Minggu, 30 Maret 2014

Pemilu Luber Jurdil Hanya Sebatas Wacana

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan jajarannya pasti berani menjamin dan berani bertaruh jabatan, bahwa penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) 9 April 2014 akan berlangsung Langsung, Umum, BEbas dan Rahasia serta juJUR dan aDIL. 

Karena, pelaksanaan coblosan dan penghitungan/hasilnya disaksikan oleh masyarakat (pemilih dan peserta pemilu), di tempat/lapangan terbuka, disaksikan para saksi parpol dan diawasi oleh petugas pengawas, sejak penyelenggaraan di tingkat paling bawah (TPS/KPPS) sampai paling atas (KPU).

Demikian dikemukakan mantan Ketua KPU Kabupaten Demak H Machmud Suwandi, S.Ag, M.H dalam diskusi kecildengan beberapa tokoh masyarakat dan perangkat desa, yang dimoderatori demakpos, di RM Sederhana Bonang, Sabtu (29/3) pagi.

“Selain hal tersebut di atas, KPU tidak berani menjamin, karena asas LUBER JURDIL tersebut masih (baru) sebatas wacana yang belum teruji.”, tambahnya.

Di lapangan dan beberapa saat sebelum coblosan berlangsung, pemilih sudah mengetahui hasilnya. Karena, sebelumnya para pemilih sudah “dibekali” atau dipengaruhi oleh para caleg atau tim suksesnya. Mereka sudah berbagi visi, misi, program dan ‘pilihan’ caleg. Sehingga sesungguhnya kedatangan masyarakat (pemilih) ke tempat pemungutan suara (TPS) hanyalah sekedar untuk mencocokkan perolehan suara calegnya saja.

“Tidak ubahnya dengan pencalonan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Sebelum dinyatakan sebagai peserta, mereka (calon DPD) sudah diwajibkan oleh Undang-Undang untuk menyerahkan dukungan byname (lengkap dengan mencantumkan nama, umur, alamat/tempat tinggal). 

KPU melakukan verifikasi door to door sesuai nama dan alamat pendukung DPD tersebut. Bukankah itu sama artinya dengan sudah tidak ada kebebasan dan tidak ada rahasia-rahasia lagi di tengah masyarakat pemilih?” kata Machmud.

Dukungan terhadap calon anggota DPD tersebut juga telah dilakukan oleh para caleg parpol jauh-jauh hari sebelum coblosan. Sehingga pada saat masa kampanye digelar, para caleg cukup meng-absen calon pemilihnya dengan daftar yang telah dibuat oleh timsesnya, dan pada saat coblosan berlangsung, momentum tersebut hanya dipergunakan untuk mencocokkan keakuratan data belaka. (mac)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar