Jepara - Saat ini
makanan yang cukup populer dan dimana-mana ada adalah Bakso dan Mie Ayam ,
sehingga dimanapun kita berada kita pasti menjumpai dua jenis makanan ini ,
baik kelilingan, kakilima menetap, kios sederhana pinggir jalan sampai dengan
warung makan atau restoran.
Selain
banyak penggemarnya makanan ini juga universal setiap orang manapun pasti
pernah merasakan dua makanan yang katanya dulu berasal dari negeri china . Pangsa pasar yang semakin
banyak inilah yang menjadikan usaha penjualan Bakso dan Mie ayam ini terus
berkembang disegenap penjuru.
Bagi
pengusaha lama yang bermain dalam usaha ini
tidak takut tersaingi , karena masing-masing telah mempunyai pasar dan
pelanggan yang berbeda-beda. Pengusaha barupun bermunculan optimis usaha mereka
nantinya akan maju dan berkembang seperti ysng lainnya.
Seperti
halnya Sutarno pria yang asli Solo yang kini bertempat tinggal di desa Tedunan
kecamatan Kedung kabupaten Jepara mengaku telah tiga puluh tahun lebih menekuni usaha penjualan
Bakso dan Mie Ayam .
Sebelum
buka warung di desa Istrinya itu ,dia mengaku berjualan Bakso semenjak lulus
SMP dan ikut iparnya di Jakarta tahun 1980an
. Awalnya dia hanya bertugas mendorong gerobag menemani iparnya
berkeliling di seputaran Cikini Jakarta
.
Beberapa
bulan kemudian barulah ia diberitahu caranya membuat glondongan bakso,
bumbu-bumbu nya, serta kuah yang membuat lezat bakso sehingga mampu
mengikat para pelanggan.
Setelah mahir membuat racikan bumbu barulah
dia keliling sendiri dengan menggunakan angkringan yang dipikul , karena untuk
membeli gerobag belum ada modal.
“
Setelah beberapa tahun berkeliling menggunakan angkring dan sudah mempunyai
cukup pelanggan dan sedikit tabungan ,
maka saya membeli gerobag bekas milik teman yang pulang kampung, dengan
menggunakan gerobag sendiri ini usaha kami semakin maju dan sudah mandiri lepas
dari kakak ipar saya”, aku Sutar mengenang.
Menurut
Sutar Bakso dan Mie Ayam populernya lebih duluan bakso , karena makanan bakso
ini sudah ada semenjak bangsa china berimigrasi ke Indonesia sehingga ketika
dia masih kecil usaha penjualan bakso sudah ada di mana-mana .
Namum
makanan Mie Ayam ini populer di
Indonesia baru 15 tahunan dengan boomingnya makanan itu dimana-mana akhirnya
tumbuh usaha yang berbahan baku tepung terigu dan daging ayam ini .
Sehingga
usahanya pun berkembang lagi dengan penjualan Mie Ayam , sempat usaha penjualan
baksonya kalah populer dengan Mie Ayam , namun saat ini kedua makanan jualannya
itu hampir sama penjualannya karena masing-masing telah mempunyai pelanggan
sendiri.
Untuk
yang ingin kenyang dan takut kolesterol maka pilihannya jatuh pada Mie
ayam selain lebih ringan terasanya
karena berbahan baku daging ayam juga cepat membuat perut kenyang. Namun jika
ingin yang berat dan berlemak banyak pilihannya jatuh pada Bakso karena selain
kuahnya cukup berat juga bahan bakunya daging sapi.
“ Dulu
memang Mie Ayam lebih populer karena semua orang ingin mencicipi rasa Mie Ayam
, namun sekarang penjualan kami kelihatannya berimbang , bahkan satu dua orang
pelanggan ada yang memadukan Mie Ayam ini dengan bakso sehingga tercipta Mie
Ayam pakai glondong bakso yang juga banyak penggemarnya “, ujar Sutar
menambahkan.
Ketika
ditanya hitung-hitungannya berjualan Bakso dan Mie Ayam ini, Sutar yang mengaku
pernah juga berjualan bakso sampai di Cianjur Jawa Barat mengatakan , cukup jika untuk menghidupi anak
dan istri.
Seperti
dirinya dia mengaku usahanya biasa-biasa saja , namun dari keuntungannya
berjualan bakso dan Mie ayam ini sudah membuahkan banyak hasil , selain rumah yang
sederhana , sepeda motor , dan juga dapat menyekolahkan ketiga anak-anaknya
seperti anak yang lainnya.
Padahal
dia hanya membuka 1 warung yang buka jam2
siang sampai jam 9 malam . Ia membuka warung dekat dengan rumahnya. Di desa
saja usaha penjulan bakso dan Mie ayam ini cukup lumayan hasilnya , apalagi
jika mau membuka ditempat strategis atau ramai hasilnya jauh lebih banyak.
Mengenai
modal yang dikeluarkan untuk membuka usaha penjualan bakso dan mie ayam bagi
pemula bang Sutarno memaparkan , modal pertama adalah gerobag baik keliling
atau menetap harus ada gerobag sebagai tempat menaruh dagangan, kompor untuk
memasak dan juga dandang untuk merebus.
Biaya
yang dikeluarkan saat ini sekitar satu juta rupiah . Untuk pembelian
bahan-bahan pembuat bakso, Mie, daging ayam dan juga bumbu-bumbunya sekitar Rp
400.000,- . Kompor gas , dandang , mangkok ,gelas dan kebutuhan pecah belah
lainnya kurang lebih 600.000,-.
sehingga
mempunyai uang Rp 2.000.000,- sudah bisa jualan bakso dan Mie ayam keliling
kampung, jika ingin menetap harus menyewa atau kontrak tempat yang harganya
tergantung dari kondisi tempat jualannya.
Namun
untuk pemain pemula disarankan untuk keliling kampung menggunakan gerobag
dorong , selain dapat bertemu orang banyak juga sebagai ajang promosi .
Jika
pelanggan kelilingan sudah banyak selanjutnya bisa jualan menetap dengan cara
menyewa atau mengontrak tempat yang strategis, sehingga pelanggan yang
mendatangi si penjual.
Namun demikian saya berpesan untuk menjadi usaha yang besar butuh waktu yang panjang , tidak sebentar saja terus jadi besar atau banyak pelanggannya “ , ujar Sutar yang mengaku hidupnya penuh liku-liku .(Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar