Mashudi siap mengantar penumpang |
Tukang ojek saat ini menjadi salah satu
pekerjaan yang bisa menghidupi keluarga.
Oleh karena itu ditempat-tempat strategis mangkal puluhan sepeda motor yang
menunggu penumpang.
Seperti halnya di seputaran Bunderan (pertigaan) Pecangaan
kita dapat menjumpai puluhan motor dengan tukang ojeknya menanti penumpang
untuk diantar ketempat yang dinginkan . Saking banyaknya tukang ojek maka
jadwal mangkal mereka di atur siang dan malam.
“ Kebetulan saya hari ini dapat jatah
siang , sekitar jam 7 pagi saya keluar dari rumah dan pulangnya nanti siang ,atau
kalau udah dapat penghasilan yang cukup untuk belanja orang yang dirumah “,
ujar Mashudi (43) tukang ojek warga desa Karangrandu pada kabarseputarmuria.
Legiman dan Mashudi tunggu penumpang |
Mashudi mengatakan , bekerja sebagai
tukang ojek sudah dilakoninya sejak belum berumah tangga . Awalnya hanya
mengantar tetangga yang belanja ke pasar , lama kelamaan dapat langganan
sehingga profesi ini ia jalani sampai sekarang. Dengan modal motor iapun setiap
hari mencari rupiah diseputaran Bunderan Pecangaan setiap harinya.
Jika kondisi sedang ramai sehari ia
bisa membawa pulang Rp 75 ribu – Rp 100 ribu , namun jika kondisi sedang sepi
Rp 50 ribu pun dengan mudah didapatnya. Apalagi jika kondisi musim puasa
menjelang lebaran perolehan tukang ojek jadi berlipat karena ramainya orang
yang pergi ke kota untuk belanja . Biasanya jika ingin cepat sampai dirumah
mereka naik ojek sepeda motor dan inilah yang menjadi rejeki tersendiri bagi
tukang ojek.
“ Biasanya sih kalau puasa seperti ini
penumpang ojek agak ramai , karena mereka ingin sampai dirumah dengan cepat .
Jika naik angkot harus antri berlama-lama “, kata Mashudi .
Legiman (43) teman Mashudi yang juga
tukang ojek mengatakan , profesi ojek baginya sudah tidak bisa ditinggalkan
begitu saja . Selain hasilnya sudah dirasakan juga pelanggan .
Sudah banyak
sehingga jika sehari tidak mangkal maka dia dicari oleh para pelanggannya.Dari
bekerja sebagai tukang ojek ini ia bisa menyekolahkan anak dan juga mencukupi
kebutuhan keluarga.
“ Ya karena udah merasakan nikmatnya
tukang ojek , maka profesi ini terus saya jalankan sampai sekarang “, aku
Legiman .
Bagi Mashudi , Legiman dan puluhan
anggota Paguyuban Ojek Pecangaan (POP) kawasan seputaran Bunderan, Pasar dan
terminal pecangaan adalah lahan sehari-hari untuk meraup nafkah.
Mereka telah
tergabung dalam paguyuban yang senantiasa mengharapkan pembinaan dari
pemerintah. Selain kerja yang tenang mereka mempunyai harapan untuk bergabung
dalam sebuah koperasi agar taraf kesejahteraan meningkat.
“Inginnya sih ada semacam koperasi
untuk tukang ojek , sehingga kegiatan ekonomi bisa berjalan lancar misalnya
membuat toko onderdil atau kegiatan simpan pinjam”, harap Mashudi , Legiman dan
yang lainnya. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar