Jumat, 28 Februari 2014

Ramai – Ramai Melamar Jadi Anggota KPPS untuk Sukseskan Pemilu 2014


Demak – Pelaksanaan Pemilu 2014 kian dekat ada kesibukan tersendiri di beberapa balai desa berkaitan dengan perekrutan tenaga KPPS. Dulu petugas di TPS ini biasanya hanya tunjukan dari PPS, namun saat ini perekrutannya berbeda dengan pemilu yang dulu.

“ Mereka yang akan bertugas di TPS harus mengajukan lamaran ke PPS. Selain itu ada juga syarat khusus yang berkaitan dengan umur dan ijasah , Sehingga kami harus selektif tidak seperti dulu “, ujar Ahmad Mushonnef Anggota PPS desa kedungmutih pada FORMASS, Jum’at (28/2).

Ahmad Mushonnef mengatakan, dulu perekrutan petugas TPS ini biasanya merujuk pada pemilu yang lalu. Fihak PPS biasanya menghubunginya secara lesan . Namun demikian untuk pelaksanaan Pemilu 2014 ini fihaknya mengacu pada aturan yang ditetapkan KPU.

“ Untuk perekrutan kali ini kami membuat pengumuman secara terbuka sesuai dengan aturan yang ada. Seperti soal ijasah minimal harus lulusan SMTA dan umur minimal 25 tahun dan syarat lainnya”, ungkap Mushonnef.

Oleh karena itu menjelang penutupan  pelamar yang mendaftar jumlahnya  masih kurang dengan kebutuhan. Namun demikian dia yakin sampai penutupan nanti jumlah yang dibutuhkan akan terpenuhi. Sehingga dia dengan teman-temannya PPS terus menunggu dibalai desa .

“ Jumlah TPS di Kedungmutih sejumlah 8 dengan petugas per TPS 7 orang ditambah keamanan TPS 2 orang. Jadi dibutuhkan petugas sejumlah 72 orang “, tambah Mushonnef.

Menurut Mushonnef petugas yang bekerja di TPS ini nantinya mereka mendapatkan honor dari negara (KPU). Untuk besarannya dia belum mendapatkan informasinya yang pas. Namun yang sudah-sudah honor yeng diterima cukup lumayan untuk kerja 1 hari.

Sementara itu Nor Ahwan (36) salah satu pendaftar petugas di TPS Kedungmutih mengatakan, baru kali ini dia mendaftar jadi petugas di TPS. Tahun 2014 ini dia mencoba ikut menjadi petugas karena persyaratan yang ditentukan memenuhi. Selain itu juga cari pengalaman dan juga membantu negara dalam pelaksanaan Pemilu.


“ Ya mencoba aja mas karena persyaratan yang ditentukan saya memenuhi. Soal diterima atau tidak nanti belakangan. Mudah-mudahan ya di terima karena persyaratan memenuhi “, kata Nor Ahwan yang sehari-harinya jadi buruh angkut garam. (Muin).

JUMLAH PEMILIH DEMAK BERKURANG 1.085 PEMILIH


Demak - Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Demak pada pemilu Legislatif 2014 hasil penyempurnaan berkurang sebanyak 1.085 pemilih. Jika pada tanggal 29 November 2013 jumlah DPT hasil perbaikan sebanyak 830.453 pemilih, pada 17 Januari 2014 ditetapkan sebanyak 829.368 pemilih, dengan rincian laki-laki 412.923 pemilih, perempuan 416.445 pemilih.
Hal tersebut disampaikan Divisi Pemutakhiran Data Pemilih KPU Kabupaten Demak Bambang Setya Budi, S.Pd.I pada acara Rapat Koordinasi Penyempurnaan DPT, Jum’at (17/1).
Acara yang berlangsung di Aula KPU Kabupaten Demak itu dihadiri oleh ketua dan anggota KPU Kabupaten Demak, perwakilan Polres Demak, instansi terkait, partai politik peserta pemilu serta Ketua dan Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Kabupaten Demak.
Bambang menyampaikan, penurunan jumlah pemilih tersebut disebabkan bertambahnya jumlah pemilih yang tidak memenuhi syarat yang disebabkan antara lain: meninggal dunia, perubahan status (TNI/Polri, pindah domisili), ganda antar kabupaten antar provinsi.”
Untuk NIK invalid, hingga saat ini masih menyisakan 29 pemilih. Empat di Kecamatan Wedung, 13 pemilih di luar Kabupaten Demak dan 25 pemilih lainya di Rutan Demak,” terangnya.
Proses pemeliharaan DPT terkait NIK invalid dan pemilih yang tidak memenuhi syarat, terang Bambang, akan berlangsung secara periodic sampai H-14 menjelang pelaksanaan pemilu 2014. Adapun pemilih yang tidak masuk dalam DPT sesuai PKPU No. 9 tahun 2013 akan diakomodasi dalam Daftar Pemilih Khusus. (*)
About these ads


Kamis, 27 Februari 2014

Pantai Bulak Baru Tergerus Abrasi , Jalan dan Pantai Kian Dekat

Salah satu tambak tergerus abrasi

Jepara – Abrasi di seputaran pantai mulai dari desa Semat sampai desa Kedungmalang kabupaten Jepara kelihatannya terus bergerak maju. Apalagi jika musim penghujan tiba gerusan ombak terlihat jelas dan cukup besar. Akibatnya garis pantai semakin dekat dengan jalan raya desa Semat – Kedungmalang.

Meskipun tidak merata gerusannya di setiap tempat . Namun di beberapa titik menunjukkan gerusan ombak terlihat nyata. Diantara tempat yang cukup parah adalah pantai di desa Bulak Baru dan Tanggul Tlare . Tepatnya Sebelah selatan tugu perbatasan desa Semat.

Beberapa tahun yang lalu pantai ini rimbun dengan pohon-pohon mangrove . Namun karena setiap tahun tergerus oleh besarnya ombak . Tanaman mangrove itu bertumbangan setiap tahunnya. Kini hanya tinggal beberapa saja menunggu waktu.

Di pantai Bulak Baru gerusan ombak juga terlihat nyata dengan semakin dekatnya garis pantai dengan jalan raya. Selain itu pemilik tambak di pantai itu setiap tahun juga kehilangan tanah tambak . Dulu tambaknya cukup luas untuk di garap namun saat ini tinggal beberapa meter saja karena terhempas ombak.

“ Ya abrasi pantai desa Bulak Baru ini sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Desa kami dulu di tengah laut sana. Karena tergerus ombak terus akhirnya di relokasi di tempat ini “, kata Sutiyono (45) mantan Petinggi desa Bulak Baru kecamatan Kedung pada FORMASS, Jum’at (28/2).

Sutiyono mengatakan dulu sebelum terkena abrasi desa Bulak cukup luas dengan penduduk yang cukup banyak. Kebanyakan warga memang mengandalkan sector perikanan dan Kelautan. Namun semenjak terkena abrasi jumlah warga makin lama makin berkurang .

“ Mereka secara bertahap pindah ke daerah pantai terdekat misalnya ada yang ke desa Demaan , Ujung Batu dan desa Nelayan yang lain. Sisanya di relokasi dan di beri nama desa Bulak Baru ini “, kenang Sutiyono.

Perelokasian warga desa Bulak ini kalau tidak salah di jaman Gubernur Jawa Tengah bapak Supardjo Roestam. Lewat kebijaksanaan beliau warga dibelikan persawahan desa Bugel untuk di tempati sebagai pemukiman. Di kapling-kapling sesuai dengan jumlah warga yang ada.


“ Ya sampai sekarang ini jika di hitung desa Bulak Baru ini desa dengan jumlah penduduk sedikit dibandingkan dengan yang lain. Dulu warganya kebanyakan nelayan tetapi saat ini hampir semua warga membuka usaha mebel “, papar Sutiyono yang juga mempunyai usaha mebel di rumahnya. (Muin).


INILAH Professor Dr. Ing. Eko Supriyanto, Professor Termuda Dunia Asal Demak


Demak -  Saat ini banyak ilmuwan Indonesia yang memilih berkiprah di luar negeri karena keterbatasan fasilitas riset di Tanah Air, bahkan tidak sedikit yang mencetak prestasi mengagumkan. Salah satunya adalah Prof. Dr. Ing Eko Supriyanto (36 Th), pria kelahiran Desa Ngelo, Kec. Mijen, Kab. Demak, Jawa Tengah adalah alumnus Institut Teknologi Bandung yang meraih gelar Professor waktu umur 33 tahun dan Doktornya di Hamburg, Jerman. Lebih dari 25 penghargaaan internasional, 130 publikasi internasional dan berbagai kedudukan strategis di beberapa negara dimilikinya saat ini.

Kiprahnya dalam bidang rekayasa biomedis di negeri jiran Malaysia telah membuatnya meraih lebih dari 20 paten, terkait dengan produk rekayasa biomedis. Produk yang dihasilkannya merupakan paduan ilmu teknologi dan kedokteran, untuk menghasilkan alat-alat pembantu diagnosis, terapi dan rehabilitasi. Beberapa produk di antaranya adalah boneka pintar untuk menguji dan meningkatkan kemampuan anak balita, USG untuk bidan, transceiver untuk telemedika, Power meter untuk mesin terapi ultrasonik, Sonoimprometer untuk menguji alat USG, instrument magnetoakustik untuk mendeteksi kanker payudara, alat deteksi dini penyakit Alzheimer, biosensor untuk mendeteksi kanker serviks, robot untuk melakukan tomografi ultrasonik, stimulator otak untuk meningkatkan kemampuan belajar, dan obat herbal untuk mengobati kanker payudara. 

. Prof. Eko berdiskusi tentang sistem pendidikan di Indonesia dengan Menkoresra RI. 
Salah satu produknya disebut Smart Doll adalah alat boneka pintar karena tidak hanya buat mainan. “Boneka itu saya namai Elissa. Boneka ini bisa menguji kemampuan anak-anak balita, terutama bisa berfungsi bagi anak-anak berkebutuhan khusus,” jelas Eko seraya menambahkan Elissa bisa menguji kemampuan kognitif, psikomotorik, sosio emosional, bahasa dan wilayah lain yang menjadi standar dalam menganalisis perkembangan anak.

“Setelah mendeteksi, alat akan mengeluarkan hasil analisa dan program atau semacam kurikulum untuk memandu training anak tersebut selama seminggu ke depan. Semua bertujuan agar kemampuan anak lebih baik,” kata Eko. Ia  menjelaskan, alat ini juga bisa menyanyikan lagu yang disukai anak-anak dan mendongengkan sebuah cerita. Sistem di dalam boneka ini telah diprogram untuk menyimpan beberapa lagu dan dongeng populer. Alat yang ditujukan untuk membantu orangtua dan dokter mengenal anak ini dinamakan Eko berdasarkan nama putrinya sendiri. Sekarang, alat telah dikembangkan dan dipakai oleh beberapa pusat perkembangan anak di Malaysia.

Selain boneka pintar, juga mengembangkan transceiver sistem telemedika, sebuah perangkat yang didesain untuk meminimalisasi biaya diagnosis jarak jauh. Menurutnya, di pedesaan (rural area) pun banyak masyarakat yang menderita penyakit seperti jantung, stroke dan penyakit yang membutuhkan pemantauan. Dengan alat ini, pemantauan bisa dilakukan secara mudah dan murah, hanya bermodal instalasi listrik. “Kita hanya perlu listrik di desanya dan tak perlu internet karena internet dibutuhkan setelah sampai di kota. Jadi, nanti kita jual satu perangkat alat yang terdiri pemancar dan penerima saja. Teknologi ini sangat murah,” jelasnya.

Prof Eko menjelaskan kinerja teknologi pembuatan jantung kepada Wakil Perdana Menteri Malaysia, Sekjen Kementerian Pendidikan Malaysia, Direktur Utama Institut Jantung Negara Malaysia dan Rektor UTM. 
Dalam merancang setiap peralatannnya, Eko selalu berpegang teguh pada tiga hal, lebih murah, lebih cepat, dan lebih aman. Hal itu dijadikan prinsip sebab menurutnya teknologi diagnosis yang berdasarkan rekayasa biomedis haruslah aman dan bisa dijangkau masyarakat luas.

Produk selanjutnya adalah alat deteksi awal penyakit Alzheimer. Dengan alat ini kita dapat memprediksi kapan seseorang akan mendapat penyakit Alzheimer.  Dari hasil simulasi dan pengujian yang dilakukan, didapati bahwa alat ini mampu mendeteksi Alzheimer, bahkan 30 tahun sebelum seseorang mendapat Alzheimer, yang berakhir dengan kematian. Produk ini mendapat penghargaan internasional sebagai produk dunia terbaik dari KIPA Korea Selatan dan produk paling kreatif di dunia dari National Research Council Thailand pada tahun 2011. 

Eko juga mengembangkan alat yang bisa digunakan untuk mendeteksi kanker cerviks sejak dini. Lewat teknologi baru yang dibuatnya, kanker cervix (leher rahim) bisa dideteksi hanya dengan cara menganalisis pembalut wanita yang digunakan saat menstruasi. “Cara ini akan membuat wanita lebih nyaman untuk di diagnosa apakah mempunyai kanser serviks atau tidak,” tutunya.

Saat ini Eko dipercayai oleh pemerintah Malaysia, untuk menjadi Direktur Pusat Penelitian Jantung Negara di bawah Kerjasama antara Institut Jantung Negara Malaysia dan Universitas Teknnologi Malaysia, setelah sebelumnya mengemban tugas sebagai Ketua Jurusan Sains Klinikal di UTM. “Tugas saya adalah untuk menghasilkan jantung buatan yang harganya dapat dijangkau dan aman untuk dipakai.

Di Malaysia, harga implantasi satu Jantung Buatan adalah sekitar RM 500 ribu (Rp. 1.8 Milyar). Saya berharap harga ini bisa ditekan menjadi hanya sekitar Rp. 800 juta, sehingga banyak orang yang memerlukan jantung dapat diselamatkan hidupnya”, kata Eko. Riset tentang jantung ini dilakukan melalui kerjasama dengan Universitas di Aachen Jerman dan Australia. Sekarang ini Eko juga sedang menjajaki kemungkinan melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, untuk mengaplikasikan beberapa penemuannya di masa mendatang. 

Sementara itu,  Warga Demak di Jakarta, H. Agus Rohmat saat disambangi di rumahnya di bilangan Kebun Jeruk mengungkapkan kegembiraannnya disaat sama-sama menjadi narasumber dalam Seminar Nasional tentang “Pendidikan Nasional yang Berkarakter”, beberapa waktu lalu bahwa kalau Kabupaten Demak mempunyai Putra Terbaik Bangsa, bahkan diakui Negara Jerman, Malaysia yang berani menggaji sangat tinggi dan Indonesia sendiri serta Dunia luar karena mahir beberapa bahasa. “Hingga di libatkannya di beberapa lembaga dunia seperti WHO, lembaga pemerintah seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pertahanan dan Kepolisian,” tutur Pamen Polisi ini.

Di Indonesia, beliau juga berkiprah untuk menjadi penasehat para kepala daerah untuk pembangunan daerah dan pendidikan, misalnya di Kabupaten Pelalawan, Riau dan Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, yang tempatnya cukup dekat dari rumah Eko di Johor Bahru Malaysia. Selain itu Eko juga masih aktif sebagai Guru Besar di Departemen Radiologi, Fakultas Kedokteran UNPAD, Bandung. 

Lebih jauh diceritakannya, mas Eko pria kelahiran Desa Ngelo, Kec. Mijen, Kab. Demak, yang masa kecilnya di bangku SD, SMP di Mijen sambil memelihara kambing (Angon-red) dan bangku SMA di Magelang sambil jualan koran memperoleh gelar Professor saat usia 33 Tahun, sangat pantas menjadi Pejabat Negara untuk memajukan Bangsa Indonesia di mata dunia Internasional sesuai dengan keahliannya yaitu Menristek maupun Wapres, hingga suatu saat tidak mustahil menjadi Presiden. “Bahkan mas Eko mengutarakannya ingin terjun ke dunia politik, kalau sudah mempunyai uang Rp. 70 trilyun, karena kalau menjadi pemimpin dengan memiliki uang tidak akan korupsi. Subhanallah,” ujar Agus meniru ucapan mas Eko.

Selama di Jerman beliau juga aktif berorganisasi, bahkan sempat berkecimpung sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia di Jerman, sebuah organisasi yang didirikan oleh Professor Habibie pada tahun 1976. Beliau pernah menjadi Ketua Konferensi Internasional “Menuju Indonesia 2020” pada tahun 2004 di Hamburg, dan “Teknologi untuk Indonesia” pada tahun 2006 di Duisburg.

Ketika di Hamburg beliau sempat bertemu dengan Presiden Gus Dur. Sementara ketika di Duisburg, beliau sempat berdiskusi dengan Menristek Indonesia dan Menteri Riset dan Pendidikan Jerman. Pada tahun 2004, beliau juga dipercayai oleh warga Indonesia di Jerman, untuk menjadi Ketua Pemilihan Luar Negeri (PPLN/ KPU Luar Negeri) Wilayah Jerman Utara. Beliau ini orang yang mengagumi ketokohan Gus Dur sebagai orang yang berani membela yang benar, kesetaraan dan pluralisme.

Selain itu, beliau juga tegas dan disiplin, karena beliau sempat mengenyam pendidikan selama 3 tahun, di Universitas Angkatan Bersenjata Jerman.

“Teman saya adalah para perwira terbaik dari seluruh dunia, yang saat itu belajar di Universitas Angkatan Bersenjata Jerman. Saya faham betul kehidupan militer, strategi militer dan berbagai teknik dalam pertahanan dan keamanan”m ujarnya.

Beliau menganggap, Indonesia perlu dipimpin oleh seseorang yang merupakan gabungan antara Gus Dur (karena keberanian membela minoritas dan yang lemah), Prabowo (karena keberanian dan ketegasannya dalam membela Negara), Habibie (karena kepandaiannya dalam bidang teknologi) dan Jokowi (karena keberaniannya untuk turun kebawah).

Saat ini Eko juga mengaggumi kemampuan Jokowi untuk turun ke bawah. Sifat ini juga dimiliki oleh Eko, karena memang beliau adalah orang desa, yang faham tentang kehidupan orang-orang di desa, kehidupan orang-orang miskin dan terpinggirkan. “Saya yakin Indonesia, akan lebih baik, kalau dipimpin oleh orang-orang yang mempunyai karakter-karakter gabungan seperti diatas,” paparnya.     

Prof. Eko menerima penghargaan sebagai penemu produk terbaik dunia, dalam kompetisi produk internasional di Seoul, Korea Selatan. 
Ditambahkan Kombes Pol. H. Agus Rohmat, S.Ik, SH, M.Hum, yang saat ini menjabat Dir. Serse Narkoba Polda Kepri, sosok Professor Eko meskipun usianya masih muda namun kemampuannya sudah tidak diragukan lagi meskipun saat ini berada di Malaysia hingga keliling dunia dengan kesibukannya, sehingga bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin seperti mas Eko.

“Sosok Professor Eko layak memimpin bangsa Indonesia, karena sangat cerdas, mempunyai impian terbang ke planet Mars. Sudah banyak menciptakan alat tehnologi kesehatan, dan saat ini sedang melakukan penelitian pembuatan jantung tiruan yang dibiayai Malaysia,” paparnya.

Selain itu ternyata Prof. Eko, juga mempunyai beberapa penemuan dalam bidang pertahanan, seperti “Kapal Patroli Tanpa Awak dan Tanpa Bahan Bakar”, keamanan seperti “Alat Pendengar Jarak Jauh”, serta pendidikan, seperti “ Peralatan untuk mendukung implementasi pendidikan IPA untuk Sekolah Dasar dan Menengah berdasar kurikulum 2013”. Bahkan alat ini pernah dipresentasikan kepada Wamen Dikbud di Jakarta pada pertengahan tahun 2013.


Di tempat terpisah, Antok orang dekat Professor Eko juga mengharapkan Kabupaten Demak memiliki putra-putri terbaik di bidangnya masing-masing, tidak hanya mas Eko. Sehingga bisa membawa nama harum Kabupaten Demak khususnya bangsa Indonesia di mata dunia Internasional. (Moh.Ridwan) 

Sumber : www.BEDAnews.com

Rabu, 26 Februari 2014

Kaya Mendadak Saat Temukan Koin Emas Rp 116 Miliar Dalam Kaleng Berkarat

Satu dari delapan kaleng yang berisi koin emas itu

LOS ANGELES, KOMPAS.COM  Pasangan di California, AS, yang sedang berjalan-jalan bersama anjing mereka mendadak menjadi kaya raya ketika menemukan sejumlah koin emas yang terkubur di tanah. Para ahli mengatakan, nilai koin itu mencapai lebih dari 10 juta dollar AS (atau setara Rp 116 miliar).

Temuan yang disebut Saddle Ridge itu diyakini merupakan harta karun paling berharga yang pernah ditemukan di Amerika Serikat (AS). Demikian kata pihak Kagin's Inc, yang mengkhususkan diri dalam koin emas kuno.

Pasangan itu, yang hanya disebut sebagai John dan Mary, melihat bagian sebuah kaleng yang terkubur yang menyembul dari tanah—dan setelah melakukan penggalian lebih lanjut menemukan tujuh kaleng lain, berisi lebih dari 1.400 koin emas.

"Keluarga itu benar-benar menemukan pot emas di kaki pelangi," kata bos perusahaan itu, Donald Kagin, yang menambahkan bahwa sebagian besar koin itu berasal dari akhir abad ke-19. "Apa yang benar-benar signifikan dari temuan ini... adalah bahwa tidak seperti timbunan dan harta lainnya, yang satu ini mencakup beragam macam tanggal, banyak yang dalam kondisi bersih," tambahnya.

Pasangan tersebut mengatakan, mereka hanya membawa anjing mereka untuk berjalan-jalan sebagaimana biasanya ketika mereka pertama kali menemukan harta itu. "Saya melihat kaleng tua mencuat dari dalam tanah pada jalur yang kami telah lalui hampir setiap hari selama bertahun-tahun," kata John. Ia lalu menggunakan tongkat untuk menggali kaleng tersebut. 

Mereka lalu membawanya ke rumah meskipun kaleng itu cukup berat. "Saya mengatakan kepada Mary, 'Wow, kaleng ini berat. Pasti penuh dengan serpihan'. Saya tidak tahu apa yang membuatnya jadi seberat itu," kata John.

Pada saat itu, tutupnya retak dan memperlihatkan punggung sebuah koin emas. Ia menambahkan, "Saya menutup kembali penutup itu. Saya menemukan sekaleng koin emas dan saya pikir Maria tidak mungkin percaya kepadaku! Ketika saya sampaikan kepadanya, ia kebingungan, mulutnya terbuka lebar sampai lalat terbang masuk keluar beberapa kali."

Mary menambahkan, "Saya tidak pernah berpikir kami akan menemukan sesuatu seperti ini. Namun, dengan cara yang aneh, saya merasa sepertinya saya telah mempersiapkan seluruh hidup saya untuk itu."

Setelah penggalian lebih lanjut, termasuk dengan menggunakan detektor logam, mereka akhirnya menemukan delapan kaleng. Pasangan yang berusia sekitar 40-an tahun itu memutuskan untuk tetap anonim hingga saat ini.

"Seperti banyak orang akhir-akhir ini, kami juga punya beberapa masalah keuangan. Saya merasa sangat bersyukur bahwa kami bisa menjaga properti tercinta kami," kata John.

Mary menambahkan, "Kami adalah orang-orang yang sama sebagaimana kami sebelumnya, hanya dengan lebih banyak kebebasan untuk melakukan pilihan. Masalah keuangan tidak (lagi) harus mendikte kami begitu banyak dalam keputusan sehari-hari kami. Jawaban atas kesulitan kami ada di sana di bawah kaki kami selama bertahun-tahun. Jangan ragu membungkuk untuk memeriksa kaleng yang berkarat!"
Sumber : Kompas.com


Perang Banner Antar Caleg di Mulai , Habiskan Dana Jutaan Rupiah


Demak – Semakin dekatnya waktu Pemilihan Umum 2014 suhu politik di semua tempat mulai naik.Di kota sampai di desa mulai ada gerakan untuk mengumpulkan dan menarik massa pemilih. Salah satu yang mencolok adalah mulai bertebarannya berbagai macam spanduk , baliho dan banner di berbagai tempat.

Selain itu puluhan hingga ratusan bendera berbagai macam partai politik juga menghiasi tempat-tempat strategis. Seperti pinggir jalan raya , jembatan hingga jalan-jalan sempit. Bendera yang di pasang mulai berukuran mini , sedang sampai dengan bendera besar dengan tiang yang cukup tinggi.

“ Maklum mereka ingin dikenal dan juga ingin dipilih dalam pemilu 2014 nanti. Meskipun menghabiskan biaya yang cukup besar hal itu ditempuh demi sebuah popularitas “, ujar H. Fatkhul Muin pengelola blog “PusatInformasi Masyarakat Pesisir “.



Fatkhul yang juga jurnalis warga di beberapa portal berita on line mengatakan, pemasangan banner , spanduk maupun Baliho merupakan salah satu jurus untuk menarik massa. Dengan jumlah calon yang cukup banyak dalam setiap partai tentu caleg ingin mereka dikenal sekaligus dipilih dalam pemilu nanti.

Apalagi dengan aturan yang berhak duduk atau jadi adalah caleg dengan perolehan suara terbanyak. Maka masing masing calon mempunyai hak yang sama untuk jadi dalam dapil masing-masing. Oleh karena itu Tim sukses masing-masing saat ini mulai bergerak dengan memasang gambar dalam rangka sosialisasi pada pemilih.

“ Tidak hanya pemasangan banner , baliho atau spanduk saja . Tim sukses kini sudah mulai masuk dari pintu ke pintu untuk meminta dukungan untuk jago mereka “, kata Fatkhul.

Sementara itu Machmud Suwandi pengamat Politik tinggal di Demak dalam status FBnya menuliskan, Banner atau baliho merupakan strategi dalam menarik pemilih. Oleh karena itu dibutuhkan dana yang cukup besar dalam rangka kesuksesan menjadi anggota Dewan.



Untuk amankan posisi dalam meraih kursi DPRD kabupaten/kota, seorang caleg menyiapkan modal sampai Rp1 miliar. Modal sebesar itu dipergunakan untuk membiayai kampanye diri (bikin; baliho, profil di koran lokal dan contoh surat suara khusus yang dilengkapi dengan tanda gambar mencoblos nama caleg)”, tulisnya

Selain untuk sosialisasi para caleg juga butuh dana untuk operasional tim (konsolidasi dan pembekalan lebih dari 10 kali, serta untuk monitoring, dll). Dan tak kalah pentingnya juga  memberi uang saku sebagai pengganti tidak bekerja selama satu hari sebesar Rp 50.000 kepada 10.000 orang pemilih. 

 Pengalaman pemilukada (pilbup/pilgub) lalu, ada beberapa TPS (tempat pemungutan suara) yang hanya dicoblos oleh anggota KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara) setempat, lantaran pemilih yang terdaftar (di DPT) lebih mementingkan bekerja di luar wilayah/desa daripada mencoblos dalam pemilu dengan resiko tidak memperoleh hasil (upah) guna mencukupi kebutuhan keluarganya. (Abah Ardans)