Jumat, 29 November 2013

Puluhan Hektar Tambak Warga Desa Kedungmutih di jarah Pencuri


Demak – Sejumlah tambak di desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak ikannya di curi . Pencurian tambak secara massal terakhir terjadi satu tahun yang lalu. Namun beberapa hari ini kejadian terulang kembali. Bahkan sempat petani tambak dilukai oleh pencuri lebih dari satu karena memergoki aksi pencurian.

“ Namun sayangnya kejadian itu tidak diteruskan ke fihak berwajib sehingga aparat kepolisian tidak menindak lanjuti kasus ini . Hingga pada Hari Minggu kemarin hampir semua tambak di blok kalianyar dan kaliwedi di jarah “, ujar Busri petani tambak dari desa Kedungmutih kepada FORMASS Jum’at (29/11) .
Busri mengatakan usai kejadian itu aksi pencurian terulang kembali . Tambak yang berlokasi di blok Kalianyar dan Kaliwedi lebih dari 20 tambak ikan dan udangnya di jarah. Pencuri datang diperkirakan lebih dari satu orang .

Biasanya mereka menyerang tambak di kala petani terlelap tidur di rumahnya . Mereka datang langsung menuju ke tempat penangkapan ikan dan udang . Posong dan bubu mereka angkat lalu ikan dan udang diambil. Mereka beraksi dari satu tambak ke tambak lainnya dengan leluasa.

“ Saya perkirakan mereka lebih satu orang karena dalam waktu yang sama semua tambak dijarah. Mereka beraksi di tambak saya sekitar pukul 10 malam . Terlihat dari minyak ting didalam bubu “, ujar Roisul Huda yang tambaknya juga dijarah pencuri.

Rois mengatakan , setelah satu bulan tambaknya di tebas orang ia tidak memasang bubu menunggu tambaknya terisi lagi. Tiga hari yang lalu ia memasang bubu kembali untuk menangkap udang. Namun  ketika mau mengambil hasilnya ia kaget karena bubu sudah bergeser dari tempatnya dan lampu ting mati.

“ Saya kaget ketika mau mengangkat bubu kondisi bubu tidak pada tempatnya dan telah mati. Wah sudah di dahului pencuri ini. Kalau di hitung kerugian satu kali ambil ya Rp 200 ribu – Rp 300 ribu “, kata Rois yang tambaknya di blok Kalianyar.

Melihat kejadian pencurian tambak  terulang kembali Busri dan Rois mengharapkan koordinasi seluruh anggota petani tambak di desa Kedungmutih. Diadakan pertemuan kembali untuk mengatasi pencurian tambak yang mulai marak lagi. Selain itu dia juga mengharapkan aparat kepolisian membantu para petani tambak agar kondisi tambak aman kembali.

“ Memang kita akui sudah ada persatuan petani tambak .namun belum ada kegiatan yang menuju ke pengamana  tambak secara swakarsa “, kata Busri. (muin)




Rabu, 27 November 2013

Ini Dia Wanita Demak Lulusan SD Berantas Kemiskinan di Desa Kumuh Nelayan

Masnu'ah

AyoGitaBisa.com - Berpendidikan rendah dengan akses terbatas membuat Masnu'ah tak pernah berani memimpikan hal besar. Namun, kegelisahannya memuncak karena menyaksikan kemiskinan dan belenggu budaya partiarki di desanya dan membulatkan tekad untuk mengubah para perempuan Dusun Moro, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

"Saya sangat paham kondisinya karena hidup di sini dan mengalaminya juga. Para istri nelayan hidup susah dan sering menjadi korban kekerasan suami, diperlakukan seenaknya seperti barang," ujar perempuan yang hanya mengenyam pendidikan SD ini beberapa waktu lalu.

Kesempatan datang akhir tahun 2005. Melalui koperasi beras hasil iuran swadaya seribu rupiah dan jimpitan beras, ia membentuk kelompok Puspita Bahari. Kelompok ini lahir semata untuk membantu mendorong peningkatan ekonomi keluarga nelayan.

"Modal awal satu juta rupiah untuk membeli beras, tapi bangkrut. Tidak mudah mengajak mereka karena suami tidak mengizinkan keluar rumah. Saya tidak dipercaya, jadi harus aksi," katanya.

Tak menyerah, meski sering menuai jalan buntu. Kemiskinan yang mendera keluarga nelayan yang menempatkan perempuan dalam posisi marjinal justru memicunya. Mas'nuah pun tergerak mengajak istri nelayan membuat produk olahan seperti kerupuk, keripik, dan abon berbahan baku ikan murah. Juga merangkul para suami dengan menjadi mediator bantuan tiga kapal untuk melaut dari Dompet Dhuafa yang disalurkan lewat LBH Layar Nusantara dan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), dan bergabung dalam forum masyarakat peduli lingkungan lewat Program Peduli Penghijauan Mangrove.

"Selama ini banyak ikan terbuang sia-sia diolah dan dijajakan ke pasar, koperasi, warung. Selain itu juga mengelola sampah untuk mengurangi kekumuhan desa nelayan," jelas perempuan yang keberhasilannya ini diganjar penghargaan Kusala Swadaya sebagai kelompok perempuan nelayan yang berhasil mengatasi kekumuhan di perkampungan nelayan.

Tekadnya bulat, ia bahkan rela berkeliling desa mengajak warga menekan budaya konsumtif dengan menabung dengan datangi tiap rumah untuk mengambil tabungan. "Seribu hingga lima ribu per minggu. Harus mengalah," ujar perempuan yang memiliki 100 nasabah ini.

Tak hanya peningkatan kesejahteraan, Masnu'ah juga memberdayakan kesetaraan gender, penyuluhan kesehatan reproduksi, HIV AIDS, dan KDRT yang menjadi masalah krusial di desanya.

Tapi jalan berliku tetap dihadapi, termasuk ketika mendapat ancaman dan kecaman dari warga, keluarga dan bahkan suaminya sendiri. "Saya pernah diancam ketika mendampingi istri nelayan korban KDRT ke pengadilan. Berat dan sulit karena tidak ada dukungan, bahkan dari suami," kenang istri Su'udi ini.

Kini, Mas'nuah bisa tersenyum. Dusun Moro, Demak berubah lebih baik dan tertata. Keinginan mengajak para perempuan nelayan menjadi agen perubahan membuahkan hasil. "Meski ada saja yang tidak percaya dan mengawasi. Bahkan mengolok-olok dan melecehkan. Yang penting tujuan benar dan bisa membantu seseorang," yakinnya.

Mas'nuah juga membuat jaringan dan persaudaraan nelayan se-Indonesia untuk membantu menangani permasalahan nelayan dan studi banding untuk perempuan nelayan di Aceh, Sumatera, Tuban."Selain di Bau-Bau, kami juga membebaskan nelayan Rembang yang disandera di Sumatera. Dan membantu ABK nelayan Jateng yang berada di Balikpapan," kata Masnu'ah lagi.

Atas usahanya itu, Masnu'ah menjadi satu-satunya perempuan Indonesia yang menerima penghargaan Honouring 100 Women to Mark 100 Years of Womens Resistence for Rights, Empowerment and Liberation dari Asian Rural Womens Coalition (ARWC) atas kontribusinya memperjuangkan hak-hak dan kepentingan perempuan pedesaan di Asia, dan dipilih mengikuti pelatihan pemberdayaan untuk masyarakat pesisir di Bangkok. "Itu sangat luar biasa dan membanggakan," tukasnya sambil tersenyum.

13 lebih perjuangannya dirasa belum cukup karena masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk perbaikan masyarakat wilayah pesisir. Semangatnya menular kepada Mohamad Vicky Alansyah (18), anak semata wayangnya yang kini menjadi bagian dari 11 anak miskin berprestasi yang mendapat beasiswa dari Universitas Internasional Batam. "Sekarang saya berani mimpi dan ingin anak menjadi orang hebat seperti orang yang saya temui," ucapnya.
[yac]

RA Ribhul Ulum Demak 27 Tahun Berhidmat Untuk Umat

Ulwiyah S Pd Kepala RA "Ribhul Ulum"
 
Demak , FORMASS - Salah satu Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) di desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak adalah Raudlatul Athfal (RA) ” Ribhul Ulum ” . Sekolah ini berdiri sejak tahun 1986 yang lalu sehingga lulusannya sudah ratusan orang dan tersebar ke mana-mana.

 Meski hampir tiga puluh   tahun berkhidmat dan melayani warga masyarakat , namun prasarana sekolah ini belum memadai . Selain kondisi gedung yang masih sederhana , juga permainan di dalam ruangan maupun ruangan masih kurang banyak.

” Itulah salah satu kendala yang saya hadapi sarana dan prasarana di sekolah ini masih kurang sekali . Ruangan kelas masih sederhana begitu juga Alat Permainan anak juga belum lengkap ”, ujar Ulwiyatus Saidah , S Pd Kepala RA ” Ribhul Ulum” pada  Selasa FORMASS   (26/11)  .

Pada tahun 2011 yang lalu sekolahnya memperoleh bantuan dari APBD kabupaten Demak sebesar 37,5 juta rupiah . Dana tersebut dipergunakan untuk merehap ruangan kelas dari dinding kayu menjadi dinding tembok. Dengan dana tambahan swadaya juga bisa membangun pagar  sekolah lebih 30 meter yang ditujukan untuk keamanan anak-anak.

Salah satu ruang kelas 

Selain itu juga dibelikan permainan sederhana. Dana dari pemerintah tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk perbaikan sekolah. ” Harapan saya pemerintah  bisa mengucurkan dana lagi pada sekolah kami  untuk melanjutkan pembangunan ruangan kelas dan juga sanitasi sekolah ”, harap Ulwiyah.

Saat ini jumlah siswa di RA ” Ribhul Ulum” sebanyak 64 siswa terbagi atas kelas A dan B dengan jumlah pengajar 5 orang . Rata-rata siswa yang belajar di sekolah ini datang dari keluarga miskin dengan kondisi pekerjaan orang tua , Nelayan, buruh dan petani . Sehingga dalam hal berswadaya untuk perbaikan fasilitas sekolah sangat sulit , oleh karena itu bantuan pemerintahlah yang diharapkan untuk melengkapi sarana dan prasarana yang masih kurang.

”  Sumbangan Belajar di sekolah ini hanya Rp 15.000,- setiap bulan untuk operasional saja masih kurang . Apalagi memikirkan untuk membenahi sarana dan prasarana ”, tukas Ulwiyah.



Namun demikian Ulwiyah tidak berputus asa begitu saja agar sekolahnya bisa sejajar dengan sekolah lainnya ia setiap waktu membuat proposal pada pemerintah agar dikucurkan dana lagi untuk perbaikan fasilitas disekolahnya. Selain itu ia juga menekankan kepada guru untuk terus belajar , diantaranya memberikan support kepada guru yang belum berijasah S1 untuk belajar kembali.

 Empat guru yang belum berijasah S1 saat ini sudah kuliah lagi  dan untuk meringankan beban mereka juga dicarikan bea siswa dari Kantor Kemenag. Dengan tercapainya guru berijasah S1 diharapkan pembelajaran di sekolahnya bertambah maju.   Mereka telah dibekali pengetahuan yang sesuai dengan kemampuan mereka mengajar anak-anak.

Selain itu jika ada tambahan ruangan kelas baru dari pemerintah , dia juga akan membuka kelas baru PG ( Play Grup ) yang mengajar anak-anak usia 2 – 4 tahun. Dengan tambahan kelas baru itu diharapkan suasana sekolahnya bertambah ramai dan semarak . Selain itu Pendidikan PG tersebut juga sangat dibutuhkan oleh warga desa Kedungmutih  yang posisinya cukup terpencil dan terletak di pesisir.(Muin)




Tradisi Haul Massal Di Desa Karanganyar Jepara

Tahlilan bersama di Makbaroh desa Karanganyar

Jepara – Warga Desa Karanganyar kecamatan Welahan kabupaten Jepara  Rabu dan Kamis ( 27-28/11) menggelar kegiatan Haul Massal dan Pengajian Umum. Acara yang dipusatkan di Makam desa setempat sebagai perwujudan menghormati para leluhur yang telah mendahului . Selain itu juga sebagai wujud persatuan , kesatuan antar warga masyarakat desa Karanganyar.

“ Acara Haul Massal ini kita gelar sudah 16 tahunan . Dulu warga mengadakan acara haul sendiri-sendiri . Namun karena banyak manfaatnya lalu kegiatan ini dijadikan menjadi satu waktu yaitu Kamis terakhir bulan Muharram “, ujar Mashur Ketuan panitia haul Massal desa Karanganyar pada FORMASS.

Mashur yang juga Modin desa Karanganyar mengatakan, rangkaian Haul Massal diawali dengan kegiatan Tahtimul Qur’an , dilanjutkan dengan Tahlil bersama di Makbaroh. Puncak acara yaitu digelar pengajian Umum dan juga pemberian santunan kepada anak Yatama.




“ Bulan Muharram merupakan bulan mulia oleh karena itu kita juga memberikan santunan pada 15 anak Yatim . Adapun pengajian mendatangkan da’I dari luar daerah “, tambah Mashur.

Mengenai biaya pelaksanaan acara , selain dari swadaya masyarakat desa Karanganyar . Desa juga memberi dana stimulant untuk kesuksesan acara hal dan pengajian. Dana santunan juga diperoleh dari para aghniya’ dan sumbangan dari warga secara sukarela.

“ Alhamdulillah adanya haul massal ini menambah barokah pada warga desa. Terutama dalam hal persatuan dan kesatuan apalagi desa ini baru saja mengadakan pilpet . Kita semua berdo’a agar persatuan dan kebersamaan tetap terjalin baik “, papar Mashur.
Modin Mashur di depan cungkup makam Mbah Ndaru dan Mbah Surti



Dalam acara Haul Massal itu digelar tahlilan bersama yang dipusatkan pada cungkup makam cikal bakal yaitu Den Ayu Ndaru dan Surti. Diyakini mereka berdua merupakan putri trah kerajaan mataram yang mengembara sampai ke desa Karanganyar.

Sementara itu Slamet Arifin dan Suntono warga desa Karanganyar mengatakan , haul massal layak di uri-uri kelestariannya. Selain kita bisa mendo’akan orang tua yang telah dahulu tiada. Bisa juga dijadikan wahana pemersatu warga desa. Semua warga berkumpul dan duduk bersama di makbaroh sehingga kelihatan guyub rukun satu sama lain. Mulai dari anak-anak , remaja sampai orang tua semua hadir di makam,

“ Ya kami sangat setuju acara ini terus digelar , apalagi ditambah dengan acara pengajian dan santunan Yatama sehingga acara tambah meriah “ kata Suntono. ( Muin)



Selasa, 26 November 2013

Suryo Penjaga Palang Pintu KA , Banyak Suka Daripada Dukanya

Suryo 8 tahun bekerja sebagai penjaga pintu KA

Pekalongan – Bagi Suryo  penjaga palang pintu KA di Jl. Wahidin Pekalongan hidup adalah pengabdian . Oleh karena itu meski berat dirasa suatu pekerjaan namun mengingat pengabdian semuanya jadi ringan dan menyenangkan. Setiap hari ia berangkat ke tempat kerjanya meski jam kerjanya harus berganti-ganti menurut jadwal atau shif yang telah ditentukan.

“ Jam kerjanya tidak tentu mas tergantung dari jadwal yang ada bisa pagi ,sore atau malam.Tempat ini yang bertugas 6 orang di bagi 3 shif setiap 2 orang “, kata Suryo pada Desa Merdeka.

Suryo mengatakan , selepas SMA ia bantu-bantu di Stasiun Kereta Api sebagai tenaga serabutan. Kadang bagian kebersihan , kadang jadi pesuruh dan juga ikut dalam pembenahan Rel Kereta Api. Setelah beberapa tahun kerja kebetulan ada lowongan bagian penjaga palang pintu . Iapun melamar kerja dan diterima kerja sebagai pegawai kontrak.

“  Ayah saya dulu  pegawai di Kereta Api jadi ketika lulus sekolah disarankan untuk bantu-bantu dulu. Beberapa tahun kemudian ada lowongan saya ndaftar Alhamdulillah diterima dan kerja sampai sekarang “, aku Suryo yang sudah bekerja selama 8 tahun sebagai tenaga kontrak KA.

Cita cita awal memang ingin terjun ke dunia bisnis , namun karena arahan orangtua iapun urung. Menurut ayahnya bisnis membutuhkan modal dan juga pengalaman . 

Tetapi jika menjadi pegawai resikonya tidak banyak , meski gaji yang diterima awalnya tidak seberapa. Namun setiap bulan bisa dipastikan mendapatkan penghasilan.


Gardu Palang Pintu

“ Ya memang betul saat ini gaji saya ya UMR Pekalongan. Jadi untuk kebutuhan sehari-hari ya cukuplah . Meski dalam kondisi hidup sederhana namun setiap bulan ada pemasukan “, kata Suryo

Ditanya suka ataupun dukanya sebagai penjaga palang pintu KA, Suryo mengatakan banyak suka daripada dukanya. Sukanya ya bisa dapat pekerjaan untuk menghidupi keluarga. Berbuat kebaikan membantu kelancaran  jalannya kereta dan juga mempunyai banyak teman.


Adapun dukanya biasanya jika dapat jadwal berangkat shif malam . Selain harus menjaga kantuk juga kadang disertai hujan deras sehingga harus ada tenaga ekstra. 

Selain itu ketika palang pintu sudah diturunkan masih ada pemakai yang menerobos padahal kereta api sudah dekat. Kadang ada pula yang duduk-duduk atau jagongan di rel KA sehingga harus didatangi dan diberi pengertian.(Muin)


Minggu, 24 November 2013

Petani Garam Demak , Butuh Dana Talangan Jika Panen Raya

Petani garap lahan garam

Demak  – Petani garam warga Nahdliyin di kabupaten Demak saat ini hidupnya masih memprihatinkan. Mereka tinggal di desa-desa penghasil garam di kecamatan Wedung diantaranya desa Kendalasem, Tedunan, Kedungkarang, Kedungmutih, Babalan ,Berahan Wetan ,Mutih Kulon dan Mutih Wetan. Hal ini bisa dilihat dari kondisi rumah dan penghasilan mereka sehari-hari.

“ Saya melihat kehidupan mereka jauh dari sejahtera . Selain rumah yang kurang layak huni . Untuk menyekolahkan anak dan biaya hidup sehari-hari harus cari sambilan lain”, kata Hamzawi Anwar, BA Ketua Koperasi “Margi Rahayu “ Kedungmutih yang anggotanya kebanyakan petani garam NU .

Mengandalkan hasil garam jelas tidak mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari. Oleh karena itu mereka mencari penghasilan lain seperti menjadi tukang, buruh kasar, jualan . Bahkan anak dan istri mereka banyak yang dikirim menjadi TKI ke Luar Negeri.

“ Rumah-rumah mereka direnovasi bukan hasil dari penjualan garam namun hasil dari gaji anak atau istri mereka yang bekerja di luar negeri menjadi TKW “, tambah Hamzawi.

Hamzawi yang juga petani garam mengatakan jika harga garam bagus memang hasil garam bisa menopang kehidupan para petani garam. Namun saat ini harga garam masih ganjang-ganjing tidak ada standar khusus seperti halnya gabah dan hasil pertanian lain.

Biasanya petani garam bisa menikmati harga bagus dikala panen awal. Namun jika panen sudah mulai merata harga garam setiap hari terus menurun hingga menuju ke titik terendah.

Bagi petani garam yang punya banyak tabungan mereka bisa menyimpan di gudang. Namun bagi petani gurem mereka tetap menjual garam meski harganya murah karena terdesak kebutuhan.

“ Ini musim garam sudah selesai petani gurem kebanyakan tidak mempunyai simpanan garam. Ratusan gudang garam di lahan kebanyakan milik petani yang bermodal dan para investor atau pemilik modal “, tambah Hamzawi.

Dana Talangan Panen

H. Mustain  salah seorang petani garam asal desa Kedungkarang mengatakan, untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam negara harus menyediakan dana talangan (pinjaman) ketika panen raya.

Dengan adanya dana pinjaman itu petani lantas tidak menjual garamnya ketika harga jatuh . Namun mereka bisa menyimpan garamnya di lahan dengan tenang.

H. Mustain


“ Nah nanti ketika harga mulai beranjak naik , mereka bisa menjual garamnya dengan harga yang bagus. Hasil penjualan mereka bisa untuk membayar pinjaman dan sisanya bisa digunakan untuk kebutuhan keluarga “, kata Ahmadi.

Alex Sholikhan dari LPNU Pusat  mengatakan , sebenarnya potensi garam yang dihasilkan petani garam NU cukup bagus untuk dikembangkan  . Oleh karena itu fihaknya kini mengadakan pendampingan pada para petani NU . Dengan pendampingan ini diharapkan kesejahteraan mereka bisa meningkat.

 Salah satunya adalah bagaiman petani bisa membuat garam konsumsi beriodium yang bagus.  Garam mereka harganya akan berlipat  jika diolah menjadi garam konsumsi. Apalagi jika garam iodium ini bisa masuk pabrik makanan yang kebutuhannya terus menerus.

“ Inilah yang menjadi sasaran kami dari LPNU agar garam petani NU Demak ini meningkat kualitas serta harganya.  Selain itu kami juga akan mencarikan link atau jaringan pemasaran” kata Alex S pada NU Online di sela-sela pelatihan pembuatan garam konsumsi beriodium yang diselenggarakan di desa Kedungmutih . (Muin)




Sabtu, 23 November 2013

Menteri Pertanian : Petani Jangan Berdemo Mogok Tanam Padi

Mentan Ir. Suswono

Pekalongan - Ada yang istimewa pada acara pengajian Jum’at Kliwon di Gedung Kanzussholawat Pekalongan. Selain di hadiri  ribuan jamaah yang datang dari berbagai penjuru kota di Jawa. Hadir juga Menteri Pertanian Ir. Suswono .

“ Kebetulan beliau hari ini ada kunjungan kerja di Pekalongan. Karena dulu pernah mondok bersama di Tegal maka beliau mampir ke tempat saya sekalian mengikuti pengajian hari ini “, kata Maulana Habib Lutfi dihadapan ribuan jamaah pengajian Jum’at Kliwon (22/11).

Ir Suswono,dihadapan jamaah pengajian Jumat Kliwon mengatakan , dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan kita harus memanfaatkan lahan semaksimal mungkin . Contoh jika rumah ada pekarangan meskipun sesempit apapun harus dimanfaatkan.

Pekarangan bisa ditanamin Lombok , terong , dan sayur-sayuran yang lainnya. Sehingga untuk kebutuhan sayuran sehari-hari kita bisa memanfaatkan lahan pekarangan . Selain itu kita juga bisa memanfaatkan pot-pot atau poly bag yang telah ada.

Habib Lutfi dan Mentan Ir. Suswono

“ Saya yakin jika ibu-ibu semua memanfaatkan pekaranga yang ada . Tidak aka nada Lombok harganya membumbung tinggi. Karena kenaikan harga diakibatkan pasokan yang sangat kurang “, papar Suswono.

Selain itu Ir Suswono juga mengucapkan terima kasih pada seluruh petani yang hadir dalam kesempatan tersebut. Menteri Pertanian mengharapkan para petani terus rajin terjun ke sawah untuk menanam padi. Meskipun musim agak kacau namun diharapkan terus menanam padi untuk ketahanan pangan kita.

“ Kami harapkan petani jangan ikut-ikutan demo atau mogok untuk menanam padi . Ketahanan pangan kita ada di tangan bapak-bapak semua. Insya Allah jika bapak rajin aka ada rejeki lain dari Allah SWT “, kata Ir Suswono.


Dengan  menanam padi petani akan mendapat pahala karena yang makan nasi . Apalagi jika perutnya kenyang mereka ibadahnya rajin dan selalu berdo’a kepada Allah. Oleh karena itu kita menanam padi juga merupakan ibadah kepada Allah SWT. (Muin)

Rabu, 20 November 2013

LPNU Demak Adakan Pelatihan Garam Konsumsi Beriodium di Kedungmutih

Ketua LPNU Demak

Demak – Bertempat di Balai Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak. LPNU ( Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama ) Demak adakan Pelatihan pembuatan garam beriodium. Pelatihan diikuti 40 petani garam di desa Kedungmutih dan sekitarnya.

“ Tujuan dari pelatihan ini adalah menumbuhkan kewirausahaan bagi petani garam. Sehingga ke depan petani garam dari kalangan Nahdliyin bisa menjadi pengusaha yang sukses”, ujar Alex Sholikhan Ketua LPNU Demak di sela- sela pelatihan.

Alex S mengatakan, pada kenyataannya petani garam kondisi ekonominya memprihatinkan. Selain penghasilannya yang kurang juga jiwa kewirausahaannya sangat minim. Sehingga hasil dari pengolahan garam tidak cukup untuk menghidupi keluarganya.

“ Oleh karena itu maka banyak petani garam yang tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi akibat minimnya penghasilan mereka “, tambah Alex.

Melihat kenyataan itulah maka LPNU Demak  mengajak kepada petani garam di Demak untuk meningkatkan SDM dalam rangka peningkatan ekonomi. Diantaranya adalah melatih petani garam membuat garam beroidium untuk kebutuhan konsumsi dengan mutu yang bagus.

Dengan mutu yang bagus itulah nantinya harga garam akan naik dengan sendirinya. Selain itu petani diharapkan mempunyai jaringan pemasaran tersendiri dan tidak lagi mengandalkan para pengepul. Selain itu juga meningkatkan produksi garam dengan pemakaian teknologi baru.




“ Dengan pelatihan ini kami mengharapkan ke depan akan tercipta pengusaha besar  dari kalangan NU di daerah ini. Sehingga jika ada kegiatan Istighosah ada yang jadi bos tidak cari dana muter-muter kesana kemari “, harap Alex.

Sementara itu Wakil PCNU H. Aminudin dalam sambutaan pembukaan mengatakan , Kecamatan Wedung desa Kedungmutih merupakan sentra pembuatan garam. Oleh karena itu kegiatan Pelatihan diharapkan bisa memacu peningkatan ekonomi di wilayah ini. Diharapkan kegiatan ini terus berlanjut dalam rangka peningkatan ekonomi warga NU di kecamatan Wedung sebagai penghasil garam.

Disi lain Hamdan Kepala Desa Kedungmutih menyambut positif kegiatan yang diadakan LPNU . Mayoritas penghidupan warga desa Kedungmutih mengandalkan garam . Di desa Kedungmutih ada puluhan kelompok petani garam . Dengan pelatihan pembuatan garam beriodium ini diharapkan ada teknologi baru yang didapatkan.


“ Harapan kami selain pelatihan ini juga ada kelanjutannya misalnya dari sisi pemasaran juga disentuh. Sehingga petani tidak hanya membuat garam beriodium yang berkualitas . Namun juga ada sesi yang membahas pemasarnnya “, kata Hamdan ( Muin )