Minggu, 30 Maret 2014

Makan dalam Ambengan Tiada Lagi Ada Perbedaan

Tradisi makan bersama dalam satu nampan (ambengan-Jw) yang dilakukan oleh Jama’ah Al-Khidmah ini, dapat menciptakan kesetaraan derajat dan menghilangkan kesenjangan sosial. Bersama KH Munir Abdullah, pengasuh Al-Khidmah Jawa Tengah, Bupati Demak Drs HM Dachirin Said SH, MSi, Ketua MUI Drs KH Mohammad Asyiq, para anggota muspida, puluhan pejabat struktural dan fungsional, puluhan calon anggota legislatif (caleg), ribuan orang rakyat jelata, kiai, santeri dan kaum awam berbaur dalam satu majlis mensyukuri Hari Jadi Demak ke-511, di serambi Masjid Agung Demak, Sabtu malam Ahad (29/3).

“Mari kita sukseskan Pemilu 2014 yang bermartabat. Pilihlah wakil rakyat yang baik, yang mempunyai kepedulian terhadap bangsa dan negara. Jangan memilih caleg karena sudah atau akan memberi uang. Sesungguhnya, money politik itu hukumnya haram, dan Allah SWT tidak akan mengabulkan doa orang yang selalu makan makanan yang haram”, pesan Bupati Dachirin.

Kepungan-3Jama’ah Al-Khidmah makan ambengan bersama. (Foto: Machmud)

 Dalam tausiyahnya, KH Munir Abdullah mengajak umat Islam untuk selalu memperbarui keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Karena, dalam keadaan suasana dan kondisi serba baru seseorang akan dapat mencapai suatu kebahagiaan yang sangat dalam. Kiai asal Desa Ngroto, Gubug, Grobogan ini lebih banyak mencontohkan suasana kebahagiaan lahir batin yang dijalani oleh pengantin baru pada hari-hari selama bulan madu.

“Kecintaan dan kesayangan suami-istri terhadap kekasihnya tersebut sangat luar biasa, sampai-sampai tidak mengenal cape dan lupa waktu. Itu pula yang dimaksud Nabi Muhammad saw umat muslim-muslimat agar selalu memperbarui keimanannya kepada Allah SWT sebagaimana hadits jaddidủ ïmānukum…”, kata Munir. (mac)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar