Sebagian santri putri bergambar bersama di depan Pondok |
Di
Indonesia Pondok Pesantren adalah salah satu media untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa utamanya yang berkaitan dengan pemahaman agama Islam . Sejak dulu Pondok
Pesantren di kenal sebagai penyedia tenaga-tenaga terdidik yang nantinya
berperan aktif terhadap kelangsungan pemerintahan negara
Salah
satu pondok pesantren yang saat ini ikut
mendidik tunas muda harapan bangsa sebagai penerus tersebarnya agama Islam
adalah Pondok Pesantren” Thoriqul Huda “ desa Kedungkarang kecamatan Wedung
kabupaten Demak.
Meski berdiri di desa terpencil namun Pondok
pesantren yang berusia hampir 20 tahun ini santrinya tidak hanya warga
sekitar saja , namun santrinya ada juga
yang datang dari luar Jawa .
Setiap hari mereka belajar ilmu –ilmu agama Islam
yang terangkum dalam berbagai kitab salaf yang metode pembelajarannya juga
masih tempo dulu.
Tidak
menggunakan system klasikal namun menggunakan siustem ngaji berjamaah atau
lazim disebut sorogan. Selain itu mereka juga belajar mebaca Alqur’an secara
benar menggunakan system bacaan biasa
( Binnadzor ) ataupun
system hafalan (bilghoib).
Karena menggunakan
system ngaji berjamaah maka semua kegiatan pembelajaran dan juga kegiatan
sehari-hari semua dilaksanakan dalam pondok pesantren. Untuk kamar tidurnya
pengelola pondok membuatkan kamar-kamar tidur para santri dengan kamar-kamar
yang muat 5-10 orang.
Ada aula untuk mengaji , ada musholla untuk
sholat berjamaah , dapur dan juga kamar
mandi dan WC. Antara santri putra dan
santri putri ditempatkan secara terpisah hal ini untuk menjaga ketertiban dan
etika dalam pembelajaran.
Jadwal
pembelajaran tidak ada kurikulum khusus seperti halnya di sekolah formal .
karena pengelola pondok pesantren mengatur sendiri pembelajaran dengan jam
disesuaikan dengan kebutuhan .
Namun demikian pada akhir tahun pelajaran
diadakan system haflah akhirussanah yang diisi dengan wisuda santri yaitu
pemberian ijasah atau tanda lulus pada santri yang telah menyelesaikan
belajarnya.
“
Meskipun system kami secara tradisional namun setiap tahunnya kami mengadakan
acara wisuda santri untuk melepas santri yang telah menyelesaikan pembelajaran
Alqur’an secara binnadzor ataupun bilghoib. Saat ini santri kami yang telah
menyelesaikan pembelajaran Al-qur’an jumlahnya ratusan orang yang selanjutnya
mereka kembali ke masyarakat untuk mengalamalkan ilmunya “ ujar KH. Abdul Hadi
Thosin pengasuh Pon-Pes “ Thoriqul Huda “ didampingi istrinya Ny. Hajjah
Akhsanah yang setia mendampingi suaminya dalam mengelola pondosk pesantren ini.
Butuh
Perhatian Dan Bantuan Dari Pemerintah
Menurut
KH. Abdul Hadi Thosin dulu pondok pesantren yang dirintisnya
hanyalah sebuah gubug kecil peninggalan orang tuanya , namun karena
kegigihannya dalam berusaha maka pondok kecil itu kini menjadi bangunan yang
cukup besar.
Dulu
ketika awal pendirian pondok pesantren ini santri yang mengaji dan mondok hanya
beberapa orang saja itupun saudara dan warga desanya saja, tetapi kini pondok
yang ia kelola memiliki santri lebih seratus orang yang terbagi santri putra
dan putri.
Pengasuh bersama santri putra |
Semakin
tahun santri terus bertambah sehingga tempat yang ia sediakan kurang memadai ,
oleh karena itu diapun merenovasi pondok pesantren beberapa tahap.
Dan pada
tahun 2013 ini iaupun telah merenovasi menginjak yang keempat. Dari tahap awal
sampai yang ketiga dana renovasi yang menghabiskan hampir 600 juta itu Ia cari
sendiri lewat donatur , wali santri dan juga kenalan-kenalan yang peduli pada
keberlangsungan pondok pesantren ini.
Untuk tahap keempat ini selain mengandalakan
dana dari para donatur fihaknya mencoba membuat terobosan baru untuk mengajukan
bantuan ataupun proposal pada pemerintah . Baik pemerintahan kabupaten ,
propinsi maupun pusat , namun dari puluhan proposal yang telah ia buat satupun
belum ada yang mendapatkan .
Oleh
karena dia mengharapkan pada tahun 2013
ini pondok pesantren yang ia kelola mendapatkan bantuan dari pemerintah , sehingga
dapat digunakan untuk melancarkan renovasi pondok yang dilakukannya. Selain itu
pula ia juga mengharapkan bantuan dari para donatur siapa saja yang mau
menginfaqkan sebagian rezekinya untuk pembangunan pondok pesantren ini.
“
Proposal telah saya titipkan pada rekan-rekan , namun sampai saat ini pondok
kami belum mendapatkan bantuan dari pemerintah utamanya propinsi dan
pemerintahan pusat . Oleh karena itu lewat media ini tolong pondok yang kami
kelola ini mendapatkan bantuan yang nantinya kami gunakan untuk memperbaiki
fasilitas pondok untuk kenyamana para
santri. “ , harap KH. Abdul Hadi Thosin lagi. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar