Demak - Bagi Ilyas guru honorer SD
Kedungmutih kecamatan Wedung kuliah adalah nomor satu. Oleh karena itu meski
honor mengajarnya habis untuk bayar kuliah tidak menjadi masalah. Yang penting
kuliahnya S1 PGSD lancar sehingga kelak mendapatkan Ijasah sebagai bekal untuk
mengajar. Siapa tahu keberuntungan ditangan dan bisa jadi Guru PNS.
“ Dulu saya awal mengabdi
tidak berstatus mengajar. Namun atas saran Pak Rusyadi akhirnya saya kuliah
PGSD di Demak. Setelah itu saya di beri jam mengajar sampai sekarang “, ujar
Ilyas mengenang.
Awal mengabdi di SD
Kedungmutih karena ada kekosongan tenaga
Penjaga SD karena pension. Awal-awal
mengabdi semua pekerjaan penjaga ia dijalani. Selain bersih-bersih lingkungan
sekolah , membuka dan menutup pintu juga berperan seperti Office boy kesana
kemari.
Ilyas mengatakan honor
yang ia terima setiap bulannya tidak ia pernah ambil namun dipotong langsung
untuk membayar angsuran Koperasi. Berkat kebaikan salah satu ibu guru untuk
membayar biaya kuliah ia diambilkan pinjaman ke koperasi. Honor yang ia terima
setiap bulan itulah yang digunakan untuk membayar angsuran.
“ Jika mengandalkan honor
jelaas tidak mungkin . Dulu awal registrasi satu semester sekitar 1, 2 juta
rupiah . Namun menginjak semester 6 ini terus naik sehingga persemester jadi
1,75 juta rupiah “, kata Ilyas
Meskipun setiap bulan ia
tidak terima sepeserpun honor dari mengajar untuk bayar kuliah. Namun di
hatinya ia cukup bersyukur jika dulu tidak diarahkan oleh pak Kepala Sekolah
kuliah . Maka saat ini dia masih saja sebagai office boy atau pesuruh.
Namun dengan kuliah di S1
PGSD itu harapannya untuk menjadi guru kian dekat. Meski saat ini dia masih
berstatus guru GTT , tetapi harapannya kelak akan jadi guru PNS. Apalagi saat
ini masih banyak lowongan guru SD . Selain itu tiap waktu pasti ada guru SD
yang pensiun.
Saat ini di sekolahnya
tempat mengajar SD Kedungmutih ia diberi tugas untuk mengajar Bahasa Jawa.
Salah satu mata kuliah yang dipelajarinya di S1 PGSD. Dengan mengajar itu iapun
ditantang untuk mempraktekkan apa yang didapatkan di bangku kuliah. Jika kelak
ia jadi guru PNS ia tidak canggung lagi berhadapan dengan siswa di depan kelas.
“ Untuk kebutuhan sehari-hari ya terpaksa minta
pada saudara . Malu malu dikit tapi tak mengapa mereka sudah ngerti jika honor
saya semua habis untuk bayar kuliah “, kata Ilyas yang mengaku terima honor di
bawah limaratus ribu rupiah . (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar