Bahan lain yang berbahan baku lain telah menyebar di pasaran local maupun antar pulau. Pesatnya usaha konfeksi yang dirintis oleh 1 – 2 orang saja 10 tahun yang lalu , kini menjadi usaha yang melebar yang melibatkan tak kurang 20 pengusaha kecil sampai besar yang diakibatkan oleh etos kerja yang cukup tinggi dari warga.
Pengusaha sebagai pemilik usahas selalu mencari inovasi-inonasi baru , agar hasil karya mereka itu tetap diminati oleh konsumen dimana saja mereka berada . Sedangkan para pekerja selalu tekun dan rajin dalam menggeluti pekerjaannya sehingga barang konfeksi yang dihasilkan selalu diterima pasar dan laku dijual.
“ Saya sendiri tidak dapat mengoperasikan alat maupun lainnya, semua saya pekerjaan produksi serahkan anak-anak. Namun untuk model atau gambar di celana pendek ini saya selalu mencari hal-hal yang baru misalnya untuk dikirimkan ke Bali maka tulisan-tulisan atau gambar harus bernuansa bali. Selain itu jika pangsa pasarnya untuk anak-anak maka gambarnya pun yang ngetrend saat ini seperti Si Madun, Gajah Mada, kian santang dan yang lainnya “, ujar Rohmat (43) salah seorang pengusaha konfeksi yang mengkhususkan pembuatan celana pendek untuk anak-anak dan juga dewasa.
Karyawan bagian pemotongan |
Rohmat yang mengaku usahanya dari nol , karena modal awal adalah pinjaman dari BRI sebesar 2 juta yang hanya mendapat satu mesin dan beberapa meter kain saja , pekerjanyapun hanya 1 orang dan berawal tahun 2004 yang lalu. Namun di pertengahan tahun 2010 ini usahanya telah berkembang cukup lumayan , selain jumlah karyawannya saat ini bertambah menjadi 40 orang juga peralatan untuk produksi juga bertambah banyak.
Dalam waktu 2 -3 hari dia dapat mengirimkan barang konfeksi berupa celana pendek 4 – 5 karung , yang setiap karungnya bernilai lebih dari 1 juta rupiah. Selain bekerja di rumahnya di jalan raya Mayong – Kalipucang , banyak pula karyawannya yang mengambil bahan baku saja kemudian penjahitannya dilakukan di rumah masing-masing. Selain itu dia juga mempunyai mitra usaha lainnya , yaitu jasa sablon kain dan juga bordil untuk disain tulisan atau gambar yang tertera dalam celana pendek agar indah di pandang mata.
Produk celana siap kirim |
Untuk pemasarannya Rohmat yang telah cocok dengan usaha pembuatan celana ini , mengaku tidak kesulitan karena selain mempunyai tenaga khusus pemasaran ke daerah Bali dan sekitarnya ,dia juga memasarkannya ke daerah Jepara dan sekitarnya. Selain itu ada pula bakul-bakul pasar disekitarnya yang mengambil dagangan hasil produksinya. Untuk harga jual dia menjamin harga yang dipatoknya cukup bersaing dibandingkan dengan yang lain, selain itu dia tidak membedakan untuk pengambilan besar maupun partai kecil .
Untuk produk berupa Celana Mata Kucing yang diperuntukkan untuk dewasa satu potong Rp 17.500 dan satu Kodinya Rp 350.000, ada pula yang lebih ekonomis perpotong Rp 14.000 dan perkodinya Rp 280.000,-. Sedangkan celana pendek untuk anak-anak rata-rata harga per potongnya Rp 12.000,- dengan model dan gambar yang bermacam-macam. Selain disain ukuran atau gambar yang sudah ada fihaknya juga tidak menutup kemungkinan adanya pesanan dari konsumen , sehingga untuk harganya bisa negoisasi lebih lanjut.
“ Sementara ini yang sudah menjadi langganan kami yaitu pemasok asli Kudus yang dipasarkan ke Pulau Bali setelah saya cek kesana produk ini cukup laris di pulau Dewata ini dan harganya di sana cukup bagus sehingga penjual untungnya hampir separohnya. Selain itu kami juga punya buyer dari Makasar yang setiap saat order pada kami . Oleh karena itu bagi pembaca di seluruh tanah air yang ingin memesan celana pendek produk kami dapat berhubungan secara langsung dengan kami “, ujar Rohmat setengah berpromosi.
Pak Rohmat tunjukkan hasil celana |
Mengenai kendala dari usaha konfeksi di desa Kuanyar ini menurutnya adalah masih kurangnya mesin border otomatis untuk disain gambar atau tulisan yang sangat diperlukan oleh pengrajin. Saat ini di desa Kuanyar baru ada 1 mesin border milik salah seorang pengusaha yang cukup besar disana, fihaknya bersama teman-teman jika musim pesanan banyak sering antri sehingga jadwal pesanan banyak terlambat.
Harapan dia dan juga teman-teman pengusaha kecil lainnya kalau bisa pemerintah liwat dinas terkait mencarikan jalan keluar agar produksi pengrajin konfeksi di Kuanyar untuk border bisa lancar. Misalnya dengan memberikan pinjaman lunak untuk pembelian alat border yang nilainya lebih 200 juta setiap unitnya itu , yang nantinya alat tersebut di kelola kelompok yang terdiri dari beberapa pengusaha kecil. Dari uang jasa border tersebut nantinya dapat dipergunakan untuk mengembalikan pinjaman peralatan tersebut, pada waktunya nanti alat border tersebut bisa menjadi milik kelompok.
karyawan bagian penjahitan |
“ Selain alat bordir tersebut yang penting juga adalah penyuluhan masalah produksi , managemen dan juga pemasaran dengan adanya penyuluhan dari pemerintah itulah nantinya terbentuk pengusaha yang solid dan mampu bersaing dengan hasil produksi yang sama dari luar negeri. Bahkan kalau dapat celana pendek atau hasil konfeksi lainnya dapat di ekspor ke luar negeri “ harap Rohmat sambil menata hasil produksinya yang siap dikirimkan. (FM)
Bila pembaca ingin tahu lebih lanjut dan bekerjasama dengan Rohmat dapat menghubungi nomor HP : 0821 3581 6815
Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar