Tampilkan postingan dengan label Welahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Welahan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Juni 2017

Dokar Masuk Desa , Ajak Anak-Anak Ngabuburit Keliling Desa





Demak – Orang mencari rezeki dituntut harus kreatif agar menghasilkan hasil sesuai yang diinginkan . Seperti halnya Sudirman warga desa Sidi Gede kecamatan Welahan ini. Ia adalah kusir penarik dokar yang mangkal di desa. Namun pada bulan puasa ini ia mencari peruntungan dengan berkeliling desa.

Pertama kali desa yang terdekat dengan desanya semakin lama semakin jauh. Yang menjadi sasarannya adalah  anak-anak yang libur sekolah. Dengan menawarkan jasa keliling desa ia mendapatkan bayaran dari anak-anak Rp 3.000 sekali naik. Sehingga ia tidak narik lagi di pangkalan namun keliling desa melayani anak-anak.

“ Berangkat dari rumah ya sekitar jam tujuh  dan pulang nanti sore mau buka puasa , ya kalau Rp 100 ribu ya dapat , kalau ramai ya lebih . Lumayan bisa untuk persiapan lebaran”, kata Sudirman kusir dokar  pada kabaredemak.

Sudirman mengatakan narik dokar keliling desa hasilnya lebih banyak dari pada mangkal di pangkalan atau pasar. Namun demikian membutuhkan waktu yang lama karena harus sabar menanti penumpang.  Iapun selalu berpindah tempat dalam rentang waktu 1-2 hari. Desa yang ia kunjungi lebih dari 5 Desa diantaranya desa di kabupaten Demak dan Jepara . Seperti desa Jungsemi,Jungpasir, Mutih , Kedungmutih dan Kedungmalang. (Muin)

Jumat, 03 Oktober 2014

Peternak Kerbau Ujungpandan Jepara Butuh Bantuan Sarana dan Prasarana


Kandang kerbau milik peternak desa Ujungpandan

Jepara – Beternak kerbau saat merupakan usaha agro bisnis yang masih prospektif untuk di kembangkan. Selain daging sapi daging kerbau juga salah satu protein hewani yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Di waktu hari raya idul adha hewan berkaki empat ini juga sebagai salah satu hewan kurban yang dicari. Oleh karena itu di desa sentra pertanian hewan besar ini masih dipelihara.

Seperti halnya di desa Ujung pandan kecamatan Welahan Jepara ini beberapa warganya juga memelihara kerbau untuk menambah penghasilan keluarga. Kandang-kandang mereka terletak di pinggir sungai SWD 1 ( Serang lama) berjajar rapi berjumlah 12 petak. Kandang-kandang yang terbuat dari bambu dan beratap genting ini berisi kerbau 3 – 12 ekor tergantung dari kemampuan modal mereka .

“ Saya punya 3 kerbau yang besar 2 yang anakan 1 . Saya tidak beli tetapi hasil parohan dari saudara. Ya memelihara kerbau ini bukan pekerjaan pokok tetapi sambilan tani . Kalau dihitung sudah ada 10 tahun lebih saya ngingoni kerbau ini “, kata pak Ngateman warga RT 10 RW 04 desa Ujungpandan pada Kabar Seputar Muria , Minggu (28/9).

Pak Ngateman mengatakan , memelihara kerbau jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh banyak untungnya. Jika tidak punya modal bisa memelihara kerbai dengan system parohan. Pemodal yang membeli anakan kerbau (gudel) harganya antara Rp 7 juta – 8 juta setiap ekor. Kerbau dipelihara sampai besar atau beranak. Kurang lebih 2- 3 tahun dihitung hasilnya bisa di minta kerbau atau uang.
“ Jika pembesaran saja biasanya hitungannya uang . Jika dyang dipelihara kerbau betina biasanya hasilnya berupa anakan kerbau. Namun jika dihitung hasilnya sama berkisar Rp 7 -8 juta rupiah setiap 2 tahunnya”, kata pak Ngateman.

Menurut pak Ngateman harga kerbau saat ini cukup mahal , sehingga peternak bisa mendapat keuntungan yang lumayan. Kerbau untuk keperluan korban yang berumur 2,5 – 3 tahun harganya bisa mencapai Rp 17 – 20 juta rupiah. Biasanya anakan di beli seharga Rp 7 – 8 juta , waktu pembesaran sekitar 2,5 – 3 tahun. Agar nyucuk satu peternak minimal memelihara kerbau 5 ekor.

Hal sama juga dikatakan pak Sodikin tetangga pak Ngateman, memelihara kerbau masih layak jika di kembangkan sebagai usaha agro bisnis. Namun demikian sarana prasarana juga harus diperhatikan . Selain modal untuk beli anakan keperluan pembuatan kandang juga harus diperhatikan. Lingkungan kandang  seperti jalan dan tempat untuk mandi kerbau  juga harus diperhatikan.

“ Ini semua kandang-kandang milik petani di sini 12 orang , dulu pernah ada kelompok tani tetapi sekarang tidak ada kegiatannya lagi. Kami disini sangat butuh bantuan sarana prasarana dari pemerintah agar ternak kami nyaman masuk keluar kandang”, kata Pak Sodikin.

Pak Sodikin mengatakan karena modal yang terbatas kandang-kandang milik petani kondisinya sangat sederhana. Lantainya masih tanah liat jika musim penghujan kondisinya becek dan kurang sehat. Selain itu jalan untuk turun naik kerbau ke sungai masih berujud tanah liat . Jika hujan tiba kerbau kesulitan untuk naik turun sungai karena jalannya “mathol”.

“ Oleh karena itu kami mengharapkan sekali bantuan dari pemerintah untuk sarana dan prasarana kandang kerbau disini. Kami memang membuat kandang menyatu disini agar keamanan dan kenyamanan kerbau terjaga. Kami bentuk satgas keamanan secara bergiliran “, tambah Pak Sodikin yang dibenarkan mbah Sanusi yang mempunyai kerbau 3 ekor. (Muin)



Haji Aman dan Lancar bersama KBIH " Al-Firdaus" Jepara hubungi di  085 290 375 959


Rabu, 25 Desember 2013

Masjid “Sidiq Mulyo” Sidi Gede Dulu Diresmikan Hendro Martojo


Jepara – Beberapa hari  yang lalu  saya berjalan-jalan njajah desa milangkori ke desa Sidi Gede kecamatan Welahan kabupaten Jepara. Ketika itu waktu shalat Ashar tiba akhirnya saya anak saya mampir ke masjid untuk melaksanakan shalat.

Masjid tersebut bernama Masjid “Sidiq Mulya” dengan kondisi bangunannya  yang bagus  dibandingkan dengan yang lainnya. Selain halamannya luas untuk parkir dengan paving yang rapi. Tempat wudhunya juga banyak dan airnya cukup lancar. Kamar mandi dan WC juga tersedia untuk para jamaah.

Usai wudlu sayapun masuk ke dalam masjid untuk sholat. Meskipun tidak begitu besar kondisi dalam masjid cukup nyaman untuk shalat. Bentuk mihrabnya sederhana namun kelihatan gagah. Mimbar untuk khotbah kecil terbuat dari kayu jati berukir sehingga cukup nyeni untuk dilihat.

Bagian depan masjid berlantai dua tidak full. Namun disisakan dibagian depan. Kanan kiri serta belakang berlantai dua sehingga mampu menampung jamaah yang cukup banyak. Utamanya untuk shalat Jamaah Jum’at dan shalat hari raya.

Untuk lantainya memang agak kuno karena terbuat dari marmer kasar. Namun untuk jendela dan pintu dilihat cukup bagus karena terbuat dari kaca patri yang dipadukan dengan kusen kayu jati. Sedangkan untuk dinding selain dikeramik ada juga yang dicat halus.




Ketika saya lewat di bagian depan masjid ada prasasti yang cukup besar. Papan dari batu marmer itu bertuliskan kapan masjid itu usai dibangun dan diresmikan. Nah di batu itu tertulis masjid Sidiq Mulyo desa Sidi Gede itu diresmikan hari Rabu tanggal 27 Oktober 2010 oleh orang nomor 1 Jepara pada waktu itu Bapak Hendro Martojo.

Adapun renovasi pertama tertanggal 4 Maret 2004 . Sehingga Masjid yang cukup megah di kawasan Sidi Gede dan sekitarnya hanya dibutuhkan waktu sekitar 6 tahun. Warga Sidi Gede patut diacungi jempol untuk kegiatan pengumpulan dana pembangunan masjid ini.


Nah bagi anda yang belum pernah melihat kemegahan masjid “Sidiq Mulya” ini bisa mampir dan shalat di sana . Adapun lokasinya pinggir jalan antara desa Teluk Wetan menuju ke desa Karanganyar dan tepat dipinggir jalan. (Muin).


Selasa, 03 Desember 2013

Ngadiono Perajin Kerupuk Kalipucang Wetan Butuh Bantuan Dan Binaan

Kerupuk basah dikeringkan

Jepara – Desa Kalipucang Wetan kecamatan Welahan kabupaten Jepara sejak dulu dikenal sebagai sentra pembuatan kerupuk tepung gandum dan ketela. Warga yang membuka usaha ini puluhan kepala keluarga dari yang bermodal besar sampai dengan yang bermodal pas-pasan.

“ Saya ini termasuk pengusaha kerupuk dengan modal kecil pak. Tenaga kerja ya saya sendiri sama anak-anak cuma tenaga masak saya ambilkan tetangga seselah 1 orang “, aku Pak Ngadiono (54) pengrajin kerupuk pada FORMASS Minggu (1/12)

Ngadiono mengatakan usaha pembuatan krupuk krecek ini sudah lebih 20 tahun berjalan. Karena bermodal kecil maka usaha itu dijalani dengan seadanya. Tenaga masak hanya satu orang , sedangkan untuk tenaga meramu dia sendiri . Sedangkan untuk tenaga pengeringan istri dan anaknya.

“ Untuk produksi setiap hari ya tergantung permintaan namun rata-rata kami membuat kerupuk krecek ini ya 40 Kg. Kadang bisa lebih kalau ada permintaan khusus “, kata Pak Ngadiono .


Pak Ngadiono meramu bumbu kerupuk

Kerupuk krecek dari desa Kalipucang Wetan ini kebanyakan dijual dalam bentuk masih mentahan. Selain lingkup Jepara sendiri , kerupuk krecek ini juga diambil para bakul dari Demak dan Kudus. Kerupuk ini oleh para bakul di goreng lalu di bungkus plastic dan dipasarkan ke pasar-pasar tradisional atau dititipkan di warung-warung makan.

“ Untuk harga kerupuk krecek seperti ini saat ini berkisar Rp 9 – 10 ribu setiap kilonya. Dulu saya awal membuat kalau tidak salah masih Rp 3 ribu setiap kgnya “, papar Ngadiono.

Ditanya tentang pembinaan dari instansi terkait, Ngadiono mengaku sudah ada . Namun pembagiannya belum merata justru pengusaha kecil kelewatan. Mereka yang tergabung dalam kelompok adalah pengusaha besar yang dekat dengan Petinggi.

Bahkan ada yang tidak mempunyai usaha namun dimasukkan . Akibatnya ketika mendapatkan bantuan alat tidak bisa dimanfaatkan bahkan kemudian dijual. Tetapi sebaliknya yang mempunyai usaha tidak dimasukkan ke dalam kelompok.
Mabah Maskanah tenaga ahli membuat kerupuk

“ Saya dulu pernah di data oleh petugas dari kecamatan atau dari mana . Tetapi ketika bantuan turun saya tidak dapat apa-apa . Habis gimana lagi ya tidak apa-apa “, aku Pak Ngadiono.

Namun demikian agar usahanya bisa berkembang lagi harapannya ke depan ada fihak-fihak yang membantunya. Entah bantuan pinjaman modal ataupun bantuan peralatan. Bantuan itu diharapkan agar usahanya bisa berkembang lebih besar lagi.

“ Alhamdulillah dari usahanya ini meski tidak besar , namun bisa untuk menghidupi keluarga sehari-hari. Untuk usaha kerupuk krecek ini masih layak untuk diteruskan “, jelas pak Ngadiono. (Muin)












Senin, 02 Desember 2013

Masjid Jami’ Darussalam Teluk Wetan Jepara Di rehab

Gotong royong warga mengecor lantai masjid

Jepara – Masjid Jami’ Darussalam desa Teluk Wetan Kecamatan Welahan kabupaten Jepara saat ini direhap total. Pembongkaran masjid dilaksanakan satu setengah tahun yang lalu. Saat ini kondisi bangunan masjid sudah mencapai 35 persen pembiayaan swadaya masyarakat dengan cara penarikan dari rumah ke rumah.

“ Masjid yang dulu usianya suda lebih 30 tahun. Oleh karena itu jamaah sepakat untuk direnovasi serta dilebarkan sesuai dengan kondisi sekarang “, kata H. Sumarto salah satu panitia pembangunan pada NU Online Ahad (1/12).

Menurut H. Sumarto Masjid Jami’ Darussalam yang baru ini berukuran 20 X 30 meter . Adapun lantainya bertingkat dua sedangkan model puncak atau mustokonya bercorak minimalis . Biaya keseluruhan jadi seratus persen diperkirakan menghabiskan dana 8,5 Milyar.

“ Karena besarnya biaya itulah maka masjid ini kami perkirakan jadi lima tahun ke depan secara sempurna. Namun demikian kami berusaha agar masjid ini secepatnya jadi “, tambah H. Sumarto.

Pelaksanaan penggalangan dana  dan pembangunan semuanya dilakukan secara bersama-sama. Untuk pembangunan misalnya jika membutuhkan tenaga banyak dilakukan secara gotong royong dengan penjadwalan. Utamanya untuk pengecoran dipastikan ada gotong royong warga. Satu hari membutuhkan tenaga 75 – 100 orang ketika pengecoran.

“ Hari ini untuk pengecoran lantai dua bagian depan ada sekitar 70 orang warga yang hadir disini. Alhamdulillah mereka semua kompak untuk gotong royong pembangunan masjid ini “, kata H. Sumarto

Sedangkan untuk penggalangan dana , dilakukan penjatahan infaq yang selanjutnya ada penarikan seminggu sekali . Panitia mendatangi warga untuk menjemput infaq mereka. Selain itu juga ada penggalangan dana keluar desa dan juga di jalan depan Masjid . (Muin)



Minggu, 01 Desember 2013

Abdul Ghofur, SH Pengacara Muda Jepara, Siap Beri Bantuan Hukum Gratis Untuk Warga Miskin



Jepara, FORMASS.  Bagi Abdul Ghofur, SH (28)  warga desa Teluk Wetan kecamatan Welahan kabupaten Jepara profesi pengacara merupakan cita-citanya sejak kecil. Selain terlihat keren juga bisa membantu orang lemah yang butuh dampingan hukum . Oleh karenanya selepas sekolah lanjutan atas iapun meneruskan kuliahnya ke fakultas Hukum.

“ Nah di fakultas Hukum itulah saya mulai mempelajari ilmu hukum secara mendetail . Ketika masih sebagai mahasiswa sayapun mulai praktek ke lapangan mendampingi klien diluar pengadilan “, kata Abdul Ghofur lulusan FH Universitas Semarang tahun 2010 pada FORMASS.

Usai meraih gelar Sarjana Hukum iapun melanjutkan pendidikan khusus Pengacara. Kurang lebih 3 bulan mengikuti pendidikan di PKPA ( Pendidikan Khusus Profesi Advokat ) di UNTAG Semarang bekerjasama dengan organisasi Advokat. Iapun mendapatkan sertifikat profesi Advokat yang dilanjutkan dengan Ujian Profesi Advokat dan lulus dengan baik.

Usai lulus ujian Advokat  selama dua tahun magang di Kantor Advokat Eko Jatmiko & Hamdun Jepara . Selama magang itulah ia mendapatkan banyak pengalaman yang berkaitan dengan pendampingan hukum. Banyak kasus yang diselesaikan dengan baik terutama golongan Miskin.

“ Alhamdulillah sejak tanggal 19 November 2013 saya dengan resmi praktek secara mandiri usai di sumpah oleh Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Tengah. Sebelum ada kantor khusus saya praktek di rumah ini “, tutur Abdul Ghofur yang juga pengacara di LBH HKTI Jepara.

Mengenai pendampingan hukum untuk warga Miskin , Abdul Ghofur mengatakan saat ini ada program Bantuan Hukum untuk warga Miskin. Program tersebut adalah kerjasama antara Kemenkum HAM dan Lembaga Bantuan Hukum terakreditasi. Dengan bantuan tersebut warga miskin mendapatkan bantuan hukum secara gratis ketika berperkara.

“ Nah untuk wilayah Jepara kebetulan saya yang mendapatkan tugas ini. Oleh karena itu jika warga miskin yang butuh pendampingan Hukum bisa menghubungi kami . Tentunya dengan syarat dan ketentuan seperti halnya Jamkesmas “, tambah Abdul Ghofur yang juga Ketua POSBAKUMADIN ( Pos Bantuan Hukum Advokat Indonesia ) Jepara.

Meskipun masih muda dan tergolong baru dalam praktek advokat .Namun Abdul Ghofur mengaku sudah berpengalaman karena telah menangani berbagai kasus ketika masih mahasiswa lebih 5 tahun . Apalagi saat ini perangkat kerja telah lengkap sehingga dengan tekad bulat ia menekuni profesi Advokat dengan sepenuh hati.

“ Saya ingat ketika mahasiswa mendampingi merbot musholla yang terjerat hukum karena tuduhan mencuri kayu jati. Namun dengan gigih dan bukti yang ada si miskin akhirnya lepas dari jerat hukum”, kenang Abdul Ghofur .

Oleh karenanya lewat media ini Abdul Ghofur,SH pengacara dari Jepara memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siapapun yang ingin berkonsultasi masalah hukum dengannya. Apalagi dari kalangan miskin yang kebetulan terkena masalah dengan hukum fihaknya siap membantu secara gratis

Selain itu iapun memberikan kesempatan klien tidak hanya dari Jepara saja . Dari pengalaman sebagai advokat ada klien dari luar Jepara yang menghubunginya dan ia bisa menyelesaikan dengan sukses.Awalnya lewat telepon setelah bertemu akhirnya tercapailah kesepakatan


Untuk menghubungi Abdul Ghofur,SH pengacara Jepara anda bisa datang di Kantor Hukum “Abdul Ghofur & Patners Law Firm” no HP : 082 115 577 144 dan 085 640 693 404. Alamatnya di desa Teluk Wetan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. (Muin).


Rabu, 27 November 2013

Tradisi Haul Massal Di Desa Karanganyar Jepara

Tahlilan bersama di Makbaroh desa Karanganyar

Jepara – Warga Desa Karanganyar kecamatan Welahan kabupaten Jepara  Rabu dan Kamis ( 27-28/11) menggelar kegiatan Haul Massal dan Pengajian Umum. Acara yang dipusatkan di Makam desa setempat sebagai perwujudan menghormati para leluhur yang telah mendahului . Selain itu juga sebagai wujud persatuan , kesatuan antar warga masyarakat desa Karanganyar.

“ Acara Haul Massal ini kita gelar sudah 16 tahunan . Dulu warga mengadakan acara haul sendiri-sendiri . Namun karena banyak manfaatnya lalu kegiatan ini dijadikan menjadi satu waktu yaitu Kamis terakhir bulan Muharram “, ujar Mashur Ketuan panitia haul Massal desa Karanganyar pada FORMASS.

Mashur yang juga Modin desa Karanganyar mengatakan, rangkaian Haul Massal diawali dengan kegiatan Tahtimul Qur’an , dilanjutkan dengan Tahlil bersama di Makbaroh. Puncak acara yaitu digelar pengajian Umum dan juga pemberian santunan kepada anak Yatama.




“ Bulan Muharram merupakan bulan mulia oleh karena itu kita juga memberikan santunan pada 15 anak Yatim . Adapun pengajian mendatangkan da’I dari luar daerah “, tambah Mashur.

Mengenai biaya pelaksanaan acara , selain dari swadaya masyarakat desa Karanganyar . Desa juga memberi dana stimulant untuk kesuksesan acara hal dan pengajian. Dana santunan juga diperoleh dari para aghniya’ dan sumbangan dari warga secara sukarela.

“ Alhamdulillah adanya haul massal ini menambah barokah pada warga desa. Terutama dalam hal persatuan dan kesatuan apalagi desa ini baru saja mengadakan pilpet . Kita semua berdo’a agar persatuan dan kebersamaan tetap terjalin baik “, papar Mashur.
Modin Mashur di depan cungkup makam Mbah Ndaru dan Mbah Surti



Dalam acara Haul Massal itu digelar tahlilan bersama yang dipusatkan pada cungkup makam cikal bakal yaitu Den Ayu Ndaru dan Surti. Diyakini mereka berdua merupakan putri trah kerajaan mataram yang mengembara sampai ke desa Karanganyar.

Sementara itu Slamet Arifin dan Suntono warga desa Karanganyar mengatakan , haul massal layak di uri-uri kelestariannya. Selain kita bisa mendo’akan orang tua yang telah dahulu tiada. Bisa juga dijadikan wahana pemersatu warga desa. Semua warga berkumpul dan duduk bersama di makbaroh sehingga kelihatan guyub rukun satu sama lain. Mulai dari anak-anak , remaja sampai orang tua semua hadir di makam,

“ Ya kami sangat setuju acara ini terus digelar , apalagi ditambah dengan acara pengajian dan santunan Yatama sehingga acara tambah meriah “ kata Suntono. ( Muin)