Demak
-
Bagi Nur Ahmad Rofiudin (24) warga Dukuh Sidomulyo Desa Rejosari kecamatan Mijen
kabupaten Demak mempunyai usaha sendiri adalah hal yang menyenangkan. Oleh
karena itu setelah hampir sepuluh tahun merantau meninggalkan desanya bekerja
untuk orang lain, kini ia kembali ke desanya kembali.
“ Alhamdulillah berkat
internet kami mendapat pengalaman berusaha beternak Ayam Jowo Super. Dengan
mencoba memelihara 200 ekor dalam jangka 2 bulan sudah kelihatan keuntungannya
“, ujar Rofiudin pada Warta Demak yang berkunjung ke rumahnya.
Rofiudin mengatakan ,
keinginan untuk membuka usaha sendiri sudah sejak lama. Namun baru kesampaian
empat bulan yang lalu. Awalnya ia buka internet untuk mencari usaha yang cocok
dengan tempat tinggalnya. Ketemulah ia dengan usaha ternak ayam Jawa super yang
baru ngetrend dimana-mana.
Dengan modal seadanya
iapun membeli bibit anakan dari Kudus sebanyak 200 ekor dengan harga sekitar Rp
5.000,-. Untuk kandangnya ia memanfaatkan lorong rumahnya dan tetangga dengan
lebar 1,5 meter . Untuk pakannya iapun membeli lipur dari toko makanan ternak
di Pecangaan.
Selama dua bulan ayam itu
ia pelihara sesuai dengan panduan yang ia dapatkan di internet . Selain
pemberian pakan yang teratur kebersihan kandang diperhatikan. Kesehatan ayam
juga di jaga dengan pemberian obat atau vaksin yang diberikan dalam minuman
ayam.
“ Alhamdulillah dalam
percobaan tahap pertama 200 ekor ayam yang kami pelihara kematiannya di bawah 5
persen. Setelah semua pengeluaran dihitung saya dapat untung sekitar 1 Juta
rupiah “ kata Rofiudin.
Dari keberhasilan tahap
pertama itulah maka Rofiudin mengisi kandang lorong rumahnya itu kembali dengan
bibit ayam. Yang pertama ia isi bibit anakan sebanyak 200 ekor . Setelah yang
pertama berumur 25 hari , maka separoh kandangnya ia isi kembali anakan
sebanyak 200 ekor .
“ Alhamdulillah yang
pertama ini udah lebih satu bulan mungkin 15 hari lagi akan panen . Nah jika
yang ini di panen yang sebelah sana nanti kita pindahkan ke sini “, kata
Rofiudin .
Kandang
Permanen
Melihat usaha peternakan
ayam Jowo yang masih prospektif itulah Rofiudin memberanikan diri untuk
mengembangkan usaha yang lebih besar. Kandang di samping rumahnya itu selain
sempit juga dekat dengan pemukiman warga. Dengan meminjam BPKB orangtuanya
rencananya ia akan membuat kandang permanen di pinggir sungai depan rumahnya.
Rencananya ia akan mengisi
kandangnya itu sekitar 1.000 ekor bibit ayam. Modal yang dibutuhkan cukup
banyak untuk ukuran dia yang masih bujangan. Untuk bibitnya saja sekitar 5 juta
rupiah , kandang membutuhkan biaya sekitar 5 juta rupiah . Sedangkan pakan
setidaknya butuh modal sekitar 10 juta rupiah.
“ Ya untuk bibit 1.000
ekor minimal modal yang dikeluarkan Rp 15 – 20 juta . Nah untuk keperluan ini
rencananya kami akan mengajukan kredit ke Bank BKK atau BRI . Mudah-mudahan
bisa cair “, harap Rofiudin.
Menurut Rofiudin beternak
ayam Jawa ini lebih mudah dibandingkan beternak ayam potong jenis horn. Selain
anti penyakit ayam juga mudah pemerliharaannya. Kandangnya sederhana tidak
perlu diberi kipas pendingin jika cuaca panas . Ayam juga tahan dengan suara
bising sehingga tidak perlu memutarkan music.
“ Pokoknya usaha ternak
ayam Jawa Super ini cukup prospektif karena hasil panennya harganya juga
lumayan sedangkan barang diambil oleh para bakul ke sini “, ujar Rofiudin
menutup sua. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar