Minggu, 15 September 2013

ROFIATUN KEDUNGMALANG Menambah Penghasilan Dengan Jual Air Di Rumah


Pak Surdi melayani pelanggannya

Jepara - Rofiatun (45) warga desa Kedungmalang kecamatan Kedung kabupaten Jepara 3 tahun terakhir ini mempunyai usaha sambilan menjual air bersih untuk warga desa tetangga seperti desa Kedungmutih, Babalan dan Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak. Di samping rumahnya ada bak-bak besar yang penuh dengan air yang ia isikan dari kran PDAM Jepara .
 Ditempat itu juga tampak jrigen-jrigen yang penuh dengan air yang selanjutnya diangkut dengan sepeda ,sepeda motor atau mobil yang akan diantar kepada pelanggannya. Kesibukan itu terasa jika musim kemarau tiba , pelanggannya silih berganti mengambil air dari bak penampungan.
“ Jika dihitung sudah ada 3 tahunan saya resmi menjualkan air PDAM Jepara , dulu sebelumnya warga disini banyak yang menjual seperti ini namun karena mengganggu warga lain maka ditertibkan yang mempunyai izin menjual air hanya 3-4 orang saja “, tutur Ibu Rofiatun pada kabarseputarmuria di rumahnya.
Penjualan air bersih pada warga Demak sudah lama ,namun sifatnya secara sembunyi-sembunyi sehingga banyak warga yang tertangkap oleh petugas dan dikenakan denda. Namun semenjak tiga tahun lalu diberikan ijin khusus untuk menjual air pada warga sekitarnya , dengan syarat harga per meter kubiknya dengan harga yang lebih mahal.  
Dengan aturan itu warga yang tidak mempunyai ijin tidak boleh menjual air pada penjaja air yang setiap hari mengambil air untuk dijual kembali ke tempat lain. Oleh karena itu saat ini yang resmi menjual air tinggal beberapa orang saja termasuk dirinya.
“ Ya jika dihitung setiap bulannya ada kelebihan sedikit dari mengelola air ini . Setiap bulannya jika kondisi sedang ramai saya membayar rekening air Rp 2 juta – 2,5 juta . Meski sedikit setiap bulan saya mendapat penghasilan tambahan dari mengelola warung air ini “, aku Rofiatun yang didampingi suaminya Pak Surdi.
Pak Surdi mengatakan agar pasokan air lancar , jika malam tiba kran air dibuka terus sampai bak-bak besar disamping rumahnya penuh dengan air. Setelah penuh iapun kemudian mengisi jrigen-jrigen wadah air milik pelanggannya yang ditinggal untuk diisi yang diambilnya pagi hari nanti.  
Jika dihitung saat ini pelanggan yang mengambil air dirumahnya ada 7-10 orang setiap harinya yang tersebar dari desa sekitar yang belum teraliri pipa air bersih . Mereka menggunakan sepeda, sepeda motor dan mobil.
“ Ya rata-rata setiap jrigennya kita jual Rp 500 sedangkan sampai dirumah yang mambutuhkan tergantung jaraknya makin jauh makin mahal ya berkisa Rp 5 ribu – 8 ribu setiap sepeda yang berisi 7-8 jrigennya “, kata Pak Surdi . (Muin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar