Rabu, 29 Januari 2014

Tanah Retak Di Sukodono Jepara , Abdul Ghofur Resah


VIVAnews – Warga Desa Sukodono Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, resah dengan munculnya retakan tanah sepanjang 700 meter, Selasa 28 Januari 2014. Retakan ini mengikuti alur saluran irigasi sawah.

Sagiman, warga Sukodono, mengatakan retakan pertama kali muncul Sabtu malam, 18 Januari 2014, dan hanya berukuran kecil. Namun seiring turunnya hujan deras, retakan tersebut makin hari makin bertambah hingga hari ini mencapai 700 meter.

Lebar retakan pun telah lebih dari 10 meter dengan kedalaman hingga 8 meter. “Karena retakan mengikuti alur saluran irigasi, dipastikan sawah-sawah tak bisa diairi lagi paska hujan nanti,” kata Sagiman.

Bukan hanya membelah sawah, retakan tanah itu juga mengancam rumah Abdul Ghofur (33 tahun), warga RT 1 RW 2 Desa Sukodono. Retakan di belakang rumahnya yang semula saluran air yang kecil, kini makin besar. “Pemiliknya mengungsi ke rumah saudaranya. Takut roboh karena pondasi rumah sudah menggantung,” ujar Sagiman.

Kini area di sepanjang retakan tanah itu oleh warga diberi tanda pembatas dengan tali plastik. Ini mengingat lokasi retakan berdekatan dengan permukiman warga dan sirkuit balap sepeda.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Lulus Suprayitno, usai meninjau lokasi tersebut mengatakan BPBD belum tahu kategori tanah membelah ini.

“Ini retakan atau patahan, kami tidak tahu. Kami akan berkoordinasi dulu dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral dan Pertambangan Provinsi Jawa Tengah untuk meneliti lebih jauh fenomena alam ini agar kami dapat melakukan langkah-langkah berikutnya dan mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi,” kata Lulus.  

Fenomena serupa juga terjadi  di Desa Plajan Kecamatan Pakisaji, Desa Kepok Kecamatan Bangsri, dan Desa Tempur Kecamatan Keling. Semua berada di Kabupaten Jepara dan di lereng Gunung Muria. (adi)

Tanah Retak Di Jepara Harus Di Waspadai


VIVANews - Balai Energi Sumberdaya Mineral (BESDM) Jawa Tengah masih melakukan sejumlah kajian termasuk mencari sumber retakan tanah di Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.

Komisi D DPRD Jawa Tengah meminta agar Pemerintah Kabupaten Jepara dan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah bekerja sama untuk mewaspadai dampak lanjutan retakan tanah yang dianggap misterius itu.

Menurut anggota Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santosa ST, retakan itu perlu diteliti lebih mendalam karena mencapai panjang 700 meter dengan lebar 10 meter dan kedalaman hingga  8 meter. Padahal kawasan ini tergolong daerah yang stabil secara geologi.

"Daerah ini bukan daerah pertemuan lempeng benua atau ada gerakan vulkanik. Jadi ini jelas fenomena geologi yang harus diantisipasi dampaknya. Apalagi ada di daerah Bangsri, Keling dan lain-lain," kata Hadi Santoso, Selasa 28 Januari 2014.

Ditambahkan, pemerintah harus mulai mengantisipasi dampak lanjutan. Diharapkan ada petugas yang setiap saat memantau perkembangan pergeseran tanah tersebut. 

"Jika melihat retakan itu mengikuti alur saluran irigasi, itu perlu diteliti lebih jauh. Jangan sampai masyarakat menderita lebih parah. Bisa pula ini adalah tanda-tanda kejadian serupa untuk daerah lain," kata Hadi Santoso.

Tanah retak secara misterius juga terjadi di Desa Plajan, Kecamatan Pakisaji, Desa Kepok, Kecamatan Bangsri, Desa Tempur Kecamatan Keling. Kejadian ini mulai membuat warga yang bermukim di lereng Gunung Muria menjadi khawatir. Retakan di kawasan ini lebarnya sekitar 2-4 meter, dengan panjang bervariasi antara 200-400 meter dan kedalaman antara 5-8 meter.

Retakan juga terjadi di Dua Dusun di Desa Sidosari Kecamatan Salaman. Keretakan menjalar dari utara ke selatan dengan lebar keretakan 20 cm hingga 1 meter. Dari 200 rumah di dua dusun itu yang terancam ada 198 rumah dan mengancam kehidupan 800 warga. (umi)

Selasa, 28 Januari 2014

Deddy Corbuzier Kini Berkursi Roda, Ini Kronologi Penyebabnya


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deddy Corbizier yang biasa tampil dengan bahasa tubuh meyakinkan, gagah, macho dan gentleman itu tiba-tiba muncul berkursi roda saat terakhir nongol di acara "The Next Mentalist" di Trans 7.
Acara yang memamerkan kepiawaian Corbuzier dalam hal hipnotis itu memang tetap berlangsung lancar, tapi Corbuzier membawakannya dengan berkursi roda. Banyak orang bertanya-tanya, apa yang terjadi pada pesulap yang pernah memandu acara talkshow "Hitam Putih" itu?
Deddy Corbuzier rupanya menyadari pertanyaan banyak penggemarnya itu. Lewat akun facebook pribadinya, ia memaparkan apa yang terjadi pada dirinya.

Berikut ini kronologi penjelasan Deddy Corbuzier:

- Sekitar 5 tahun yang lalu saya pernah mengalami sebuah kecelakaan hebat yang menyebabkan terkoyaknya bagian bawah tulang punggung saya. Namun hal itu belum menjadi masalah hingga beberapa hari yang lalu.
- Tepat pada hari minggu, 25 Januari 2014 di sebuah gym tiba tiba tubuh saya memanas dan saya merasakan sakit yang luar biasa di punggung hingga kaki kiri saya.. Dan 5 menit kemudian semua menjadi gelap dan saya pun tidak sadar. Terbangun sudah dikelilingi org dan ada seorang anggota Gym anak muda bernama Leon yang kebetulan seorang dokter..

- Saat terbangun seluruh badan saya kejang dan bergetar kencang, mata saya terbuka tapi gelap tak melihat apapun hanya suara, seluruh tubuh saya bergetar dan merasakan SAKIT yang luar biasa hingga pernafasan saya terganggu dan tidak bisa mengeluarkan suara disertai mulut saya bergerak sendiri dan MIRING ke kiri (gejala Stroke) dokter disana mengajak saya terus bicara agar saya tidak tertidur krn bila saya tertidur maka saya tidak bangun lagi dan bisa KOMA..

- Dibawalah saya ke sebuah rumah sakit dengan keadaan kejang hebat. Sesampainya saya di RS saya di-MRI untuk mengetahui apa yang terjadi (setelah badan saya dimasukkan Morphin tuk menghentikan kejang) pemeriksaan nya dinamakan Lumbosacral dan hasilnya ternyata ini adalah TRAUMA waktu kecelakaan lalu yang menyebabkan tulang ekor saya menjepit syaraf-syaraf di punggung saya.

- Hingga saya mengalami kelumpuhan di punggung dan kaki saat itu. Pilihannya hanya 2: dioperasi dengan risiko tinggi (lumpuh) atau diam dan berharap sembuh dengan sendirinya...?

- Kalau sembuh apapun itu teorinya saya harus diam terkapar di RS selama 1 minggu tak boleh bergerak dan belajar jalan setelah 2 bulan rest.. (Kalau bisa sembuh syaraf nya)

- Jadi apa pilihan saya? Sembuh operasi atau lumpuh... Dan diam resting atau tak bisa jalan kembali.. Punggung saya di suntik oleh dokter 8 suntikan inflamasi dan pain killer dengan harapan baru itu bisa membantu saya rilex dan mudah mudahan tubuh saya bisa mentolerir hal ini dan bisa berjalan dgn cepat tanpa operasi.. Thanks doc for trying ur best!
So now im on a wheel chair.. All hurt....

Tapi saya tiap hari belajar jalan dengan tongkat dan mencoba melepasnya di hari kedua dengan jatuh berkali kali..... Goals saya: tanpa operasi minggu depan saya berdiri lagi di atas kaki saya berjalan lagi dan say HI to u all... Dgn harapan tidak terjadi lagi (bisa langsung lumpuh)

- Pasti berita ini menyebar dan kemarin ada pihak t
ak bertanggung jawab di twitter yang mengatakan pasti karena OCD.. Hal bodoh oleh orang bodoh yang hanya bisa mengatakan kebodohan...


Senin, 27 Januari 2014

Banjir di Wedung Lenyapkan Ribuan Ton Garam

Salah sayu gudang garam yang terlimpas banjir


Demak - Selain menggenangi pemukiman, Banjir di Wedung Demak juga meremdam ratusan hektar tambak. Akibatnya ribuan ton garam simpanan petani lenyap menjadi air kembali. Gudang garam itu milik petani garam di 5 desa yaitu Tedunan ,Kendalasem, Kedungkarang, Kedungmutih dan Babalan. Tingginya air banjir merendam ratusan gudang garam.

“ Jumlah gudang garam yang terendam banjir mencapai ratusan. Mulai dari desa Tedunan sampai desa Babalan. Yang rendah garam dipastikan larut jadi air. Sedangkan yang cukup tinggi juga berkurang banyak “, papar H Suud petani garam warga desa Kedungmutih.

H. Suud mengatakan dia juga kehilangan garam sekitar 50 ton yang berada di areal pertambakan daerah Jepara yang juga tergenang banjir. Sedangkan di arela pertambakan Demak garamnya sudah di bongkar sebelum banjir tiba. Kerugian yang ia derita lebih dari 20 juta rupiah. Sedangkan petani yang bernasib seerti dirinya mencapai ratusan orang.

“ Kalau dihitung semuanya kerugian petani garam capai puluhan Milyar . Satu gudang garam saja nilainya diatas 50 Juta rupiah , Jika dikalikan 10 saja sufah 500 juta padahal jumlahnya ratusan “, tambah H. Suud.

Areal pertambakan seperti lautan


Hal sama juga dikatakan Hamzawi Anwar Manager KSU “ Margi Rahayu” desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak. Anggotanya mengalami kerugian Milyaran rupiah. Ketika harga garam murah mereka beramai-ramai menyimpan garam. Dengan harapan beberapa waktu akan mengalami kenaikan.

“ Namun sayang sebelum harga beranjak naik garam mereka di sapu air banjir yang besar. Harapan mereka untuk mendapatkan keuntungan tidak menjadi kenyataan justru mengalamai kerugian yang besar “, kata Hamzawi Anwar .

Menurut Hamzawi jumlah gudang garam diperkirakan yang selamat sekitar 30 persen. Sehingga stok garam tahun ini yang jumlahnya tidak begitu banyak berkurang lagi karena tersapu banjir. Harapan petani dengan berkurangnya stok garam akan menaikkan harga garam.


“ Ya ini semua musibah yang tidak bisa diprediksi sebelumya. Harapan kita ya harga garam bisa naik secara signifikan. Sehingga meski petani memiliki garam sedikit dengan harga yang bagus akan mengurangi kerugian mereka”, tambah Hamzawi. (Muin)

Jumat, 24 Januari 2014

Banjir di Wedung Demak Rendam Ribuan Rumah

Pasar Baru Desa Kedungmutih

Demak – Hujan lebat yang mengguyur seputaran gunung Muria dan pantai utara hampir seminggu membuat sungai SWD II meluap di berbagai tempat . Akibatnya daerah yang dilalui sungai itu kebanjiran karena air memasuki puluhan desa di Jepara dan Demak.

Di Demak tepatnya di kecamatan Wedung setidaknya 6 Desa mengalami rendaman air banjir. Sehingga ribuan  rumah di desa Mutih Kulon, Mutih Wetan, Tedunan, Kendalasem , Kedungkarang, Kedungmutih dan Babalan tergenang air banjir.

Salah satu rumah warga desa Kedungmutih

Rendaman air banjir paling tinggi mencapai satu setengah meter terjadi di desa Tedunan dan Kedungkarang. Sedangkan desa Kendalasem, Kedungmutih, Babalan , Mutih Kulon dan Mutih Wetan juga mengalami kondisi yang sama. Genangan banjir selain merendam pemukiman juga melenyapkan ribuan ton garam di lahan.

“ Untuk kerugian materi yang terbesar justru di areal pertambakan selain ikan dan udang yang lepas . Garam milik petani di puluhan gudang tidak terselamatkan “, kata Suhari (50) warga desa Kedungmutih Jum’at (24/1).

Suhari mengatakan banjir yang melanda desa Kedungmutih dan sekitarnya diperkirakan karena jebolnya tanggul SWD 1 di desa Tedunan . Banjir kali ini merupakan banjir terbesar dua puluh terakhir . Tahun 1970 an dulu pernah terjadi banjir yang sama besarnya.

Ngungsi di Masjid jami' Kedungmutih

Sementara itu Kepala Desa Kedungmutih Hamdan mengatakan, rumah warga desanya yang terendam air hampir 80 persen. Rendaman yang paling parah terjadi di sebelah selatan desa. Rumah yang tidak terendam banjir kebanyakan rumah bangunan baru . Sedangkan lainnya hampir semua rumah terendam.

Warga yang rumahnya terendam air cukup tinggi mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Diantaranya ke SD Kedungmutih, Mts “ Ribhul Ulum “ Kedungmutih, MA “Ribhul Ulum” dan  Masjid Jami’ “Baitul Makmur” Kedungmutih. Selain itu warga juga mengungsi di rumah keluarga terdekat bahkan ada yang keluar dari desa Kedungmutih.


“ Bantuan sudah ada berupa nasi bungkus dari dapur umum BPBD Demak di Mutih , selain itu ada beberapa warga dari luar yang membawa bantuan berupa mie dan roti “, kata Hamdan. (Muin).

Minggu, 19 Januari 2014

Cerita Kholil dari Mijen, Musim ini Banyak Durian Berasa Anyep

Tribun Jateng/Bakti Buwono
DURIAN BERKUALITAS - Muh Kholil menunjukkan buah durian berkualitas di rumahnya. 

Musim durian telah tiba. Di berbagai sudut Kota Semarang, pedagang durian mulai bermunculan. Para petani durian pun bersiap menyambut puncak musim durian yang datang awal Februari mendatang.
DURIAN kholil. Menyebut dua kata itu, hampir semua warga di Mijen, Semarang, mengetahuinya. Warga sekitar langsung memberi tahu tempat durian yang jadi juara satu tingkat nasional pada 2008 lalu itu. Petunjuknya mudah.
"Pertigaan Mijen-Cangkiran, belok ke arah Gunungpati. Di kanan jalan, ada patung durian besar. Nah depannya itu rumah Pak Kholil," kata seorang warga Mijen, Sabtu (19/1/2014) sore.
Begitu sampai di sana, pemilik nama durian yang terkenal di Mijen itu, Muh Kholil (47) langsung menyambut Tribun Jateng.
Rumahnya sederhana, mirip rumah tipe 21 bercat biru. Selain bertani, Kholil rupanya juga menjual hasil panennya di garasi rumahnya.
Sore itu, hujan di rumah Kholil yang beralamat RT 2 RW 3, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, cukup deras. Namun, hal itu tidak menyurutkan beberapa pembeli datang langsung ke rumah Kholil. Setiap beberapa menit, ada mobil atau sepeda motor yang berhenti untuk membeli durian hasil panen Kholil musim ini.
"(Varietas) durian kholil yang dimaksud belum sempurna. Kayaknya musim ini beratnya hanya separuh, sekitar 2,5 Kilogram hingga 3 Kilogram. Beda dengan kejuaraan lalu," ucapnya.
Ayah tiga anak itu langsung bercerita secara singkat sejarah varietas durian kholil yang sudah bersertifikasi tersebut. Pada 2008 lalu, pada masa panen perdana, ada lomba durian. Waktu itu, salah satu pohon duriannya berbuah sempurna.
Besar batangnya tiga kali pelukan orang dewasa. Lalu, berat duriannya mencapai 4,7 kilogram. Durian itu dikirimkan ke lomba tingkat provinsi dan menang. Lalu, dibawa ke Bogor dan menang di tingkat nasional. Durian Kholil pun diberi sertifikat.
"Beda buahnya lebih legit, manis, dan kalau sempurna warnanya kuning keemasan. Sekarang yang mengembangkan Dinas Pertanian Kota Semarang," kata Kholil.
Usai sedikit bercerita tentang durian unggulannya, ia sedikit mengeluh tentang cuaca tiga tahun terakhir ini. Rasa dalam durian ada tiga macam yaitu manis, agak manis, dan anyep (hambar).
Entah kenapa, dalam tiga tahun terakhir, prosentase durian yang anyep semakin tinggi. Bisa mencapai 30 persen dari total durian yang berbuah di satu pohon. Bahkan ada yang satu pohon yang duriannya anyep.
Warna kuning pun tidak jaminan durian manis. Biasanya durian anyep itu untuk makanan, semisal es durian, es krim, kolak, dan sebagainya.
"Selain itu, musim hujan ini juga ada pohon yang disambar petir. Lalu ada gangguan dari lalat buah. Dulu ada bajing, tapi sekarang malah jarang," imbuh Kholil
Meskipun begitu, para penggemar durian ini masih mencari-carinya. Dalam sehari, ia bisa menjual durian hingga 200 hingga 250 buah durian. Kalau hari libur mencapai 400 buah. Biasanya dalam satu musim, 10 ribu buah durian bisa terjual.
Konsumennya pun macam-macam. Ada maniak duren pahit. Lalu ada juga pelanggan yang menuruti sarannya. Jika sudah maniak, harga tidak menjadi masalah. Ia mematok harga durian mulai Rp 40 ribu hingga Rp 140 ribu. Bisa naik lagi tergantung beratnya.
"Kini harapan saya agar petani anggota saya bisa menanam sendiri, merawat sendiri, hingga jual sendiri. Kalau lewat tengkulak pasti keuntungannya sedikit," kata ketua kelompo tani karya makmur itu.
Pendamping kelompok tani Kelurahan Bubakan, Hendrik Simarmata (25) mengatakan, banyak durian yang hasilnya tidak maksimal karena beberapa hal. Satu di antaranya masalah pupuk. Sepengetahuannya, banyak petanai durian yang tidak pakai pupuk.
"Kami harus mengubah pola pikir dari pertanian tradisional ke modern. Kenapa kita kalah dari Thailand atau Malaysia dalam hal produksi buah? Karena kita belum menerapkan teknologi pertanian," ucap pegawai Yayasan Obor Tani. (Tribun Jateng cetak/Bakti Buwono)

Bupati Demak : Bendung Wilalung Perlu Perbaikan Untuk Cegah banjir


Demak - BUPATI Demak Drs H Moh Dachirin Said SH MSi meminta PSDA Jateng untuk segera melakukan perbaikkan pintu Bendung Wilalung. Apalagi, pintu bendung yang tidak dapat berfungsi normal telah menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah Kecamatan Mijen.
Dia menegaskan, perbaikan mendesak dilakukan mengingat banjir di Mijen beberapa waktu lalu telah menimbulkan kerugian dalam jumlah besar. Diharapkan banjir itu tak terulang setelah pintu bendung Wilalung diperbaiiki.
“Dari sebelas pintu, yang berfungsi hanya tiga. Yakni, dua pintu yang menuju Kecamatan Mijen lewat Kali Wulan, serta satu pintu menuju wilayah Kudus. Akibatnya, pengendalian air menjadi sulit sehingga saat ada kiriman air dalam volum besar maka wilayah Mijen dan Wedung yang menjadi korban,” kata Bupati Dachirn disela melakukan inspeksi di bendung yang menjadi tanda batas wilayah Desa Wilalung Kecamatan Gajah dengan Desa Kalirejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus tersebut.
Turut dalam inspeksi tersebut, Kepala DPU PPE Demak Budi Haryanto, Asisten II Sekda Singgih Setiono, Kabag Humas Setda Rudi Santosa, juga Camat Gajah Supriatiningsih. Mereka dijelaskan banyak hal mengenai bendung peninggalan Belanda itu oleh Kades Wilalung, Budi Purnomo.
Selain mendesak dilakukannya perbaikan pintu, bupati juga meminta pihak PSDA yang bertugas menjaga Bendung Wilalung lebih disiplin terkait prosedur teknis pengaliran air. Pasalnya, keteledoran petugas bersangkutan akan berpotensi banjir di wilayah Kabupaten Demak.
Menurut Kades Budi Purnomo, bendung yang sebagian bangunannya menempati wilayah Desa Wilalung itu telah lama mengalami kerusakan. Selain pada delapan pintunya, kerusakan juga menyentuh bagian pondasi. Namun sejauh ini pihak yang berwenang belum memperbaiikinya meskipun ia sendiri pernah menyampaikan dampak atas kerusakan tersebut.
“Warga Wilalung juga menjadi korban atas rusaknya pintu bendung itu. Paling tidak 25 hektar lahan pertanian di sekitar bendung kerap kebanjiran hingga gagal panen,” ujarnya.
Dijelaskan, karena pintu yang mengarah Kudus mati maka praktis air hanya dapat digelontorkan ke Demak. Mungkin untuk mengurangi potensi banjir di daerah bawah, adakalanya pintu yang menuju Demak itu baru dibuka setelah debit air di Wilalung melebihi batas.(Anang)

Sungai SWD II Meluap Pasar Kedungmutih Tergenang


Demak - Hujan deras yang mengguyur sepanjang hari dan malam di daerah kabupaten Demak dan Jepara membuat beberapa sungai meluap. Salah satunya adalah sungai SWD II yang bermuara di desa Kedungmalang Jepara dan Kedungmutih Demak. Sungai besar itu airnya meninggi sehingga meluberi rumah warga di sekitarnya.

“ Pasar baru desa Kedungmutih yang biasanya tidak ada genangan air . kemarin sampai hari ini airnya belum surut. Malah saat ini airnya terus naik “, kata Harun Arrosyid (35) warga desa Gerdu yang petugas lapangan KSU “ Margi Rahayu “ yang berkantor di pasar itu , Senin (20/1).

Harun mengatakan selain menggenangi halaman pasar. Air juga sudah memasuki beberapa kios dan los . Termasuk juga kantor yang ia tempati juga sudah kemasukan air. Padahal tahun-tahun sebelumnya belum pernah air memasuki kantornya.

“ Habis bagaimana hujan siang malam terus mengguyur.Air belum sempat surut terus ditambahi lagi.ya terpaksa setiap hari mengepel lantai kantor “, kata Harun

Hal sama juga dikatakan oleh Ilya salah satu pedagang pasar baru. Air banjir yang biasanya tidak pernah masuk ke dalam kiosnya kini sudah jadi langganan jika hujan deras tiba. Oleh karena itu agar barang-barangnya selamat dari genangan maka ia memberi pematang di depan tokonya.

Beberapa toko lainnya juga ikut membangun pematang di depan tokonya masing-masing. Dengan pasir , semen dan besi mereka memberi pematang dari cor. Meskipun cukup mengganggu keluar masuk toko namun hal itu dilakukan agar barang dagangannya selamat dari air banjir.

“ Habis bagaimana kalau tidak di kasih pematang semacam ini . Setiap air SWD II meluap maka air masuk ke dalam kios atau los. Kalau datangnya malam kan repot tidak ada yang menyelamatkan barang “, kata H. Mustainah yang kiosnya juga kebanjiran.


Selain kios dan los di Pasar baru desa Kedungmutih yang tergenang. Beberapa rumah warga juga sudah kemasukan air . Hal ini cukup merepotkan warga yang selalu waspada di sepanjang waktu. (Muin)


Rabu, 15 Januari 2014

Suami Khofifah Ditemukan dengan Kondisi Mulut Berbusa dan Sudah Berwasiat Meninggal Rabu


Suami mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah, Indar Parawansa ternyata sudah berwasiat kepada sang istri akan meninggal dunia hari Rabu pukul 22.00, sebelum almarhum dipanggil sang khaliq.

Hal ini diungkapkan Khofifah kepada detikcom yang menemuinya di rumah duka, Jalan Jemursari VIII/24, Surabaya, Kamis (16/1/2014) dini hari.

"Sudah lama beliau bilang akan meninggal pada Hari Rabu pukul 22.00. Bahkan ditulis buku catatan beliau serta pernah ditulis di papan white board," katanya.


Selain berwasiat akan meninggal Hari Rabu, Indar Parawansa ingin dimakamkan di Palu tempat kelahiran almarhum. "Namun, setelah musyawarah keluarga diputuskan dimakamkan disini (Surabaya). Nanti akan kita makamkan di TPU Wonocolo pukul 15.00 WIB," imbuh dia.

Sedangkan, penyebab meninggal dunia suami mantan cagub Jatim ini, Khofifah memastikan karena penyakit diabetes yang diderita almarhum sejak lama. Indar Parawansa lahir di Palu 26 Juli 1960 dan meninggalkan 4 putra.

"Diabet sudah lama, setahun lalu mulai parah. 6 bulan lalu baru insulin," ujar Khofifah.


sumber: detikcom


Penyebab kematian suami mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah Indar Parawansa masih belum diketahui pasti. Indar ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dengan mulut berbusa.

Indar ditemukan tak bernyawa di dalam kamar nomor 02 Hotel DB, Palu, Sulawesi Tengah. Pihak keluarga menyatakan bahwa Indar tengah berada di Palu untuk urusan dinas.

"Ketuk kamar pukul 21.00 WITA, sudah meninggal. Ada busa sedikit saja di mulut," terang seorang petugas hotel DB saat dihubungi, Kamis (16/1/2014).

Menurut petugas tersebut, Indar mulai check-in pada Selasa (14/1) sore dan berniat hanya menginap sehari. Ketika masa menginap sudah lewat, petugas hotel pun mendatangi kamar Indar untuk memberitahukan hal tersebut.

Tidak mendapat respon setelah berulang kali mengetuk pintu kamar, petugas hotel memberanikan diri membuka pintu kamar yang kebetulan tidak dikunci. Ditemukanlah almarhum dalam kondisi tak bernyawa terbaring di kasur.

Pihak hotel lantas melapor ke polisi terdekat soal temuan tersebut. Saat ditemukan, kondisi tubuh pria berusia 54 tahun tersebut sudah kaku. Diduga, almarhum sudah meninggal dunia selama beberapa jam sebelum ditemukan.

Pihak keluarga menyebutkan bahwa almarhum meninggal karena penyakit diabetes yang diderita sejak lama. Jenazah almarhum akan dimakamkan di TPU Wonocolo, Surabaya pada Kamis (16/1) pukul 15.00 WIB nanti.

Khofifah menikah dengan Indar Parawansa bulan November 1992 lalu dan melaksanakan resepsi 23 Februari 1993 yang dikaruniai 4 orang putra.

sumber: detikcom



Rebana dan Drumb Band Meriahkan Pindahan PKL Masjid Agung Demak


Pemkab Kabupaten Demak Jawa Tengah, memindah Pedagang Kaki Lima (PKL) di seputar Masjid Agung Demak (MAD) menuju Taman Tembiring Jogo Indah, dengan arakan musik rebana dan drum band.

Ratusan PKL yang biasa jualan diseputar MAD, oleh Pemkab Demak Jawa Tengah dipindah di Taman Tembiring. Mereka diarak dengan musik rebana dan drum band, menyusuri jalan kota, dari jalan Kiai Singkil menuju Taman Tembiring Desa Jogoloyo Kecamatan Wonosalam.

Atas kawalan mobil patroli, rombongan warga PKL berkonvoi. Kendati mereka banyak melembar senyuman kepada masayarakat yang menonton, namun dari wajah mereka masih menunjukan kemurungan, akibat lokasi jualannya dipindah.

Pedagang Nasi Mangut dan Pecel, Romijah (45) mengaku kurang nyaman bila dipindah di taman tembiring. Biasanya dia berjualan di MAD, ramai pembeli. Dia masih menyanksikan berjualan di Taman Tembiring akan seramai di seputar masjid.

“Kalau jualan dekat masjid, tidak hanya melayani wisatawan, pembelinya juga anak pelajar atau pengunjung di alun-alun Demak,” aku Romjah, Minggu (12/1)

Kalau jualan dekat masjid, sambung Penjual Bakso Balungan Iriyanto (50), sangat ramai, sehari bisa untung lebih Rp 100 ribu. “Jualan di Tembiring, saya hanya bisa berharap akan seramai dekat di Masjid Agung Demak,” pintanya.

Pedagang masih pesimis untuk berjualan di Taman Tembiring, mereka masih beranggapan keramaian kota hanya di seputar Masjid Agung Demak dan alun-alun. “Kita jualan disini masih uji coba, kalau sepi terpaksa mencari usaha lain,” jelas Kundari (54), pedagang Pecel Lele Lamongan.

Menurut Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Demak, M Ridwan, sebanyak 317 PKL akan ditempatkan di zona 1, 2 dan zona 3 Taman Tembiring. “Namun untuk sementara PKL masih menempati zona 1,” jelasnya.

Karena PKL biasa berjualan pada malam hari, sehingga di Taman Tembiring mereka akan berjualan pada sore hari sampai pagi.

Untuk lahan parkir kendaraan dan bus, akan ditempatkan dibagian belakang Taman Tembiring atau pada zona 2 dan zona 3. Sehingga penumpang harus berjalan kaki untuk menuju ke pintu gerbang taman.

Wisatawan yang akan memakai jasa ojek, becak atau dokar untuk menuju lokasi wisata religi Majid Agung Demak, harus berjalan kaki ke pintu gerbang. Karena pihaknya telah menematkan jasa angkotan itu, di depan gerbang masuk taman.

Dari proses perjalan wisatawan menuju pintu gerbang ini, mereka akan melewati los PKL yang menyajikan berbagai makan dan minuman, sehingga wisatawan bisa membeli masakan tanpa harus bersusah payah pergi ke tempat lain. (swi)


Sumber : Harian Semarang