Senin, 30 Desember 2013

Busri Pedagang Garam Yang Sukses dari Demak

Wilayah kecamatan Wedung kabupaten Demak saat ini merupakan daerah penghasil garam terbesar di kabupaten Demak .Adapun desa –desa sentra penghasil garam tersebut adalah desa Kedungmutih . Kedungkarang, Babalan, Tedunan, Kendalasem dan Berahan Wetan. Keenam desa inilah setiap tahunnya menghasilkan puluhan ribu ton garam yang kemudian dipasarkan oleh para pengepul maupun pedagang ke seluruh pelosok Indonesia. 

Garam dari Demak ini oleh pedagang atau pengepul di pasarkan ke daerah Juana , Semarang, Solo , Bandung , Jakarta , bahkan ada pula yang dibawa keluar pulau jawa seperti pulau Sumatera, Kalimantan , Maluku sampai ke Irian Jaya atau Papua . Dari usaha garam inilah memunculkan sosok pedagang atau pengepul garam yang cukup terkenal di desa Kedungmutih Busri namanya . Setiap harinya ia mampu memasarkan garam hasil dari petani garam di Demak 5 – 6 truk besar yang bermuatan 6-8 ton selama hampir lima belas tahun tanpa henti . 

Oleh karena itu Busri saat ini bisa dikatakan sebagai pengusaha garam yang sukses , semua pedagang garam di kota-kota besar pasti mengenal sosok Busri karena ketekunan dan kejujurannya dalam berusaha. Bagi petani garam desa Kedungmutih Busri merupakan mitra kerja yang baik , karena hampir semua petani garam di sekitar desa Kedungmutih pernah bekerjasama dengannya dalam hal jual beli garam . 

Selain itu peran Busri dalam mengendalikan harga garam juga cukup nyata, dengan adanya pedagang local yang berperan maka pedagang garam pendatang tidak akan bisa mengatur harga seenaknya sendiri. 




“ Saya berbisnis garam krosok ini sudah hampir lima belas tahun mas , awalnya saya hanya kuli angkut garam namun karena saya mau belajar dengan keadaan akhirnya saya bisa berbisnis garam sampai sekarang. Saya cukup bersyukur dari usaha ini saya bisa memberi pekerjaan pada teman-teman yang lainnya dan satu dua teman ada juga yang mengikuti jejak saya menjadi pedagang atau pengepul garam “ ujar Busri ( 45 ) yang ditemui di pool pengangkutan garam desa Kedungmutih belum lama ini.

Hanya Tamat SD

Busri yang saat ini menjadi salah satu pengusaha binaan BRI Demak menceritakan , dia lahir dari keluarga miskin ayahnya adalah seorang buruh tani yang tidak mempunyai tanah garapan sehingga kerja sehari-harinya adalah membantu tetangga menggarap sawah atau tambak . Jika tidak ada yang menyewa tenaganya ayahnya mencari ikan ke laut , sungai ataupun tambak-tambak yang habis di panen sehingga penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari saja. 

Karena kemiskinan itulah yang menyebabkan Busri hanya tamat SD saja , teman-teman yang lain banyak yang melanjutkan ke SMP atau Madrasah Tsanawiyah dia tidak dapat berbuat banyak. Untuk meringankan beban orang tuanya sehabis tamat SD Busri bekerja mencari uang dengan cara mencari ikan di laut, sungai , atau saluran tambak seperti yang dilakukan oleh ayahnya. Jika musim garam tiba yaitu musim kemarau Busri bekerja serabutan , 

jika ada yang membutuhkan tenaganya menggarap lahan garam ia membantu membuat garam, jika ada yang membutuhkan sebagai buruh angkut iapun bersedia menjadi buruh angkut. Dalam rangka untuk menyambung hidup pekerjaan apapun asal halal ia terima .



Dari hasil bekerja sebagai buruh penggarap garam dan buruh angkut ini sebagian ia sisihkan sebagai tabungan , makin lama tabungan makin banyak . Setelah terkumpul cukup banyak iapun beralih profesi sebagai penyewa lahan garam , selain telah menguasai cara membuat garam juga tidak ingin menjadi buruh terus. 

Rupanya nasib baik berfihak kepadanya dari menyewa garam sepetak awalnya , satu musim hasilnya dapat digunakan untuk menyewa sepetak lagi begitu seterusnya . Sehingga selain dia yang menggarap lahan garam , dia juga memberi pekerjaan kepada tetangganya dengan system maro yaitu pembagian hasil dari pembuatan garam tersebut.

Dari hasil menyewa garam tersebut dia juga sisihkan kembali sedikit demi sedikit sebagai simpanan setelah terkumpul banyak Busripun akhirnya membeli lahan garam yang ia idam-idamkan sejak kecil . Setamat SD ia mempunyai pikiran jika keluarganya seperti ini terus yaitu menjadi buruh penggarap maka nasibnya sulit berubah yaitu menjadi miskin terus, sehingga dalam hati kecilnya dulu ia akan bekerja keras supaya bisa membeli lahan tambak garam sehingga bisa merubah nasibnya. 

“ Setelah mempunyai lahan sendiri inilah nasib keluarga kami mulai membaik, lahan garam saya sewakan kepada orang lain , sayapun mulai berbisnis garam yaitu membeli garam dari lahan petani garam untuk dijual pedagang dipool pengiriman . Saat itu saya baru tahap pengepul saja belum berdagang garam antar kota atau antar pulau “, cerita Busri mengenang.

Membuat Gudang Penimbunan 

Karena ketekunannya dari jual beli garam kecil-kecilan maka semakin lama usaha yang digelutinya semakin berkembang sehingga modhal simpanannya juga semakin besar. Melihat harga garam yang tidak stabil setiap tahunnya Busri mencoba menangkap peluang yang ada , jika musim panen raya tiba harga mulai jatuh Busri membuka tabungannya dengan membuat gudang-gudang penyimpanan garam. 

Gudang setelah jadi kemudian dia isi garam hasil pembelian dari para petani disekitarnya sampai penuh , dan jika musim penghujan tiba atau harga mulai beranjak naik gudang-gudang itupun dibongkar isinya untuk dijual . Justru dari penimbunan garam inilah pernah keuntungannya berlipat-lipat karena musim kemarau yang pendek dan musim hujannya cukup panjang , akibatnya petani garam kesulitan membuat garam dengan sendirinya harga garam menjadi mahal. 



Dengan kepandaiannya membaca alam itulah perkiraan dia tidak meleset setiap persediaan garam di gudang banyak harga selalu naik meski sedikit , selain itu pula membuat rekan bisnisnya senang karena setiap permintaan selalu dipenuhinya dengan baik. Kelebihan stok dalam gudang itulah yang kemudian dia coba membuka pasaran keluar Demak ,

 yang sebelumnya dia telah belajar banyak dengan rekannya sesama pedagang garam. Awalnya hanya 1 truk per minggu sekali lambat laun permintaan tambah terus hingga saat ini setiap hari paling sedikit ia kirim garam krosok ke daerah Solo dan sekitarnya paling sedikit 5 truk bahkan kadang kala bisa sampai dengan 10 truk perharinya.

“ Permintaan garam bisa saya penuhi dengan baik karena simpanan garam saya di gudang , jika kurang saya ambilkan garam dari teman sesama pedagang garam dan kita membagi keuntungan yang tidaka saling merugikan. Dari petani dia membeli berapa kemudian dia saya beri keuntungan tersendiri sehingga berapapun saya butuh garam mereka selalu menyediakannnya untuk saya “, Tutur Busri ketika di tanya salah satu resep keberhasilannya sebagai pedagang garam.



Menuai Hasil

Jika dilihat dari keberhasilannya menjadi salah seorang pedagang garam yang cukup menonjol di desanya orang tidak menyangka jika dia hanya tamatan SD saja , karena perputaran uang yang ia jalankan setiap bulannya mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah . 

Namun berkat ketekunannya belajar dari keadaan yang ada juga belajar pengalaman dari teman-temannya yang dulu terjun dalam bisnis pergaraman kesulitan demi kesulitan dapat teratasi dengan sendirinya. 

Seperti halnya menggunakan HP ia masih kesulitan jika menerima SMS dari rekan bisnisnya untuk membuka SMS pada awalnya ia tidak bisa apalagi menjawab SMS itu , namun karena ia tidak malu bertanya meskipun belum lincah sekarang sudah bisa kirim SMS atau menjawab SMS yang masuk.



Dari hasil kerja kerasnya dari kuli angkut sampai sekarang menjadi salah satu pedagang garam di desa Kedungmutih Busri beserta keluarganya kini telah menuai hasil. 

Keberhasilan itu diantaranya rumah yang dahulunya masih berlantai tanah dan semi permanen , kini sudah tembok megah dan tidak kalah dengan rumah sekitarnya. Untuk lebih mengefisienkan biaya tranportasi ia telah membeli satu buah truk yang ia beli secara kredit dan saat ini hampir lunas, harapannya ke depan ia akan menambah armada angkutannya satu unit lagi. Selain itu tanah garapan tambak garamnyapun cukup luas dengan gudang-gudang garam yang setiap musim selalu dipenuhinya dengan garam yang ia beli dari para petani disekitar desanya.(FM)


Fatkhul Muin 
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com )

 


SD Kedungmutih Terima DAK Rehabilitasi Ruang Kelas




Demak – SD Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak tahun 2013 ini menerima dana DAK sebesar Rp 122.790.000 untuk rehabilitasi ruang kelas. Dana tersebut telah dilaksanakan swakelola oleh sekolah dan juga komite yang diperkirakan selesai pada akhir bulan Desember ini.

“ Dana tersebut untuk menyelesaikan ruang kelas yang dibangun tahun lalu. Selain keramik tiga local , pengerjaan plapon dan juga menghaluskan dinding kelas “, ujar Zaenal Fathoni Guru SD Kedungmutih selaku Ketua Pelaksana pada FORMASS , Selasa (31/12)

Zaenal mengatakan waktu pengerjaan yang cukup singkat membuat fihaknya harus bekerja keras . Selain membeli membeli matreal juga mengkoordinasikan para tukang. Namun hal itu menurutnya bukan halangan karena tahun lalu fihaknya juga telah menggarap pekerjaan yang sama.



“ Alhamdulillah pekerjaan rehabilitasi kelas sudah rampung tinggal finalisasi beberapa bagian . Untungnya pekerjaan kita ini di dalam ruangan meski hujan lebat para tukang tetap bekerja dengan lancar “, kata Zaenal Fathoni yang juga guru Agama.

Disis lain Kepala SD Kedungmutih Upik Kandarsih, S Pd menyambut gembira adanya DAK tahun ini. Sehingga tiga local tahun yang lalu bisa disempurnakan sehingga bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Kelebihannya digunakan sebagai laborat untuk penyimpanan alat peraga.


Namun demikian fihaknya tahun depan masih mengharapkan bantuan dari pemerintah lagi untuk membuat pagar sekolah. Pagar yang sekarang ada sudah tidak layak lagi . Selain rusak di beberapa bagian juga kelihatan rendah karena jalan raya depan sekolah sudah ditinggikan.

“ Harapan kami tahun depan kami mengharapkan bantuan lagi untuk merehabilitasi pagar sekolah depan dan juga membuat pagar sekolah yang baru di sebelah timur “, kata Upik Kandarsih.


SD Kedungmutih adalah hasil merger antara SD Kedungmutih 1 dan SD Kedungmutih 2 . Diharapkan setelah menjadi satu SD Kedungmutih menjadi salah satu SD andalan di pesisir Wedung . Lulusannya bisa bersaing dengan sekolah lain juga prestasi siswanya lebih meningkat dan mampu berprestasi di tingkat kecamatan Wedung.(Muin) 
  


Bang Moyo Si Abang Tukang Bakso Dari Kedungkarang


Demak – Bagi warga desa Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak nama Moyo tak asing lagi. Setiap hari lelaki paruh baya ini keliling berjualan bakso dengan sepeda motor. Profesi sebagai tukang bakso ini sudah dijalani lebih dua puluh tahun.

Selain dirinya istrinya di rumah juga mempunyai profesi yang sama. Namun setiap hari hanya berkeliling di kampungnya saja dengan kereta dorong. Lain dengan dirinya ia mobiling dari desa satu ke desa lainnya. Setiap hari 2 -3 desa ia sambangi.

“ Ya namanya jualan keliling ya muter-muter mas. Kalau desa ini sepi ya pindah desa yang lain. Kalau istri saya di rumah ya hanya satu kampung saja pakai gerobag “, kata Moyo pada FORMASS, Selasa (31/12)

Dulu sebelum ider pakai sepeda motor iapun keliling dengan gerobag dorong. Namun karena menggunakan sepeda motor lebih efektif iapun beralih naik sepeda motor. Dengan mengeluarkan biaya yang lumayan iapun membuat lemari dan tempat kompor untuk memanaskan kuah bakso.

Awal-awal ider memakai sepeda motor kompor yang ia gunakan masih menggunakan minyak tanah. Sehingga perlu kehati-hatian dalam menjalankan sepeda motor. Jika jalanan berlubang-lubang ia harus jalan pelan agar minyak tidak tumpah.

Namun setelah adanya penggantian minyak tanah menjadi gas. Ider Bakso dengan sepeda motor lebih praktis. Kompor diletakkan di sisi kanan sedangkan tabung gas diletakkan disebelah kiri. Selang gas dibuatkan lubang khusus yang menuju ke kompor.

“ Ya lebih praktis pakai gas Mas kini ider lebih aman dan nyaman. Untuk gas ini setiap dua hari sekali ganti karena kompor setiap waktu hidup terus agar kuah bakso selalu panas “, aku Moyo.

Menurut Moyo berjualan bakso di desa harus mempunyai jurus-jurus tertentu agar disenangi pelanggan. Untuk harganya ia tidak mematok harga khusus tergantung kemampuan si pembeli. Satu mangkok bakso dijual mulai Rp 1.500 – Rp 5.000,- . Namun untuk kelas desa rata-rata pembeli mengeluarkan uang Rp 2.000,- Rp 3.000,.

Meskipun demikian jika habis dagangannya iapun memperoleh pendapatan yang lumayan dari penjualan baksonya. Dari usaha jualan bakso ini iapun bisa mencukupi segala kebutuhan hidupnya . Dari belanja sehari-hari ,biaya sekolah sampai membeli perabotan rumah.

Oleh karena itu bagi yang belum mempunyai pekerjaan jualan bakso ini bisa sebagai alternative pekerjaan. Sebelum terjun ke dunia perbaksoan ini harus latihan dulu . Bagaimana cara membuat gelondongan , membuat kuahnya dan juga menyajikannya.


“ Memang sebelum terjun ada rasa malu , namun setelah beberapa hari rasa malu akan hilang apalagi jika sudah tahu hasilnya berjualan bakso ini “, kata Djamino. (Muin).





Minggu, 29 Desember 2013

Kamus Bahasa Jawa Pelestarian Budaya Jawa Lewat Buku



Bahasa Jawa saat ini menjadi salah satu bahasa daerah yang mendominasi di wilayah Indonesia bahkan juga di luar Negeri. Hal itu tidak mengherankan karena suku Jawa telah bermigrasi ke berbagai daerah bahkan juga ke luar negeri.

Migrasi orang jawa keluar yang terbesar sepanjang sejarah adalah ketika ribuan orang Jawa dibawa ke negeri Suriname. Suriname pada waktu itu adalah jajahan negara Belanda. Kini suku Jawa itu telah beranak pinak hingga kini . Bahkan beberapa orang telah menduduki jabatan penting disana.

Bahkan yang membanggakan bahasa Jawa di sana juga menjadi salah satu bahasa pergaulan sehari-hari . Selain itu logat bahasa Jawa disana katanya masih asli seperti kata-kata bahasa jaman dahulu dari daerah mana mereka diambil.

Salah satu cara kita melestarikan bahasa jawa agar tidak punah adalah mempelajarinya lewat kamus. Ada bermacam Kamus bahasa jawa yang telah beredar. Salah satunya adalah KAMUS BAHASA JAWA ( jawa – Indonesia – Inggris) karya Suhardiman Suryo Hadi.

Kamus setebal 400 halaman ini selain berisikan kata-kata jawa yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Juga berisikan berbagai macam pengetahuan (Kawruh) tentang Kejawaan. Misalnya ada pengetahuan tentang perangane awak . Disajikan dalam tiga tembung ngoko,kromo madya dan kromo inggil (Hal 7).

Dihalaman lain juga disajikan berbagai macam tembung. Ada tembung kosok balen seperti edhum x panas, Lanang x wadon , dhoyong x jejeg. Tembung saroja seperti Abang Mbranang,Campur bawur ,dhawuh timbalan dan lain sebagainya. (hal 27)

Dalam kamus bahasa jawa ini juga  menyajikan berbagai macam pengetahuan bahasa jawa. Dari berbagai nama atau jeneng dari jenenge anak kewan( binatang ),jenenge wit ( pohon) , jenenge godhong (daun). Jenenge kembang (bunga), Jenenge wektu (mangsa) sampai dengan jenenge tali ( berbagai macam tali ).

Pengetahuan tentang dunia pewayangan dan gamelan  juga ada dalam KAMUS BAHASA JAWA ini. Diantaranya nama  kesatria dan tempat nya misalnya Raden Abimanyu satriya ing plangkawati ( hal 127 ) . Ada pula nama raja dan kerajaannya seperti Prabu Arjuna Sasrabahu ing Maespati (hal 128). Pada halaman 129 ada pengetahuan tentang pusaka,gegaman lan aji-aji . Contohnya Aji Pancasona milik prabu danaraja.

Tembang atau nyanyian jawa juga dikupas dalam kamus ini. Tembang dibagi tiga ada tembang mocopat ,tengahan dan tembang gedhe. Untuk tembang mocopat terbagi menjadi 11 tembang. Sedangkan tembang tengahan terbagi 4 dan tembang gedhe juga terbagi 4. (Hal 120)

Buku ini terbagi dua segmen masing masing segmen pertama dari halaman 1 sampai 149 berisikan berbagai pengetahuan atau kawruh tentang bahasa, budaya dan juga kebiasaan orang jawa. Sedangkan untuk kamusnya mulai halaman 150 – 400 berisikan kata-kata jawa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Contoh beberapa kata yang tertulis dalam kamus ini adalah, andha = tangga = stairs. Ndableg = Nakal = naughty. Jaba = Luar = outside. Driji = jari = finger. Kados = seperti = like. Kiyat = kuat =strong. Rabuk = pupuk = manure. Yekti = Nyata = obvious dan masih banyak lagi yang lainnya.

Membaca buku kamus Jawa ini bisa menjadikan keasyikan tersendiri terutama bagi pecinta bahasa atau budaya Jawa. Buku ini juga penting di baca oleh berbagai kalangan baik pelajar , Mahasiswa , guru dan siapa saja yang peduli akan kelestariyan bahasa Jawa. (Muin)




Kamis, 26 Desember 2013

Mangrovre Di pinggir Jalan Kedungmutih – Babalan

Add caption

Demak – Jalan raya yang menghubungkan desa Kedungmutih dan Babalan kecamatan Wedung kanan kirinya areal sungai dan tambak. Oleh karena itu rawan longsor jika musim penghujan tiba. Untuk mengurangi longsor jalan maka kanan jalan ditanami bibit mangrove.

Mangrove yang masih kecil-kecil itu ditanam di pinggir talud jalan . Dengan bantuan bilah-bilah bambu diharapkan bibit mangrove itu akan menjadi besar. Diharapkan setahun atau dua tahun ke depan bibit mangrove itu akan menjadi besar.

“ Harapan kita semua mangrove ini bisa tumbuh dengan baik. Selain untuk mencegah abrasi juga bisa mengurangi panas terik jika musim kemarau tiba “, kata Mastokin warga desa Kedungmutih pada FORMASS, Jum’at (27/12).

Mastokin mengatakan , jalan desa Kedungmutih – Babalan merupakan jalan yang cukup vital bagi warga sekitar. Selain untuk jalan menuju tambak garam juga merupakan jalur alternative menuju ke kota kecamatan dan kabupaten.

Setiap hari jalan ini dilewati oleh ratusan pengguna jalan. Selain petani tambak warga sekitar yang ingin menuju ke kota kecamatan dan kabupaten lewat jalan ini.Bahkan di waktu-waktu tertentu jalan ini juga dilewati oleh warga Jepara yang ingin ke Demak atau Semarang.

“ Kebanyakan warga Jepara yang lewat jalan ini adalah pengguna sepeda motor. Jika lewat jalan ini mereka bisa menghemat 1-2 jam jika dibandingkan lewat Welahan”, tambah Mastokin.
Dengan ditanami mangrove tersebut diharapkan jalan raya Kedungmutih – Babalan ke depan akan jadi rindang. Selain itu juga longsor  yang terjadi setiap musim penghujan akan bisa dikurangi. Apalagi saat ini jalan ini terus di benahi baik betobisasi maupun talud kanan kirinya.
Kepala Desa Kedungmutih Hamdan mengatakan , upaya penghijauan di desanya terus digalakkan. Dengan menggandeng instansi terkait seperti Kantor Dinlutkan, Dinas Pertanian dan juga KLH. Fihaknya terus mengajukan  kegiatan penghijaun.
Selain jalan yang rawan longsor dia juga mengajukan penghijaun di areal tambak dan juga sepanjang Kali . Dengan adanya penghijauan itu selain hawanya nyaman juga bisa mencegah abrasi oleh ombak . Saat ini puluhan hektar tambak warganya habis terkena abrasi.

“ Selain jalan ini beberapa kawasan sungai dan tambak warga kami juga sudah kami tanami mangrove. Ini sebagai perwujudakan kami peduli akan lingkungan. Mudah-mudahan pemerintah terus mensupport kegiatan kami ini “, ujar Hamdan. (Muin)

Di Koperasi “Margi Rahayu “ , Musim Hujan Gadai Emas Naik Drastis

Kantor KSU Margi Rahayu

Demak - Datangnya musim hujan tahun ini membuat beberapa lembaga keuangan kebanjiran nasabah. Selain bank lembaga ekonomi mikro seperti koperasi juga ramai oleh datangnya anggota. Mereka rata-rata mengajukan pinjaman untuk belanja kebutuhan sehari-hari manakala laut dan tambak tidak menghasilkan karena ombak.

Seperti halnya Koperasi “Margi Rahayu “ desa Kedungmutih kecaamatan Wedung kabupaten Demak. Setiap hari tiada sepi dari anggota yang mengajukan pinjaman. Karena untuk biaya hidup disaat sepi maka jumlah pinjaman mereka tidak besar. Selain itu mereka kebanyakan menggunakan jaminan emas yang prosesnya cukup cepat.

“ Tidak lebih dari 5 menit pengajuan mereka kami setujui asal emas ada suratnya langsung kami taksir. Jika emas tidak ada surat maka minta surat taksiran emas pada toko emas “, kata Harun Arrosyid bagian taksir jaminan emas pada FORMASS, Kamis (26/12).

Harun Arrosyid mengatakan musim penghujan pembiayaan gadai selalu naik. Oleh karena itu fihaknya telah menyediakan dana lebih untuk mencukupi kebutuhan nelayan dan petani tambak. Jumlah pembiayaan mereka tidak banyak paling antara Rp 500 ribu – Rp 1 Juta . jangka watunya juga tidak lama paling 3 bulan sudah dilunasi.

“ Untuk musim penghujan yang mulai pada bulan Desember ini kenaikan pengajuan sekitar 10 – 15 anggota. Rata-rata mereka para nelayan yang tidak bisa melaut karena ombak “, tambah Harun.

Hamzawi Anwar, BA Manager Koperasi “ Margi Rahayu “ ditemui di ruang kerjanya mengatakan. Memang pembiayaan dengan jaminan emas merupakan salah satu produk Pinjaman di Koperasinya. Anggota bisa mengajukan pinjaman berapapun asal jaminan bisa mengcover pinjaman tersebut.

“ Rata-rata pengguna pembiayaan gadai emas adalah para nelayan, petani tambak dan juga bakul ikan. Dia membutuhkan uang denga cepat dan juga pengembalian tanpa angsuran bulanan. Jika mereka dapat uang pinjaman langsung ditutup “, papar Hamzawi Anwar.

Koperasi “Margi Rahayu” menurut Hamzawi dirintis pada tahun 1999 yang lalu. Dalam jangka lebih 15 tahun koperasi ini telah melayani anggota dengan berbagai profesi . Ada Nelayan. Petani, Pedagang, Pegawai dan buruh. Asset awal pendirian dibawah 50 juta rupiah , pada akhir tahun 2013 asset sudah mencapai 3 Milyar rupiah.

Asset sebanyak out diperoleh dari simpanan Anggota , Kekayaan sendiri dan juga hutang pada Bank dan lembaga keuangan lainnya. Pada awal pendirian koperasi ini halanya melayani anggota di seputaran kabupaten Demak saja. Namun sejak tahun 2010 koperasi ini sudah diperbolehkan beroperasi di wilayah Jawa Tengah karena telah di PAD.


“ Mudah-mudahan tahun 2014 usaha koperasi kami bertambah lancar . harapan kami ke depan bisa membuka kantor Cabang agar lebih berkembang dan pendapatan meningkat”, kata Hamzawi yang berkantor di Kios Pasar baru Blok A-1 Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak. (Muin)


Rabu, 25 Desember 2013

Mampir ke “Karya Utama” Seluler Kuanyar Conter Serba Ada

Santoso sedang bekerja

Jepara – bagi warga desa Kuanyar kecamatan Mayong tidak akan asing lagi dengan “Karya Utama” Seluler. Toko yang terletak di jalan raya Kalipucang – Mayong menjadi jujugan warga yang butuh berbagai kebutuhan yang ada kaitannya dengan seluler.

Selain mengisi pulsa , cetak foto , bayar rekening listrik. Toko ini juga menyediakan jasa servis HP . Tidak itu saja disini juga menyediakan berbagai macam asesori HP dan waktu-waktu tertentu juga menyediakan HP dan modem second.

“ Ya saya membuka conter ini sudah lebih 5 tahun. Dulunya saya membuka di jalan besar Kudus Jepara seputaran Mayong. Namun karena rumah sendiri di dekat jalan dan mulai ramai coba buka dan Alhamdulillah sampai sekarang jalan “, aku Santoso pemilik conter “ Karya Utama” pada FORMASS Kamis (26/12).

Counter Karya Utama Kuanyar


Santosa mengatakan keahliannya dalam bidang seluler ini hasil dari outididak dan juga sharing dengan teman-teman satu profesi. Awalnya mencoba-coba jika ada kesulitan dia bertanya pada temannya. Berkat ketekunannya itu dia bisa mencetak foto , servis Hp dan juga barang elektronik yang lainnya.

“ Salah satu cara ya lewat ngebreak ini . Setiap hari saya ngobrol dan berdiskusi dengan teman-teman seprofesi di udara. Jika ada problem dimintakan bantuan. Begitu juga jika ada barang yang dijual atau beli bisa dilewatkan udara “, kata Santoso yang akrab di udara dengan panggilan Kek Po.

Kek Po mengatakan dari usaha menunggui conter selulernya bisa mencukupi kebutuhan harian rumah tangganya. Yang pasti masuk adalah dari penjualan pulsa , jasa pembayaran rekening listrik dan cetak foto. Sedangkan untuk servis HP dan juga jual beli barang elekronik second masuknya hanya waktu tertentu saja.



“ Alhamdulillah dari jaga conter ini kita bisa mencukupi kebutuhan harian . Oleh karena itu kita harus bersyukur apa yang bisa kita lakukan. Yang penting setiap hari ada masukan untuk keluarga “, tambah Santoso.

Memang di seputaran Kuanyar dan sekitarnya conter Kek Po kelihatan lebih komplit ketimbang lainnya. Letaknya yang cukup strategis membuat conter ini mudah dilihat oleh orang lewat. Selain itu dengan pelayanan yang ramah membuat pelanggan betah dan mampir ke conter ini.


Nah bagi pembaca di seputaran Kuanyar kecamatan Mayong yang butuh jasa akan seluler bisa mampir ke conter ini. Anda bisa beli pulsa , bayar rekening listrik, cetak foto , servis HP dan juga jual beli HP baru atau bekas. (Muin)