini “, katanya.

Warga desa Purwosari yang berminat mengikuti diharapkan bisa mendaftarkan diri pada panitia lomba mulai hari ini sampai dengan tanggal 5 November 2013. Peserta bisa mendaftarkan diri pada panitia yaitu,sdr Taufiq, sdri Ari Hidayati,sdr Hanif dan sdr ahmad Yasin.

Sementara itu Ketua RT 02 RW 03 Misbakhul Munir menyambut positif adanya gelaran lomba dalam memeriahkan tahun baru Hijriah di Wilayahnya. Harapannya dengan adanya lomba itu selain memupuk persatuan dan kesatuan antar warga juga menumbuhkan bibit-bibit baru yang berakhlaqul karimah.

“ Mudah-mudahan acara yang di gelar remaja di sini bisa sukses. Untuk ke depannya bisa di gelar lagi dengan acara yang lebih meriah “, kata Misbahul Munir. (Muin)




Musim Hujan Tiba Panen Garam Di Demak Usai



Demak- Hujan yang turun tiga hari berturut turut hingga hari ini Selasa (29/10) di seputaran pantai Wedung mengakhiri panen garam tahun ini. Lahan garam yang biasanya ramai dengan ratusan petani garam kini sepi ditinggalkan oleh pemiliknya. Mereka membiarkan lahannya dipenuhi air hujan . Alat alat pengolahan juga masih dibiarkan teronggok di lahan.

“ Ya kalau setiap hari sudah hujan meski sebentar berarti musim garam sudah usai. Kita biarkan lahan di penuhi air hujan kalau ada modal kita tebarkan bibit bandeng dan udang “, kata Musyafik petani garam dari desa Kedungmutih .

Musyafik mengatakan panen garam tahun ini tak selama tahun kemarin . tahun ini panen  garam hanya 3-4 bulan saja. Akibatnya garam yang dihasilkan jumlahnya tidak maksimal seperti tahun kemarin. Gudang-gudang garam milik petani dan pengepul dalam kondisi tidak penuh. Selain itu simpanan garam tahun kemarin kebanyakan sudah habis dijual.

“ Kalau dibandingkan hasil tahun kemarin. Perolehan garam tahun ini hanya separoh lebih sedikit dibandingkan tahun kemarin. Gudang sayapun masih kosong melompong “, aku Musyafiq.

Hal sama juga di katakan Haji Achmadi  petani garam dari desa Kedungkarang. Hasil garam di lahannya tidak bisa maksimal seperti tahun yang lalu. Tahun kemarin dia bisa menjual garam pada pengepul ratusan keranjang. Selain itu masih ada sisa yang disimpan di gudang.

“ Tahun ini boro-boro menjual pada pengepul . Untuk mengisi gudang saja tidak bisa penuh. Selain waktunya yang singkat juga panasnya tidak begitu kuat “, kata Haji Achmadi yang mengaku telah puluhan menggarap lahan garam.

Menurut H. Achmadi musim garam tahun ini meski hasilnya tidak begitu banyak. Namun dari segi harganya masih cukup bagus bagi petani . Harga garam krosok di lahan petani berkisar antara Rp 10 ribu – 12 ribu perkeranjang. Biasanya 3 keranjang jika ditimbang sekitar 1 kwintal.


“ Alhamdulillah meski hasilnya tidak begitu banyak . Namun harga masih bagus . Apalagi jika nanti musim penghujan tiba. Mudah-mudahan bisa naik Rp 50 ribu – Rp 70 ribu perkwintalnya “, tukas Haji Achmadi (Muin)

Minggu, 27 Oktober 2013

Yuukkk !!!! Berburu Itik Petelur Ke Desa Karangrandu Jepara

Beberapa peternak menunggui itiknya

Kliping Berita Formasss, 2 Juni 2011

Jepara 
– Desa Karangrandu kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara sejak dulu dikenal sebagai desa pemasok bibit itik petelur, sehingga para peternak di kawasan Jepara dan sekitarnya jika ingin membeli bibit itik yang siap bertelur pasti ke desa ini. Hal itu tidak mengherankan karena desa Karangrandu dikenal sebagai desa pertanian dengan lahan sawahnya yang cukup luas dan juga banyak saluran air sebagai modal dasar untuk memelihara itik.

 Oleh karena itu jika kita kebetulan singgah ke desa ini pasti kita akan menjumpai beberapa peternak itik yang menggembalakan itiknya disawah-sawah yang habis di panen ataupun disaluran-saluran air. Itik mereka dibiarkan berkeliaran mencari makan kesana kemari setelah kenyang baru dikandangkan kembali pulang.

” Umur itik ini sudah dua bulan setengah asalnya dari anakan itik (meri ) yang saya beli dari daerah Pati seharga Rp 6.000,- setiap ekornya , Jika nanti sudah menginjak umur empat bulan itik ini sudah laku dijual untuk para peternak itik petelur nah pada saat itulah saya memperoleh hasil ”, ujar Pak Sukarno (50) peternak itik dari desa Karangrandu yang ditemui Kamis (2/6/2011).

Pak Sukarno mengaku sudah lebih sepuluh tahun bergelut usaha pembesaran itik petelur , pada saat ini dia memelihara sekitar 650 ekor itik dan akan dipanen atau dijual 2 – 2,5 bulan yang akan datang. Selain dirinya dalam mengendalikan itik-itik tersebut dia dibantu kedua orang anaknya , utamanya jika itik dibawa keluar untuk mencari pakan dari alam. 

Keberhasilan pemeliharaan bibit itik petelur ini selain pemeliharaan di kandang , juga seringnya dibawa keluar untuk mencari makan diluar . Semakin sering dibawa keluar dengan ketersediaan pakan alam yang banyak menyebabkan itik-itik yang dipelihara cepat besar . Apalagi jika menemukan daerah pertanian yang baru di panen , ha l ini menjadi kesenangan itik tersendiri.


” Memelihara atau membesarkan itik petelur ini tergolong mudah dan kecil resikonya , yang penting adalah telaten dalam pembersihan kandang dan pemberian pakan . Oleh karena itu setiap waktu saya pasti mempunyai itik yang siap bertelur , namun karena keterbatasan modal saya memeliharanya di bawah 1000 ekor . Inginnya sih lebih dari itu ”, kata Pak Sukarno .


Menurut pak Sukarno selain dirinya , warga desa Karangrandu yang lainnya juga ada yang mempunyai profesi seperti dirinya . Oleh karena itu jika peternak dari daerah lain yang membutuhkan itik siap bertelur bisa datang ke desa Karangrandu untuk melihat-lihat kondisi itik yang akan dibelinya .

 Selain itu agar ketersediaan bibit itik seperti yang diinginkan baik dari jumlahnya dan umurnya , bisa datang order atau pesan terlebih dahulu selain bisa melihat kualitas itik dan juga jumlah yang diinginkan. Itik-itik yang di pelihara warga desa Karangrandu ini dikenal bagus dan cepat bertelur , setelah dibawa ke kandang yang baru tidak ada waktu satu bulan langsung bertelur .

Itik-itik dibawa keluar cari makan

” Kita belum ada kelompok pak ya mereka berusaha sendiri-sendiri , Jika ada pembinaan dari pemerintah saya turut senang pak agar usaha peternakan itik tambah besar. Inginnya usaha yang saya kelola dengan anak-anak ini bisa bertambah besar namun karena keterbatasan modal jadi ya semampunya saja ”, harap pak Sukarno warga RT 04/04


Memang usaha ternak itik di desa Karangrandu ini seharusnya mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah utamanya Dinas Peternakan dan juga instansi lainnya , dengan pembinaan tersebut usaha mereka bertambah besar selain itu pula bisa juga sebagai icon desa. 

Apalagi lahan pertanian di sekitar desa Karangrandu cukup luas sehingga ini merupakan modal utama untuk usaha pembesaran itik , agar mereka terbina maka diperlukan uluran tangan dari pemerintahan desa . Dengan pemberdayaan peternak itik tersebut akan menjadikan meningkatnya penghasilan mereka , untuk itu di tunggu actionnya agar nasib peternak itik jauh lebih baik dari hari ini.(FM)


Makan Bakso Plus Horog- Horog Di Warung “Mbah Boleng” Sungguh Nikmat

Kliping Berita Formass, 9 Nopember 2010

Warung "Mbah Boleng"

Hujan hujan makan Bakso memang enak , ya itulah kenyataan pucuk di cinta ulam tiba ketika sedang dalam perjalanan untuk mengirimkan paketan barang toko on line ke kantor Pos Pecangaan sampai di depan Bakso dan Mie Ayam Spesial “ Mbah Boleng “kebetulan hujan deras. Laju sepeda motor aku pelankan dan mampirlah saya ke warung yang terletak dipinggir jalan raya Pecangaan – Kedung desa Karangrandu yang pada waktu itu sudah ada beberapa motor yang parkir. 

Memang menurut pengamatan saya lapak “Mbah Boleng “ ini tergolong laris dibandingkan dengan warung sejenis ditempat lainnya . Dari pagi sampai malam warung yang ditempati sekitar 1 tahunan ini tiada sepi dari pembeli hal ini dapat dilihat dari kendaraan roda dua yang parkir di depan lapaknya , serta pengunjung yang menikmati hidangan bakso dan mie ayam special.

“ Saya jualan sudah hampir sepuluh tahunan , disini baru satu tahun lebih sedikit dulunya di sebelah selatan sana warungnya kecil namun demikian pelanggan saya dari waktu ke waktu terus bertambah . Apalagi setelah pindah di tempat ini selain tempatnya luas juga nyaman suasananya sehingga pelanggan semakin kerasan disini . Menurut mereka selain harganya murah juga rasanya istimewa sehingga setiap harinya selalu habis dagangan saya “, kata istri mbah Boleng sambil membuat bakso pesanan pelanggannya.

Bakso plus horog-horog
Horog-Horog

Dikatakan , menu yang ditawarkan di warung ini adalah Bakso dan Mie Ayam special yang sudah sejak dulu dikenal orang karena kelezatannya , selain itu ada juga horog-horog yaitu semacam nasi yang dibuat dari tepung aren . Menurut informasi Horog-horog ini merupakan makanan khas dari daerah Jepara dan adanya hanya di Jepara saja di tempat lain tidak ada makanan sejenis horog-horog ini .

 Bentuknya mirip nasi berwarna bening yang biasanya dimakan dengan hanya diberi kelapa parut dan garam sedikit , namun ada pula yang dimakan bersama sayuran atau kuah lainnya. Oleh karena itu Horog-horog inipun cocok dimakan bersama dengan bakso , apalagi makannya pas siang hari dan hujan lagi sunggu sangat nikmat.

Begitu juga saya setelah bakso selesai dibuatkan saya tambahkan saus dan kecap tidak lupa saya campur dengan dua tuntum Horog-Horog yang telah disediakan dimeja yang dibungkus dengan daun pisang ( tuntum) . Alamak memang mak Nyos rasanya , kuah bakso yang nikmat dipadu dengan bulatan bakso daging sapi dan horog-horog membuat lidah saya bergoyang keenakan , satu sendok dua sendok hingga tidak terasa satu mangkuk lenyap dari pandangan mata. 

Memang lezat sekali bakso yang dipadukan dengan horog-horog . sehingga tidak mengherankan jika menu ini digemari oleh para pelanggan termasuk saya yang baru pertama kali makan bakso dipadu dengan horog-horog khas Jepara ini . Aku lihat di meja lainnya para pembelipun dengan asyiknya menikmati bakso Horog-horog made in Mbah Boleng ini , hal itu saya dilihat dari wajah mereka yang tampak puas setelah menikmati satu mangkok bakso dan horog-horog bahkan satu dua pembeli ada yang minta tambah . Satu dua pembeli ada juga yang minta dibungkuskan untuk yang dirumah , tidak lupa dengan horog-horognya.

“ Jika sedang jalan-jalan saya sering mampir ke warung bakso dan Mie Ayam Mbah Boleng ini selain tempatnya nyaman bisa lesehan dengan keluarga , juga harganya standar tidak terlalu mahal sehingga tidak menguras kantong. Apalagi horog-horognya ini bisa bikin kangen sehingga jika lewat pasti saya sempatkan untuk mampir “, ujar Ahzib salah seorang pelanggan yang membawa anak dan istrinya.



Memang warung bakso dan Mie Ayam special “ Mbah Boleng” ini bisa dikatakan sebagai warung terpopuler di sepanjang jalan mulai Pecangaan sampai Kedungmalang , selain tempatnya cukup nyaman untuk istirahat harga yang ditawarkan di warung ini standar seperti warung yang lainnya . Semangkuk Bakso di warung ini cuma Rp 4.000,- , horog-horog satu tuntumnya Rp 1.000,- . Es teh juga Rp 1.000,- , selain itu masih ada hidangan tambahan seperti tahu isi bakso dan juga sate telur puyuh. Oleh karena itu bagi yang kebetulan lewat dan belum pernah merasakan nikmatnya Bakso dan Mie Ayam “ Mbah Boleng “ ini boleh dicoba , toh cukup ekonomis harganya hitung-hitung menambah perbendaharaan kuliner di Jepara. Apalagi yang memang hobinya jalan-jalan , akan rugi jika tidak merasakan nikmatnya Bakso ditambah horog-horog di warung “ Mbah Boleng” desa Karangrandu kecamatan Pecangaan ini. Untuk routenya cukup mudah dari Bunderan pabrik plastic / karung goni Pecangaan terus aja jalan ke selatan jurusan Kedungmalang kurang lebih dua kilometer. Kalau masih belum ketemu tanya aja ke semua orang yang lewat pasti tahu warung ini. (FM)

Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com


” Arum Manis ” Jajanan Lama Yang Masih Bertahan

Mbah Suwar melayani pelanggannya
Jepara – Tahun 1980 jajanan ini amat populer dikalangan anak-anak , orang mengenalnya sebagai ” Arum Manis ” mungkin karena baunya harum dan rasanya manis . Di tahun-tahun itu jajanan ini sangat lekat dengan anak-anak selain penjualnya yang ramah –ramah , juga harganya sangat terjangkau  oleh uang jajan mereka . Penjual ” Arum Manis ” dulu tidak menggunakan alat transportasi seperti sekarang , namun dua kotaknya dipikul ke sana kemari . Yang satu merupakan mesin atau alat untuk membuat arum manis , sedangkan kotak yang satu lagi berisi perbekalan dan juga bahan untuk membuat arum manis.

Mesinnya  sederhana sekali berujud plat aluminium melingkar tempat jatuhnya arum manis dan ditengahnya berujud kaleng berputar yang berisi gula yang dipanaskan dengan lampu berbahan bakar spiritus. Gula yang dicampur pewarna kemudian diisikan pada atas kaleng yang diatur sedemikian rupa sehingga ketika dipanaskan gula itu berubah menjadi mirip awan tipis yang semakin lama semakin banyak .  Gula seperti awan itulah yang kemudian dikenal sebagai arum manis yang kemudian dimasukkan di dalam plastik-plastik kemudian dijajar rapi di tempat yang disediakan dengan penjepit khusus.

” Penjual arum manis sekarang jarang , selain harga gula yang mahal juga kalah dengan makanan model baru  . Satu plastik kecil ini saya jual Rp 500,-  kalau 2 plastik ya Rp 1.000,- . Oleh karena jarang yang jualan arum manis saya mencoba jualan kembali  ”, tutur mbah Suwar (65) warga desa Karangrandu Pecangaan Jepara yang mangkal di depan sebuah sekolah TK .

Mbah Suwar yang akrab dengan anak-anak ini mengatakan, sebelum berjualan ” Arum manis ” ia berjualan bakso ojek , permen dan roti , agar jualannya bertambah laku iapun berjualan Arum manis . Dulu teringat ketika mudanya jajanan ” Arum Manis ” cukup populer di sekolahan- sekolahan , sehingga dulu satu sekolah yang jualan arum manis tidak hanya seorang saja . Setiap istirahat tiba janan ini pasti menjadi rebutan anak-anak sekolah , namun seiring dengan kemajuan maka makanan untuk anak-anak semakin bertambah dan jajanan ” Arum Manis ” ini semakin tergeser. Adanya jajanan ” Arum Manis ” ini sekarang dapat kita jumpai di pasar-pasar malam atau keramaian lain .  Namun harganya sekarang cukup mahal setiap plastik besar Rp 5.000,- - Rp 7.500,-.

” Kalau dijual seperti di keramaian itu untung saya pasti besar , namun di sekolahan paling mahal Rp 1.000,- saja itupun jarang yang beli karena jajan mereka tidak banyak . Maklum orang desa ” tambah Mbah Suwar.

Mbah Suwar membuat " Arum Manis"


Menurut Mbah Suwar berjualan ” Arum Manis” ini untungnya cukup lumayan , gula 1 Kg saja jadi ” Arum Manis ” puluhan plastik , namun ya harus sabar melayani anak-anak . Ketika sedang pelajaran ia tidak membuat dahulu karena jika menunggu lama ” Arum Manisnya ” akan kempes kurang menarik.  Jika waktu istirahat tiba iapun terus membuat ” Arum manis” dengan cara memutar mesin sederhana itu seraya memasukkan gula  yang dipanasi dengan lampu spiritus. Mengapa lampu spiritus  ? , kalau memakai lampu minyak selain menimbulkan asap hitam juga bau minyak ikut terasa di ” Arum Manis”

Karena jamannya telah berubah dulu penjual ”Arum Manis” memikul kotak kesana kemari , namun Mbah Suwar sekarang menggunakan sepeda motor untuk mengangkut kotak mesin pembuat ” Arum manis”. Dari rumahnya yang berjarak 10 – 15 km dari tempatnya mangkal Mbah Suwar berangkat dan pulang menggunakan motor bebek tuanya . Ayo siapa yang ikut jejak Mbah Suwar jualan ” Arum Manis ” , jajanan lama yang masih bertahan. (FM)


Fatkhul Muin                                                                                    
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.for-Mass.Blogspot.com)


Bu Munafiah Karangrandu , 35 Tahun Bantu Suami Cari Nafkah


Biar penghasilan sedikit namun halal dan berkah itulah yang dicari oleh Ibu Munafiah ( 57 ) warga Desa Karangrandu kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara ini . Selama hampir 35 tahun ia berjualan makanan kecil di sekolah seputaran Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak dalam rangka membantu suaminya mencukupi kebutuhan sehari-hari.

 Pagi hari habis subuh setelah menyiapkan sarapan dan makan siang untuk keluarga dengan bakul di gendongan iapun membawa dagangannya dengan naik angkudes menuju SD tempatnya mangkal sehari-hari. Makanan atau jajanan yang ia jual diantarnya bakso ojek, kacang oven, agar-agar , gulali dan masih banyak yang lainnya tergantung musim dan selera anak-anak. Tempat ia jualpun cukup diemperan sekolah dengan menurunkan bakulnya untuk menggelar dagangannya dan iapun duduk di dingkilik kayu kecil untuk menunggu pelanggannya yang kebanyakan anak-anak kecil.

“ Kalau di hitung saya jualan seperti ini sudah lebih 35 tahun dan jualan saya ya seperti ini mas , saya jualannya tidak terlalu ngoyo yang penting dagangan saya habis saya sudah senang. Hitung-hitung bantu suami untuk cari nafkah menghidupi keluarga meski sedikit hasilnya asal barokah . Dari hasil ini saya bisa bantu suami menyekolahkan anak-anak dan juga mondok do pesantren “, ujar Ibu Munafiah yang hari itu mangkal di SD Kedungmutih 2

Ibu Nafiah enunggui dagangannya , sederhana
Awal mula jualan makanan kecil di sekolah ini berawal dari tidak ada kesibukan di rumah karena suami kerja diluar desa ,daripada nganggur iapun minta ijin suaminya untuk berjualan jajanan di sekolah . Pada waktu suaminya mencoba untuk mecegahnya namun karena memang tidak ada kesibukan di rumah suaminyapun mengijinkan ia untuk berjualan , namun tugas utama sebagai ibu rumah tangga tidak ditinggalkan begitu saja. 

Malam hari iapun menyiapkan dagangannya  berupa agar-agar yang ditempatkan dalam wadah kecil-kecil , kerupuk macaroni ia beli kiloan lalu ia bungkus kecil-kecil , begitu pula kacang oven.  Selain itu dagangannyapun ia lengkapi dengan bakso ojek yang ia buat dari tepung terigu yang  diberi bumbu kemudian ia bulatkan seperti bakso , untuk saosnya ia campur bumbu kacang dengan kecap dan juga saos yang pedas. Setelah jadi semua dagangannya ia tempatkan dalam bakul , sedangkan untuk bakso ojeknya ia tempatkan dalam dandang kecil yang ia bungkus dengan kardus sehingga mudah dibawa.

Untuk membuat dagangan dalam bakul itu modal yang ia keluarkan tidaklah banyak paling 200 ribuan sudah cukup banyak . Meskipun demikian hasilnya yang ia dapatkan setiap harinya cukup lumayan setelah dikurangi transportasi ia bisa mendapat keuntungan Rp 35.000,- - Rp 40.000,- , oleh karena itu jika badannya sehat ia tetap keluar menjajakan dagangannya. 

Selain tidak memberatkan dagangan yang ia jajakan cepat habis karena harga jualannya cukup murah sekali beli anak cukup mengeluarkan uang Rp 500 – Rp 1.000,- . Saking akrabnya dengan anak-anak kadang-kadang banyak pula dari mereka yang ngutang karena uang jajannya habis , dan besok paginya dibayar . Bahkan kadang adapula ibu yang mengantar anaknya kesekolah dulunya pernah membeli dagangannya dan sekarang ia telah mempunyai anak yang bersekolah di tempat itu juga.

“ Saking lamanya saja jualan di SD Kedungmutih ini banyak anak-anak sekarang yang ibu atau bapaknya dulu pernah membeli dagangannya saya ketika bersekolah dulu. Mereka mengatakan saya awet muda sejak dulu sampai sekarang wajah saya kok tidak berubah “, tambahnya.
Hidup ini jangan ngoyo , terima apa adanya

Ketika ditanya resepnya , ibu beranak lima ini mengatakan menerima apa adanya yang diberikan oleh tuhan menjalani hidup dengan biasa tidak ngoyo. Selain itu jika ada kesusahan kita ambil hikmahnya , jika mendapat sesuatu yang lebih bersyukur. Dengan prinsip itulah ia mengaku dapat menyekolahkan anak-anaknya meskipun tidak lulus sarjana , 

namun semuanya sudah lulus SMA tinggal yang bungsu masih duduk di bangku SMK . Dengan berjualan makanan kecil di sekolah itupun hidup rumah tangganya cukup berkah , oleh karena itu selama badannya masih sehat ia tetap menjalankan profesi ini. Namun sayangnya dari beberapa anaknua itu tidak ada yang menuruni pekerjaan berjualan makanan kecil disekolah , karena mereka sudah punya pekerjaan sendiri-sendiri ( FM)

Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com

Menikmati Nasi Goreng Babat Telur “ Rama “ Purwogondo Jepara


Kliping Berita Formass, 20 Desember 2011

Nasi Goreng babat

Jepara – Bagi penggemar kuliner di kawasan desa Purwogondo kecamatan Kalinyamatan Jepara pasti sudah mengenal warung tenda yang satu ini. Warung dengan tenda berwarna hijau bertuliskan “Nasi Goreng Babat –Telur Rama “ ini membuka lapak di dekat pertigaan Purwogondo. Lapak nasi goreng ini dibuka sekitar jam 6 sore dan ditutup menjelang tengah malam . Meski kondisi warung cukup sederhana  , namun warung yang menyajikan nasi goreng campur Babat atau telur ini tiada sepi dari pembeli. Selain di makan di tempat banyak pula pelanggan yang membungkusnya untuk yang dirumah.

“ Saya berjualan di tempat ini sejak tahun 1995 , namun sebelum tahun itu saya ikut orang berjualan nasi goreng di Semarang. Setelah bisa membuat sendiri dan punya sedikit modal saya kemudian buka warung nasi goreng disini “, aku Sahlan (48) pemilik usaha nasi goreng “ Rama “ pada wartawan yang menemuinya Senin ( 19/12)
Pak Sahlan menyajikan nasi goreng untuk pelanggannya

Sahlan yang asli warga desa Kendeng Sidi Alit mengatakan , selama buka warung di seputaran pertigaan Purwogondo ini hasilnya cukup lumayan. Meski tidak berlebihan namun setiap harinya bisa untuk menghidupi keluarga sehingga usaha ini ditekuni sampai saat ini. Setiap harinya warung tendanya selalu buka  menyediaakan nasi goreng ala semarang dengan camnpuran telur dan babat. Nasi putih ia goreng bersama bumbu yang ia ramu sendiri , setelah bercampur baru babat dan telur ia campurkan . Nasi putih setelah dicampur dengan bumbu , babat, telur dan kecap berubah warna menjadi coklat yang menggugah selera.

Dalam keadaan masih hangat nasi goreng ia sajikan dalam piring yang diatasnya di alasi daun pisang hijau sehinga menambah selera bagi yang ingin merasakan. Selain itu di meja tersedia sambal dan juga acar sebagai pelengkap nasi goreng . Untuk minumnya ia sediakan   teh  hangat atau es teh. Tak ketinggalan kerupuk kerung juga tersedia di sana yang membuat makan jadi berselera.
“ Selain makan di tempat banyak pula pelanggan kami yang meminta untuk dibungkus , harga piringan dan bungkusan sama . Warung kami  ramainya jika malam minggu tiba atau jika kondisi habis hujan orang butuh hangat-hangat “, kata Sahlan sambil mengoreng nasi di wajan.


 Harganya nasi goreng babat atau telur di warung tenda “Rama” milik pak Sahlan ini cukup terjangkau kantong kita . 2 piring nasi goreng babat , 2 gelas es teh dan kerupuk hanya Rp 17.500,- atau Rp 20.000,- kembali Rp 2.500,-.. Nah bagi anda yang kebetulan lewat tempat ini dan belum pernah merasakan nikmatnya nasi goreng babat telur “ Rama” Purwogondo silakan mampir dan rasakan sensasinya. (Fatkhul Muin)