tunjukkan ikan asap |
Demak -
Desa Wonosari Kecamatan Bonang, Demak yang pada 1980 termasuk daerah tertinggal, kini telah berubah 180 derajat. Desa berpenduduk 5.000 jiwa lebih tersebut sekarang menjadi daerah percontohan.
Kemajuan bidang pengolahan ikan menjadikannya mengalami perubahan yang cukup dratis. Kemajuan itu, berkat keuletan warga dalam melakukan usaha pengasapan ikan.
Usaha tersebut telah menjadi bisnis yang paling banyak dikembangkan, selain menjadi petambak. Sedikitnya terdapat 80 tempat usaha seperti itu yang masing-masing mempekerjakan lebih dari 10 orang.
Kegiatan mereka sehari-hari terpusatkan di UPI ( Unit Pengolahan Ikan ) desa Wonosari yang letaknya di tepi jalan raya Wedung – Demak . Setiap harinya di tempat ini berbagai macam ikan segar diolah menjadi ikan asap.
ikan dipotong-potong |
“ Ya ikan macam-macam ada ikan Pe , ikan Tongkol , ikan Manyung , ikan Lele dan masih banyak yang lainnya “, ujat Ibu Imronah warga Wonosari yang mempunyai lapak di UPI Wonosari.
Ibu Imronah setiap harinya bisa mengolah ikan segar menjadi ikan asap rata-rata 80 Kg. Ikan segar didatangkan dari Juana dengan cara rombongan membelinya. Setelah itu ikan dibersihkan diambil isinya lalu dipotong-potong. Setelah itu baru diasap dengan bahan bakar batok kelapa , kayu kecil atau janggel jagung.
Rumah pengasapan ikan Wonosari Bonang |
“ Harga ikan asap di sini bervariasi tergantung jenisnya yang agak mahal seperti ikan Manyung perkilonya Rp 22.000 , ikan Pe Rp 13.000,- dan masih banyak yang lainnya”, tutur ibu Imronah
Untuk pemasarannya para pedagang dari luar kota langsung datang ke tempat UPI ini. Pedagang datang dari berbagai kota seperti Demak, Kudus dan juga Semarang. Mereka datang sore hari ketika ikan asap sudah matang. Sedangkan pemrosesan ikan mulai pagi hari sekitar pukul 08.00 sampai dengan sore hari.(Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar