KELENTENG Hok Tek Bio Welahan Jepara, Rabu (10/4) dipadati ribuan umat. Mereka tidak hanya datang dari warga Jepara, tetapi juga dari kota-kota lain di Pulau Jawa, bahkan Sumatera. Suasana Desa Welahan yang selama ini dikenal sebagai kawasan pecinan pun penuh sesak oleh kerumunan manusia.
Jalan-jalan kampung tersumbat oleh arus kendaraan dan orang-orang yang berjejal. Warga yang hadir tidak semua ingin bergabung dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kongso Hian Thian Siang Tee Welahan yang bertepatan pada tanggal 1 bulan tiga, tahun Imlek 2564 (Imlek 1 Sha Gwee 2564).
Tidak sedikit dari mereka yang sekadar ingin menyaksikan tradisi etnis Tionghoa itu. ”Setiap ada acara di kelenteng Welahan, saya sempatkan untuk bisa hadir. Tradisi semacam ini dapat menjadi kekayaaan khazanah tradisi dan budaya. Bahkan, juga untuk memperkaya kajian sejarah,” ujar Yanto dari Semarang .
Sementara itu, umat yang jauh-jauh datang ke Welahan agar ikut merayakan berharap mendapatkan berkah kemulian hidup. Tak hanya untuk diri pribadi, tetapi juga keluarga, masyarakat, dan bangsa. Mereka datang berombongan dengan naik kendaraan bis dan kendaraan pribadi lainnya’
“ Kalau dihitung saya datang ke acara semacam ini sudah lebih lima kali , selain bisa bertemu rekan –rekan juga memohon berkah pada yang maha kuasa” kata Kho Win yang datang dari Jakarta.
Tak ketinggalan anak-anak pun, banyak yang ikut mendampingi orang tuanya. Bahkan, pada saat acara mengusung joli/kio (tandu), sebagian anak-anak itu ikut berdesakan di depan kelenteng untuk mendapatkan isi tandu dan juga Angpao dari peserta kirab.
Selain mengusung Kio (Tandu ) ada juga kesenian rakyat yang ikut memeriahkannya diantaranya , reog ponorogo , dan juga kesenian barongsai.
Arak-arakan mengusung joli ( tandu) yang berisi kyongco dari klenteng di berbagai tempat diawali dari klentheng sebelah barat lalu rombongan berjalan menuju klentheng di sebelah selatan. Selama perjalanan arak-arakan itu menjadi tontonan yang menarik bagi warga sekitarnya. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar