Senin, 09 September 2013

Kemarau Rejeki bagi Penjaja Air Bersih Di Pesisir Wedung


Demak - Bulan ini di kawasan pesisir Wedung bagian Utara mulai kekeringan. Tandon air yang berupa blumbang, sumur atau kolam mulai mongering airnya . Desa pesisir seperti Kedungmutih, Kedungkarang, Babalan , dan Tedunan mulai kesulitan air bersih.

Akibatnya warga yang kebanyakan hidupnya mengandalkan tambak dan laut ini mulai membeli air bersih. Utamanya untuk memasak dan minum mereka harus mengeluarkan sejumlah uang. Untuk mandi atau mencuci mereka masih mengandalkan air dari sumur atau blumbang meski kebersihannya tidak terjamin.

“ Habis bagaimana lagi kalau semua mengandalkan air dengan membeli. Sehari tidak cukup uang 20 ribu karena satu drigen ukuran 40 liter disini sudah Rp 3.000,-  “, ujar Haji Achmadi warga desa Kedungkarang.

Menurut haji Achmadi di desanya sudah ada air bersih dari PAMSIMAS. Namun karena air simpanan yang tidak mencukupi  ketika musim kemarau tiba air habis. Sumber air digantikan dari air tanah , namun kualitasnya kurang bagus. Selain rasanya masin juga warnanya tidak bening.

“ Paling-paling warga menggunakannya untuk MCK saja. Untuk kebutuhan memasak atau minum warga sini kebanyakan membeli air bersih dari penjaja air. “, kata Ahmadi.
Di desa Kedungmutih juga mengalami hal yang sama. Justru di desa pesisir ini sejak kemarau tiba warganya mulai membeli air bersih. Selain tidak ada instalasi air bersih PAMSIMAS juga hal ini sudah terbiasa. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih mereka mengandalkan jasa penjaja air.

Hal inilah yang membuat rejeki tersendiri bagi Misbahul Azmi (36) salah seorang penjaja air. Setiap harinya ia memasok air bersih ke sejumlah warga desa. Dengan berbekal sepeda motor iapun menyambangi tiap rumah yang membutuhkan air. Air ia beli dari daerah Jepara kemudian ia antarkan ke warga dengan jarak tempuh sekitar 2 Km.

“ Ya setiap hari kalau ramai bisa 10 kali tarikan . Dari warung air 3 jrigen saya beli Rp 3 ribu sampai sini Rp 7 – 8 ribu tergantung dari jauh dekatnya “, aku Misbahul .

Misbahul mengataka setiap kemarau tiba profesi sebagai penjaja air ia jalani. Ia sudah mempunyai puluhan pelanggan yang setiap hari membutuhkan air bersih. Rata –rata kebutuhan air bersih mereka dua hari sekali 3 jrigen. Namun yang keluarganya banyak setiap hari minta di beri satu kali.

Dari pekerjaan sebagai penjaja air Misbahul bisa mendapatkan hasil Rp 50 ribu – Rp 75 ribu setiap harinya. Dengan hasil itu dia bisa memenuhi kebutuhan belanja keluarganya sehari-hari. Selain itu bisa juga ditabung untuk keperluan penting lainnya.

“ Selain saya masih banyak lagi penjaja air disini. Tidak hanya warga Kedungmutih saja namun warga desa tetangga seperi Babalan, Kedungkarang dan Tedunan banyak yang berprofesi sebagai penjaja air seperti saya”, katanya lagi ( Muin )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar