Musibah datang pasti tidak memberitahu kapan datangnya , begitu juga yang dialami Sutikan warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak ini. Selama hampir 1 tahun dia tidak bisa berjalan normal dan harus banyak ditempat tidur karena retak tulang belakangnya belum kunjung sembuh.
Namun tiga bulan terakhir ini ia mulai dapat berjalan meskipun agak tertatih sambil mendorong gerobag tua teman setianya pencari nafkah saat ini dengan berjualan sosis dan es keliling sebagai penyambung hidup keluarga.
Dahulu sebelum terkena musibah kerja sehari-harinya sebagai pembantu tukang batu , yang kerjanya membuat adukan dan mengangkut matreal . Suatu hari musibahpun datang ketika mengangkat zak semen seberat 50 Kg terdengar suara krek!! dari tulang belakangnya , namun ia tidak hiraukan itu karena dia menganggap hal yang biasa .
Sehingga hari-hari berikutnya iapun bekerja biasa karena yang ia rasakan hanya ngilu biasa , namun beberapa hari kemudian jika ia buang air kecil dan besar rasanya sakitnya bukan main sehingga iapun memeriksakan ke puskesmas terdekat. Dari hasil puskesmas iapun dirujuk ke rumah sakit kabupaten , sampai di sana iapun divonis patah tulang belakangnya dan harus operasi di RSU Kariadi Semarang.
Dengan berbekal kartu Jamkesmas iapun opname disana dan lebih tiga bulan ia dirawat insentif di sana hingga diperbolehkan pulang dengan syarat tidak boleh bekerja kembali jika sakitnya belum sembuh.
” Ketika agak sembuh sayapun memutar otak kerja apa yang cocok bagi saya dengan keterbatasan tenaga dan juga badan belum sehat betul. Akhirnya pekerjaan yang saya pilih berjualan sosis dan Es memakai gerobag dan keliling , selain modalnya kecil juga tidak berat. Untuk biaya di rumah sakit selama hampir satu tahun sudah tidak ada yang tersisa di rumah saya , meskipun gratis biaya namun untuk makan dan transpot juga banyak jadi tidak ada modal yang tersisa. Alhamdulillah dari berjualan Sosis ini biarpun sedikit ada pemasukan untuk keluarganya ”, cerita Sutikan yang putra sulungnya telah bersekolah di MTs.
Awalnya ia ingin kembali bekerja sebagai kuli bangunan , namun karena kesehatan yang tidak memungkinkan maka angan-angan bekerja tanpa modal itupun disingkirkan jauh-jauh karena ia tidak ingin penyakit itu kambuh lagi. Dalam kekalutannya iapun melihat pedagang sosis keliling yang setiap hari memikul dagangannya keluar masuk gang dengan menjajakan sosis pada anak-anak yang dilihatnya cukup lumayan hasilnya.
” Ketika agak sembuh sayapun memutar otak kerja apa yang cocok bagi saya dengan keterbatasan tenaga dan juga badan belum sehat betul. Akhirnya pekerjaan yang saya pilih berjualan sosis dan Es memakai gerobag dan keliling , selain modalnya kecil juga tidak berat. Untuk biaya di rumah sakit selama hampir satu tahun sudah tidak ada yang tersisa di rumah saya , meskipun gratis biaya namun untuk makan dan transpot juga banyak jadi tidak ada modal yang tersisa. Alhamdulillah dari berjualan Sosis ini biarpun sedikit ada pemasukan untuk keluarganya ”, cerita Sutikan yang putra sulungnya telah bersekolah di MTs.
Awalnya ia ingin kembali bekerja sebagai kuli bangunan , namun karena kesehatan yang tidak memungkinkan maka angan-angan bekerja tanpa modal itupun disingkirkan jauh-jauh karena ia tidak ingin penyakit itu kambuh lagi. Dalam kekalutannya iapun melihat pedagang sosis keliling yang setiap hari memikul dagangannya keluar masuk gang dengan menjajakan sosis pada anak-anak yang dilihatnya cukup lumayan hasilnya.
Melihat hal tersebut iapun memutar otak agar keinginannya untuk berjualan sosis terlaksana , untungnya sebelum ia sakit ia telah membeli gerobag bekas bakso sehingga ia sulap jadi tempat untuk menggoreng sosis dengan wajan dan kompor gas. Dengan modal Rp 150.000,- pinjaman dari saudaranya Iapun membeli bahan baku sosis dari pasar dekat rumahnya dengan berbagai jenis , misalnya sosis putar, sosis bundar , roti ,sate dan juga paha ayam .
Agar lebih bervariasi jualannya iapun menjual Es gogrog dengan berbagai rasa yang telah tersedia bersamaan dengan penjualan sosis. Untuk jualan sosis ia harus membeli minyak kelapa untuk menggoreng sosisnya dan untuk jualan Es gogrog iapun harus menyiapakan es batu yang diserut . Adapun harga yang ia patok setiap pembelian minimal Rp 500,- untuk sosis ataupun Es gogrognya.
” Alhamdulillah sehari keliling kampung dan juga sekolah saya bisa membawa pulang uang Rp 135 ribu – Rp 150 ribu kotor , setelah saya kurangi untuk membeli bahan baku keuntungan bersih sehari-harinya bisa mencapai 35 ribu – 50 ribu kadang bisa lebih. Namun kami cukup bersyukur dengan usaha ini sehingga kami sehari-hari bisa makan dari hasil jualan sosis ini ” tutur Sutikan sambil membuat Es gogrog yang dipesan pelanggannya.
Memang bagi yang belum pernah mengalami jualan keliling kebanyakan malu untuk melakukannya , namun demikian ia mengaku membuang jauh rasa malu itu baginya berjualan sosis ini halal adanya. Oleh karena itu bagi siapapun yang belum mempunyai pekerjaan jualan sosis ini mejadi salah satu alternatif pekerjaan, selain modal kecil untungnyapun lumayan .
” Alhamdulillah sehari keliling kampung dan juga sekolah saya bisa membawa pulang uang Rp 135 ribu – Rp 150 ribu kotor , setelah saya kurangi untuk membeli bahan baku keuntungan bersih sehari-harinya bisa mencapai 35 ribu – 50 ribu kadang bisa lebih. Namun kami cukup bersyukur dengan usaha ini sehingga kami sehari-hari bisa makan dari hasil jualan sosis ini ” tutur Sutikan sambil membuat Es gogrog yang dipesan pelanggannya.
Memang bagi yang belum pernah mengalami jualan keliling kebanyakan malu untuk melakukannya , namun demikian ia mengaku membuang jauh rasa malu itu baginya berjualan sosis ini halal adanya. Oleh karena itu bagi siapapun yang belum mempunyai pekerjaan jualan sosis ini mejadi salah satu alternatif pekerjaan, selain modal kecil untungnyapun lumayan .
Apalagi jika mempunyai sepeda atau sepeda motor usaha penjualan sosis ini tambah banyak hasilnya karena bisa berpindah-pindah tempat utamanya di tempat banyak orang karena sosis adalah makanan kecil yang digenari tidak hanya orang tua saja. Jika mempunyai modal lebih bisa ditambah dagangan yang lain seperti Es dan makanan kecil lainnya , penghasilnnyapun akan bertambah lagi .
Inilah hitung-hitungan modal yang dibutuhkan untuk membuka usaha jualan sosis :
1. Gerobag bekas Rp 750.000,-
2. Kompor Gas, Wajan Rp 250.000,-
3. Bahan baku Sosis dan minyak dll Rp 150.000,-
Jumlah Rp 1.150.000,-
Keuntungan bersih : Rp 35.000,- - 50.000,- jika sehari menabung 5.000,- maka 8 bulan akan kembali modal . Selamat mencoba (FM)
Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar