Rabu, 18 September 2013

Desa Gerdu Jepara , Selamati Bumi Dengan Gelar Kethoprak


Khafid Petinggi


Jepara – Desa Gerdu kecamatan Pecangaan Rabu (18/9) ini mengadakan tradisi Apitan atau orang banyak menyebutnya “ Sedekah Bumi “ . Tradisi yang setahun sekali diperingati dan melibatkan warga seluruh desa ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan terus dilestarikan sampai sekarang.

Uniknya selain selamatan juga digelar pertunjukan Kethoprak. Adapun tempat penyelenggaraan pesta untuk warga desa ini digelar di pendopo balai desa . Sehingga jika ada pesta rakyat atau Sedekah bumi ini   Balai Desa menjadi ramai dengan datangnya para pedagang yang mremo menjual berbagai makanan , minuman dan juga mainan untuk anak-anak.

Hiburan ndangdhut dan kethoprak


“ Selain nguri-nguri tradisi yang ada sejak nenek moyang dahulu. Sedekah bumi ini kami tujukan untuk keselamatan seluruh warga desa kami . Semoga satu tahun ke depan diberikan kemakmuran keselamatan oleh Allah SWT”, ujar Khafid Petinggi desa Gerdu kecamatan Pecangaan.

Khafid  mengemukakan , Tradisi sedekah bumi ini merupakan tradisi “nylameti “ desa selama satu tahun. Oleh karena itu biaya yang timbul dari pelaksanaan acara ini hasil urunan seluruh warga desa . Setiap Kepala keluarga dikenai dana sesuai dengan kemampuannya masing-masing .

Warga makan bersama-sama

 Setiap pemilik sawah juga dikenakan dana gotong royong untuk pelaksanaan sedekah bumi dusun sekali tergantung dari luas lahan sawah masing-masing. Oleh karena itu jika warga desa kebetulan berprofesi sebagai tani tulen yang mempunyai lahan garapan sawah yang luas maka dikenakan sumbangan ganda.

“ Ya untuk nanggap kesenian tradisional yang hari ini kebetulan dan semua uba rampenya juga dianggarkan dari desa . Khusus untuk selamatan warga membawa nasi beserta lauk pauknya untuk dido’akan bersama dibalai desa ini “, kata Khafid



Karena Tradisi sedekah bumi merupakan warisan para leluhur , mereka tetap menerima dan menjalankan dengan suka hati. Sebagai wujud kerukunan bersama sore hari para warga mengumpulkan asahan atau nasi selamatan yang dibawa dari rumah masing-masing seterusnya dikumpulkan dibalai desa .

Setelah berkumpul jadi satu nasi beserta lauk pauknya itu didoa’kan bersama yang dipimpin oleh Modin yang diamini oleh seluruh warga desa yang hadir. Seusai berdo’a nasi itupun di makan atau dikepung bersama-sama dalam satu tempat sehingga kelihatan rukun dan bersama-sama.

“ Asahan yang berupa nasi dan lauk pauknya itu setelah dido’akan oleh modin kemudian dikepung bersama-sama. Itulah wujud dari sedekah bumi yang menunjukkan kerukunan antar warga desa yang tidak bisa dilupakan begitu saja “, ujar  Harun salah satu warga desa Gerdu.




Memang tradisi Apitan atau Sedekah bumi ini masih banyak warga desa yang melestarikannya , utamanya para kaum petani yang hidup dari bumi atau tanah . Sehingga setahun sekali mereka selalu menggelar acara ini dengan tujuan untuk memohon rijeki yang melimpah dari Allah lewat usaha mereka bertani.

Oleh karena itu jika acara sedekah bumi digelar merekapun dengan sukarela membantu desa untuk memeriahkan  perayaan ini . Selain dana mereka keluar dalam bentuk iuran wajib merekapaun membuat nasi selamatan . Tidak itu saja bagi keluarga  merekapun merayakannya dengan membelikan makanan dan mainan untuk cucu , anak , keponakan sehingga hari itu benar-benar meriah. (FM)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar