Senin, 02 September 2013

Harga Kedelai Melonjak, Tempe dan Tahu Jadi Kecil


Jepara - Melonjaknya harga Kedelai import membuat pengusaha tahu dan tempe kelimpungan. Menaikkan harga sangat riskan. Harga tetap juga tidak mungkin. Satu-satunya jalan yang ditempuh adalah mengurangi volume tempa dan tahu yang dibuat. Meskipun merugikan konsumen namun hal ini satu-satunya jalan agar tidak mengalami kebangkrutan.

“ Harga yang saat ini saja masih dianggap kemahalan apalagi jika harga kita naikkan. Bisa-bisa tempe dan tahu kita tidak laku karena konsumen tidak kuat lagi membeli. Jalan satu-satunya ya kita perkecil saja “, ujar  Suriyati (56) penjual tempe dan tahu keliling asal desa Teluk Wetan kecamatan Welahan kabupaten Jepara,



Suryati mengatakan dengan naiknya harga kedelai yang cukup tinggi membuat produksi temped an tahu di desa turun drastis. Biasanya satu hari bisa menghabiskan kedelai 1 kwintal , namun karena kenaikan harga bahan baku produksi dikurangi separoh. Selain daya beli masyarakat turun juga menunggu harga kedelai stabil lagi.

Suryati yang juga membuat tempe sendiri menggambarkan , usaha pembuatan tempa dan tahu di desanya bisa gulung tikar jika tidak ada upaya untuk mengerem naiknya harga kedelai. Selain pembelian yang turun terus juga dipicu oleh biaya operasional yang terus naik.  Bahan baku sudah naik , tentunya akan berimbas pada biaya lainnya seperti plastic , dan juga tenaga kerja.

“ Sampai saat ini penjualan saya sih turun sedikit . Memang agar tidak naik harga jalan satu-satunya yang ditempuh adalah mengurangi besarnya tahu dan tempe. Namun jika terus-terusan naik kami bisa berhenti produksi bila tidak menaikkan harga tempe maupun tahu “, tambah Suryati.


Suryati mengaku telah lebih dua puluh tahun berprofesi sebagai penjual tahu dan tempe keliling. Selain menjajakan produk sendiri dia juga membawa produk tetangga kanan dan kirinya yang merupakan sentra pembuatan tempe dan tahu. Dengan sepeda motor ia menjajakan temped an tahu hingga 10 – 15 km dari rumahnya.

“ Kalau dilihat hasilnya sih lumayan , selain untuk kebutuhan sehari-hari , menyekolahkan anak juga di simpan untuk kebutuhan penting lainnya. Kalau sehari bersih Rp 50 ribu sih mudah kadang-kadang bisa lebih jika ada pesanan”, tutur Suri.

Dengan membawa sepeda motor , Suri membawa dagangannya. Tempe ditempatkan keranjang ditaruh diatas . Sedangkan tahu di tempatkan di jerigen yang dipotong bagian atasnya. Setiap hari dia bisa menjual ratusan temped an juga tahu dengan berbagai ukuran.

“ Selain saya jual di pasar Kedungmutih. Tempe dan tahu ini juga kami jual pada pelanggan warung makan dan juga penjual nasi . Kadang saya juga menjual tahu dan tempe pesanan orang punya gawe “, tandas Suryati. (Muin)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar