Rabu, 04 September 2013

Wong Demak Main Bola Sampai Ke London


London - "Jangan pernah berpikir kalau orang desa tidak bisa apa-apa". Pesan Sunggono kepada anaknya itu terbukti benar. Sang anak, dalam usia yang masih sangat muda, sudah bisa pergi ke London.

Suggono (39) adalah kepala desa Boyolali, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Setiap hari dari jelang sore ia mengantar anaknya, Faza Zaidu Zaka, untuk menimba ilmu sepakbola di SSB Tugu Muda, Semarang.

Setelah menunggui anaknya selesai latihan, selepas maghrib mereka kembali ke rumahnya, yang ditempuh sekitar 1,5 jam dengan sepeda motor.

"Ya capek juga di jalan, Om. Pantatku sampe sakit duduk terus. Tapi saya senang kok. Saya kepingin jadi pemain bola. Saya suka Lionel Messi, saya ingin jadi seperti Messi," ucap Faza, yang oleh teman-temannya dianggap sebagai "pelawak" karena memang gemar membanyol, termasuk jika timnya habis kalah.

Bocah kelahiran 8 Desember 2001 itu disebut ayahnya sudah tertarik dengan sepakbola bahkan sejak masih sekolah di Taman Kanak-kanak (TK). Maka ketika ada kesempatan mengasah keterampilan di SSB, kesempatan itu pun diambilnya.

Pengorbanan si bapak, keinginan kuat si anak untuk belajar sepakbola, kelak membuahkan hasil yang manis. Faza, bersama rekan-rekannya di Tugu Muda, tampil sebagai juara nasional Aqua Danone Nations Cup 2013, dan mereka berhak mewakili Indonesia tampil di final dunia DNC di London, Inggris.

SSB Tugu adalah satu dari 5.766 tim yang mengikuti kompetisi nasional Aqua DNC tahun ini, yang diikuti lebih dari 63 ribu anak yang berasal dari 15 kota dari 22 provinsi. Setelah melakoni berbagai fase kompetisi sejak Februari, tim tersebut berhasil lolos ke putaran final dan keluar sebagai pemenang.

Dihelat sejak tahun 2000, DNC diklaim sebagai festival sepakbola internasional terbesar di level usia 10-12 tahun. Untuk tahun ini, menurut keterangan pihak Danone, 32 negara menggelar kompetisi nasionalnya dengan melibatkan 2,5 juta anak dari 20 ribu tim.

Bek Manchester United, Phil Jones, adalah sebuah contoh almunus DNC, seperti juga Erik Lamela, Siem de Jong, Luuk de Jong, dan Giovani dos Santos. Dari Indonesia, dua pemain timnas, yaitu Andik Vermansah dan Rasyid Bakrie, adalah di antara mereka yang pernah merasakan kompetisi Aqua DNC ketika masih bocah -- dan kemudian sukses menjadi pemain profesional.

Menjadi pemain bola, untuk sebagian anak-anak laki-laki di Indonesia, barangkali kini sudah menjadi sebuah pilihan untuk pertanyaan "ingin menjadi apa kalian saat dewasa nanti?" Faza dan 11 temannya di Tugu Muda yang akan tampil di final dunia DNC ini adalah di antaranya. Setiap hari mereka bermain sepakbola, berlatih, barangkali demi mengejar cita-cita menjadi pemain sepakbola.

Tentu saja, jalan menuju ke sana masihlah panjang. Tapi jalan panjang bukan berarti tiada ujung. Orang bijak bilang, masa depan tiada yang tahu, harus ditapaki selangkah demi selangkah.Impossible is nothing, kata sebuah iklan.

"Rasanya tidak terbayangkan. Suatu anugerah anak saya bisa sampai seperti ini. Saya bilang ke dia, jangan pernah punya pikiran bahwa 'wong ndeso ora iso opo-opo'. Bahwa orang desa tak bisa apa-apa. Dan ternyata dia bisa ke Inggris. Wong ndeso bisa ke Inggris, orang kota saja belum tentu bisa toh," tutur Sunggono.

Sumber : DetikSport


Tidak ada komentar:

Posting Komentar