Demak - Bulan
ini di kawasan pesisir Wedung bagian Utara mulai kekeringan. Tandon air yang
berupa blumbang, sumur atau kolam mulai mongering airnya . Desa pesisir seperti
Kedungmutih, Kedungkarang, Babalan , dan Tedunan mulai kesulitan air bersih.
Akibatnya
warga yang kebanyakan hidupnya mengandalkan tambak dan laut ini mulai membeli
air bersih. Utamanya untuk memasak dan minum mereka harus mengeluarkan sejumlah
uang. Untuk mandi atau mencuci mereka masih mengandalkan air dari sumur atau
blumbang meski kebersihannya tidak terjamin.
“
Habis bagaimana lagi kalau semua mengandalkan air dengan membeli. Sehari tidak
cukup uang 20 ribu karena satu drigen ukuran 40 liter disini sudah Rp
3.000,- “, ujar Haji Achmadi warga desa
Kedungkarang.
Menurut
haji Achmadi di desanya sudah ada air bersih dari PAMSIMAS. Namun karena air simpanan
yang tidak mencukupi ketika musim
kemarau tiba air habis. Sumber air digantikan dari air tanah , namun
kualitasnya kurang bagus. Selain rasanya masin juga warnanya tidak bening.
“
Paling-paling warga menggunakannya untuk MCK saja. Untuk kebutuhan memasak atau
minum warga sini kebanyakan membeli air bersih dari penjaja air. “, kata
Ahmadi.
Di
desa Kedungmutih juga mengalami hal yang sama. Justru di desa pesisir ini sejak
kemarau tiba warganya mulai membeli air bersih. Selain tidak ada instalasi air
bersih PAMSIMAS juga hal ini sudah terbiasa. Untuk mencukupi kebutuhan air
bersih mereka mengandalkan jasa penjaja air.
Hal
inilah yang membuat rejeki tersendiri bagi Misbahul Azmi (36) salah seorang
penjaja air. Setiap harinya ia memasok air bersih ke sejumlah warga desa.
Dengan berbekal sepeda motor iapun menyambangi tiap rumah yang membutuhkan air.
Air ia beli dari daerah Jepara kemudian ia antarkan ke warga dengan jarak
tempuh sekitar 2 Km.
“
Ya setiap hari kalau ramai bisa 10 kali tarikan . Dari warung air 3 jrigen saya
beli Rp 3 ribu sampai sini Rp 7 – 8 ribu tergantung dari jauh dekatnya “, aku
Misbahul .
Misbahul
mengataka setiap kemarau tiba profesi sebagai penjaja air ia jalani. Ia sudah
mempunyai puluhan pelanggan yang setiap hari membutuhkan air bersih. Rata –rata
kebutuhan air bersih mereka dua hari sekali 3 jrigen. Namun yang keluarganya
banyak setiap hari minta di beri satu kali.
Dari
pekerjaan sebagai penjaja air Misbahul bisa mendapatkan hasil Rp 50 ribu – Rp
75 ribu setiap harinya. Dengan hasil itu dia bisa memenuhi kebutuhan belanja
keluarganya sehari-hari. Selain itu bisa juga ditabung untuk keperluan penting
lainnya.
“
Selain saya masih banyak lagi penjaja air disini. Tidak hanya warga Kedungmutih
saja namun warga desa tetangga seperi Babalan, Kedungkarang dan Tedunan banyak
yang berprofesi sebagai penjaja air seperti saya”, katanya lagi ( Muin )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar