Khafid Petinggi |
Jepara – Desa Gerdu kecamatan Pecangaan Rabu (18/9) ini
mengadakan tradisi Apitan atau orang banyak menyebutnya “ Sedekah Bumi “ .
Tradisi yang setahun sekali diperingati dan melibatkan warga seluruh desa ini
sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan terus dilestarikan sampai sekarang.
Uniknya
selain selamatan juga digelar pertunjukan Kethoprak. Adapun tempat
penyelenggaraan pesta untuk warga desa ini digelar di pendopo balai desa .
Sehingga jika ada pesta rakyat atau Sedekah bumi ini Balai
Desa menjadi ramai dengan datangnya para pedagang yang mremo menjual berbagai
makanan , minuman dan juga mainan untuk anak-anak.
Hiburan ndangdhut dan kethoprak |
“ Selain
nguri-nguri tradisi yang ada sejak nenek moyang dahulu. Sedekah bumi ini kami
tujukan untuk keselamatan seluruh warga desa kami . Semoga satu tahun ke depan
diberikan kemakmuran keselamatan oleh Allah SWT”, ujar Khafid Petinggi desa
Gerdu kecamatan Pecangaan.
Khafid mengemukakan , Tradisi sedekah bumi ini
merupakan tradisi “nylameti “ desa selama satu tahun. Oleh karena itu biaya
yang timbul dari pelaksanaan acara ini hasil urunan seluruh warga desa . Setiap
Kepala keluarga dikenai dana sesuai dengan kemampuannya masing-masing .
Warga makan bersama-sama |
Setiap pemilik sawah juga dikenakan dana
gotong royong untuk pelaksanaan sedekah bumi dusun sekali tergantung dari luas
lahan sawah masing-masing. Oleh karena itu jika warga desa kebetulan berprofesi
sebagai tani tulen yang mempunyai lahan garapan sawah yang luas maka dikenakan
sumbangan ganda.
“ Ya
untuk nanggap kesenian tradisional yang hari ini kebetulan dan semua uba
rampenya juga dianggarkan dari desa . Khusus untuk selamatan warga membawa nasi
beserta lauk pauknya untuk dido’akan bersama dibalai desa ini “, kata Khafid
Karena
Tradisi sedekah bumi merupakan warisan para leluhur , mereka tetap menerima dan
menjalankan dengan suka hati. Sebagai wujud kerukunan bersama sore hari para
warga mengumpulkan asahan atau nasi selamatan yang dibawa dari
rumah masing-masing seterusnya dikumpulkan dibalai desa .
Setelah
berkumpul jadi satu nasi beserta lauk pauknya itu didoa’kan bersama yang
dipimpin oleh Modin yang diamini oleh seluruh warga desa yang hadir. Seusai
berdo’a nasi itupun di makan atau dikepung bersama-sama dalam satu tempat
sehingga kelihatan rukun dan bersama-sama.
“ Asahan
yang berupa nasi dan lauk pauknya itu setelah dido’akan oleh modin kemudian
dikepung bersama-sama. Itulah wujud dari sedekah bumi yang menunjukkan
kerukunan antar warga desa yang tidak bisa dilupakan begitu saja “, ujar Harun salah satu warga desa Gerdu.
Memang
tradisi Apitan atau Sedekah bumi ini masih banyak warga desa yang
melestarikannya , utamanya para kaum petani yang hidup dari bumi atau tanah .
Sehingga setahun sekali mereka selalu menggelar acara ini dengan tujuan untuk
memohon rijeki yang melimpah dari Allah lewat usaha mereka bertani.
Oleh
karena itu jika acara sedekah bumi digelar merekapun dengan sukarela membantu
desa untuk memeriahkan perayaan ini .
Selain dana mereka keluar dalam bentuk iuran wajib merekapaun membuat nasi
selamatan . Tidak itu saja bagi keluarga
merekapun merayakannya dengan membelikan makanan dan mainan untuk cucu ,
anak , keponakan sehingga hari itu benar-benar meriah. (FM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar