]DR. H.
Noor Ahmad, MA. Bagi kalangan akademisi Nahdlatul Ulama nama ini tentu sudah
akrab. Beliau Ketua Pengurus Pusat Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ualam
(LPTNU) yang dipilih PBNU setelah Muktamar terakhir Nahdlatul Ulama di
Makassar. Kepercayaan PBNU pada akademisi ini bertolak dari keberhasilannya
memimpin Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) selama 15 tahun silam.
Awalnya
para romo kiyai sepuh di Jawa Tengah prihatin dengan NU, khususnya Jawa Tengah
yang belum memiliki perguruan tinggi yang berkualitas dan professional untuk
menjawab tantangan zaman yang kian komplek. Setelah tawasul kepada Kiyai Sholeh
Darat keinginan tersebut menjadi lebih kokoh.
Gayung bersambut, PBNU menugaskan Drs. KH. Abdul Wahid Zaini, SH dan Fajrul Falaakh, S.H., M.A., M.Sc. dan beberapa kiyai di jajaran PBNU sebagai Panitia Pendiri UNWAHAS bersama Yayasan Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.
Gayung bersambut, PBNU menugaskan Drs. KH. Abdul Wahid Zaini, SH dan Fajrul Falaakh, S.H., M.A., M.Sc. dan beberapa kiyai di jajaran PBNU sebagai Panitia Pendiri UNWAHAS bersama Yayasan Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.
Singkat
cerita, Pak Noor Ahmad diberi mandat menjadi Rektor UNWAHAS. Mulai tahun 1999
hingga 2014 ini, UNHAWAS berkembang pesat. Ribuan mahasiswa menuntut ilmu di
belbagai disiplin bidang studi.
Tidak hanya itu, kemampuannya membangun jaringan dapat menjadikan UNWAHAS dikenal di luar negeri. Tidak sedikit mahasiswa dari berbagai belahan Negara di UNWAHAS. Bersama LPTNU beliau membawa beberapa PT di bawah NU yang didorong untuk go international seperti Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas), Universitas Darul Ulum/Unisda (Lamongan), Universitas Islam Makassar, dan Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung.
Tidak hanya itu, kemampuannya membangun jaringan dapat menjadikan UNWAHAS dikenal di luar negeri. Tidak sedikit mahasiswa dari berbagai belahan Negara di UNWAHAS. Bersama LPTNU beliau membawa beberapa PT di bawah NU yang didorong untuk go international seperti Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas), Universitas Darul Ulum/Unisda (Lamongan), Universitas Islam Makassar, dan Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung.
Akan
menyusul UNISNU di Jepara. Beberapa PT itu kini telah menjalin hubungan dengan
Hongaria, Kroasia, Spanyol, Turki, Riyadl, Madinah, dan Thailand.
Menjelang Pemilu 2014, beliau dipercaya Partai Golkar berkontestasi masuk ke Senayang melalui Dapil 2 Jateng di nomor urut 1. Baginya, menjadi bagian penentu kebijakan di DPR-RI dalam bidang pendidikan akan membantu melempangkan jalan bagi tumbuh berkembangnya Perguruan Tinggi NU pada tingkat yang lebih luas. Tentu ini cita-cita luhur untuk nahdliyin dan masyarakat luas.
Semoga menang Pak Rektor!
Menjelang Pemilu 2014, beliau dipercaya Partai Golkar berkontestasi masuk ke Senayang melalui Dapil 2 Jateng di nomor urut 1. Baginya, menjadi bagian penentu kebijakan di DPR-RI dalam bidang pendidikan akan membantu melempangkan jalan bagi tumbuh berkembangnya Perguruan Tinggi NU pada tingkat yang lebih luas. Tentu ini cita-cita luhur untuk nahdliyin dan masyarakat luas.
Semoga menang Pak Rektor!
Sumber : NGOMPOL JEPARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar