Jumat, 07 Maret 2014

Inilah Profil H. Abdul Wakhid Caleg Gerindra dari Jepara





POLITISI VERSI NGOMPOL

Jamaah ngompolun. Jepara Kudus itu termasuk gudang politisi ideal. Mufid Busyairi (PKB Nomor 2 ), Arief Mudasir Mandan (PPP Nomor 1), Noor Ahmad (Golkar Nomer 1), Nusron Wahid (Golkar Nomer 2), Abdul Wahid (Gerindra Nomer 1) adalah caleg yang, menurut saya, mesti menang. Kemampuannya tak perlu diragukan. Berikut saya tampilkan sekilas profile Pak Kaji Abdul Wahid setelah 4 caleg sebelumnya. Sumonggo Caleg DPR RI yang lain dimunculkan disini. 
    
H. Abdul Wachid 
Namanya mulai dikenal pada awal reformasi bergulir. Ketika itu, Pak Wahid memimpin demontrasi besar-besaran  menggugat kebijakan Pemerintah terkait nasib petani tebu dan impor gula. Ribuan rakyat yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) memblokade jalanan sekitar Istana Presiden dengan hamburan gula sebagai symbol protes. Dalam beberapa waktu ketika itu, Pak Wahid dan APTRI menggugah kesadaran public atas kesewenang wenangan Pemerintah dalam kebijakan perkebunan tebu dan gula. Bersama ilmuwan politik DR. Hermawan Sulistiyo, Pak Wahid terus menggulirkan tema-tema keberpihakan pada petani tebu dan pertanian pada umumnya.   
  
Tahun 2009 bersama Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto, Pak Wahid menggebrak Jepara dengan mengambil alih perolehan suara beberapa partai politik dengan menyodok 4 besar perolehan suara kursi legislative. Gebrakan ini mulai tampak ketika beliau bersama HKTI menggelar rapat akbar dihadiri ribuan orang di lapangan Tahunan. Ketika itu rawuh memberikan wejangan Presiden RI ke 4 KH. Abdurrahman Wahid bersama putrinya Yenny Wahid.    

Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) ini termasuk getol menyuarakan kepentingan petani. Sebagaimana diketahui, kebijakan impor sangat meresahkan petani. Misalnya, harga panenan bawang merah petani lokal bisa turun seiring dengan masuknya barang impor. Selain itu beliau juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap makin maraknya keberadaan minimarket di masyarakat, yang adalah suatu bukti bahwa pemerintah kurang mendukung usaha kecil yang dikelola masyarakat. 

Sembari aktif di Senayan, Pak Wahid juga salah satu pimpinan di Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPNU) PBNU. Beliau juga Ketua BPN Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Kepedulian Pak Wahid pada problem pertanian terus dikampanyekan dipelbagai kesempatan, menjadi platform politik Gerindra pada Pileg 2014.  Kini membicarakan isu-isu pertanian identik dengan Partai Gerindra. Semoga kembali menang Pak Wahid !


















Namanya mulai dikenal pada awal reformasi bergulir. Ketika itu, Pak Wahid memimpin demontrasi besar-besaran menggugat kebijakan Pemerintah terkait nasib petani tebu dan impor gula. Ribuan rakyat yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) memblokade jalanan sekitar Istana Presiden dengan hamburan gula sebagai symbol protes. Dalam beberapa waktu ketika itu,
Pak Wahid dan APTRI menggugah kesadaran public atas kesewenang wenangan Pemerintah dalam kebijakan perkebunan tebu dan gula. Bersama ilmuwan politik DR. Hermawan Sulistiyo, Pak Wahid terus menggulirkan tema-tema keberpihakan pada petani tebu dan pertanian pada umumnya. 

Tahun 2009 bersama Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto, Pak Wahid menggebrak Jepara dengan mengambil alih perolehan suara beberapa partai politik dengan menyodok 4 besar perolehan suara kursi legislative.
Gebrakan ini mulai tampak ketika beliau bersama HKTI menggelar rapat akbar dihadiri ribuan orang di lapangan Tahunan. Ketika itu rawuh memberikan wejangan Presiden RI ke 4 KH. Abdurrahman Wahid bersama putrinya Yenny Wahid. 

Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) ini termasuk getol menyuarakan kepentingan petani. Sebagaimana diketahui, kebijakan impor sangat meresahkan petani. Misalnya, harga panenan bawang merah petani lokal bisa turun seiring dengan masuknya barang impor.
Selain itu beliau juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap makin maraknya keberadaan minimarket di masyarakat, yang adalah suatu bukti bahwa pemerintah kurang mendukung usaha kecil yang dikelola masyarakat. 

Sembari aktif di Senayan, Pak Wahid juga salah satu pimpinan di Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPNU) PBNU. Beliau juga Ketua BPN Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Kepedulian Pak Wahid pada problem pertanian terus dikampanyekan dipelbagai kesempatan, menjadi platform politik Gerindra pada Pileg 2014. Kini membicarakan isu-isu pertanian identik dengan Partai Gerindra. Semoga kembali menang Pak Wahid !

 Sumber: Ngompol Jepara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar