DEMAK-Mengantisipasi kekurangan air bersih di wilayah Kabupaten Demak,
sedikitnya belasan desa rawan kekeringan. Beberapa kecamatan di Kabupaten Demak
pun menerima droping air bersih dari BPBD Demak.
Musim kemarau kali ini memang cukup membuat warga daerah rawan kering, kesulitan mencari air bersih. Kebanyakan dari mereka memanfaatkan air sungai untuk komsumsi. Hal ini mendorong pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membantu droping air bersih di wilayah tersebut.
Mulai Jumat (6/9), terdapat dua desa di Kecamatan Karanganyar yang menjadi lokasi pertama penerima bantuan air bersih, yaitu Desa Cangkring Besar dan Desa Undakan Kidul. “Tiap desa akan menerima masing-masing lima tangki air berkapasitas 5.000 liter," ujar Kasi Kedaruratan BPBD Demak, Sururi.
Selanjutnya, droping air dijadwalkan sampai Sabtu (14/9), yang akan dikirim ke wilayah Kecamatan Wedung Kedungkarang, meliputi Desa Kedungmutih, Berahanwetan, Kendalasem, Mutihwetan, Mutihkulon, dan Desa Jetak. Untuk Kecamatan Bonang, penerimanya Desa Karangrejo dan Sumberejo. Menyusul Kecamatan Wonosalam masing-masing Desa Kuncir, Mrisen, dan Desa Mojodemak.
Di Kecamatan Demak Kota, yang menerima droping air adalah Desa Kedondong. Desa Ngaluran Kecamatan Karangnyar pun akan dibantu droping air bersih, karena wilayahnya tengah kekeringan.
Berdasarkan hasil rakor kerawanan air bersih, sebanyak 13 kecamatan dari total 14 kecamatan di Demak yang akan mendapatkan bantuan air bersih. Setiap kecamatan akan mendapatkan sesuai kebutuhan masing-masing wilayah.
Kepala BPBD Demak Bambang Saptoro Subandrio mengatakan, secara keseluruhan yang akan menerima droping air bersih sebanyak 78 desa di 13 kecamatan. Hanya Kecamatan Karangtengah yang tak dapat bantuan, karena wilayah itu belum membutuhkannya.
Dana bantuan air bersih tersebut diambil dari anggaran APBD Demak yang disalurkan secara gratis kepada warga yang membutuhkan.
Terpisah, Kepala Desa Cangkring Besar, Zamharir mengatakan, kurangnya air bersih di desanya rutin terjadi tiap musim kemarau panjang. Pihaknya sempat mengajukan permohonan penyaluran jaringan air bersih dari PDAM, namun sambungan pipa yang jauh, butuh biaya yang besar sehingga urung dilakukan.
Untuk mengatasinya, warga biasanya membeli air melalui pedagang air keliling. "Biasanya harga per jerigen Rp 2.000," jelas Zamharir.
Selain dari Pemkab, lanjutnya, tiap kali musim kemarau datang, warga desa juga mendapatkan bantuan air bersih dari pihak swasta, seperti perusahaan rokok Djarum.
(harsem/swi/yul)
Musim kemarau kali ini memang cukup membuat warga daerah rawan kering, kesulitan mencari air bersih. Kebanyakan dari mereka memanfaatkan air sungai untuk komsumsi. Hal ini mendorong pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membantu droping air bersih di wilayah tersebut.
Mulai Jumat (6/9), terdapat dua desa di Kecamatan Karanganyar yang menjadi lokasi pertama penerima bantuan air bersih, yaitu Desa Cangkring Besar dan Desa Undakan Kidul. “Tiap desa akan menerima masing-masing lima tangki air berkapasitas 5.000 liter," ujar Kasi Kedaruratan BPBD Demak, Sururi.
Selanjutnya, droping air dijadwalkan sampai Sabtu (14/9), yang akan dikirim ke wilayah Kecamatan Wedung Kedungkarang, meliputi Desa Kedungmutih, Berahanwetan, Kendalasem, Mutihwetan, Mutihkulon, dan Desa Jetak. Untuk Kecamatan Bonang, penerimanya Desa Karangrejo dan Sumberejo. Menyusul Kecamatan Wonosalam masing-masing Desa Kuncir, Mrisen, dan Desa Mojodemak.
Di Kecamatan Demak Kota, yang menerima droping air adalah Desa Kedondong. Desa Ngaluran Kecamatan Karangnyar pun akan dibantu droping air bersih, karena wilayahnya tengah kekeringan.
Berdasarkan hasil rakor kerawanan air bersih, sebanyak 13 kecamatan dari total 14 kecamatan di Demak yang akan mendapatkan bantuan air bersih. Setiap kecamatan akan mendapatkan sesuai kebutuhan masing-masing wilayah.
Kepala BPBD Demak Bambang Saptoro Subandrio mengatakan, secara keseluruhan yang akan menerima droping air bersih sebanyak 78 desa di 13 kecamatan. Hanya Kecamatan Karangtengah yang tak dapat bantuan, karena wilayah itu belum membutuhkannya.
Dana bantuan air bersih tersebut diambil dari anggaran APBD Demak yang disalurkan secara gratis kepada warga yang membutuhkan.
Terpisah, Kepala Desa Cangkring Besar, Zamharir mengatakan, kurangnya air bersih di desanya rutin terjadi tiap musim kemarau panjang. Pihaknya sempat mengajukan permohonan penyaluran jaringan air bersih dari PDAM, namun sambungan pipa yang jauh, butuh biaya yang besar sehingga urung dilakukan.
Untuk mengatasinya, warga biasanya membeli air melalui pedagang air keliling. "Biasanya harga per jerigen Rp 2.000," jelas Zamharir.
Selain dari Pemkab, lanjutnya, tiap kali musim kemarau datang, warga desa juga mendapatkan bantuan air bersih dari pihak swasta, seperti perusahaan rokok Djarum.
(harsem/swi/yul)
Sumber : Harian Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar