Jepara –
Bagi Hadi Utomo (50) warga desa Pecangaan Kulon
Kecamatan Pecangaan bekerja bukanlah untuk mencari kekayaan. Namun hanyalah
untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anak. Oleh karena itu
meskipun tergolong pas-pasan dari segi penghasilan namun ucap syukur setiap
hari terus terucapkan.
“ Meski dipandang sebelah mata kerja sebagai tukang parkir
. Namun saya tidak mempedulikan yang penting halal dan bisa membiayai anak-anak
sekolah dan juga belanja di rumah “, aku Hadi Utomo pada FORMASS Senin (23/12).
Hadi utomo mengatakan kerja sebagai tukang parkir
sudah dijalani lebih dari 10 tahun . Dulu sebelum markir ia bekerja sebagai
karyawan pabrik Aqua di Pudak Payung Semarang. Namun setelah berumah tangga
iapun beralih profesi sebagai tukang parkir.
Awal terjun sebagai tukang parkir memang ada rasa
malu . Tetapi rasa malu itupun disingkirkan jauh-jauh demi menghidupi anak dan
istrinya. Setelah beberapa bulan iapun telah terbiasa dan enjoy saja. Meskipun
harus mengumpulkan uang recehan tetapi berkat uang recehan itu ia mampu
menguliahkan anak ke Perguruan Tinggi.
“ Alhamdulillah anak sulung saya kini sudah semester
7 jurusan sejarah di UNNES Semarang. Semua biaya kuliah juga dari hasil parkir
dan juga kerja istri di Catering milik tetangga “, tambah Hadi Utomo.
Bekerja sebagai tukang parkir menurut Hadi
membutuhkan kesadaran tersendiri . Tidak semua orang tahu aturan parkir oleh
karena itu jika ada yang tidak memberika uang parkir ia tidak memaksakan.
Bagitu juga ketika ada yang memberikan uang lebih iapun memberikan uang
kembali.
pak Hadi |
“ Aturannya untuk parkir sepeda motor bayarnya Cuma
Rp 500. Sedangkan untuk mobil Rp 1.000. Tetapi ada juga yang diberi kembalian
namun diberikan kembali . Ya saya terima mungkin ini rezeki lebih saya”, kata
Hadi Utomo.
Hadi Utomo mengaku kerjanya sebagai tukang parkir di
depan Masjid Walisongo Pecangaan legal. Setiap bulan ia menyetor ke dinas
perhubungan sebagai kewajiban mengisi kas daerah. Dari sisa setor itulah yang
menjadi haknya sebagai tukang parkir. Dari selisih setor ke Dinas perhubungan
itulah setiap bulannya ia bisa mencukupi kehidupan harian rumah tangganya.
“ Anak saya tiga pak laki-laki semua. Yang nomor dua
dan nomor tiga kini duduk di SMA semua. Alhamdulillah anak-anak saya nurut sama
orang tua . Itulah yang menjadi tabungan saya kelak. Saya tidak bisa
meninggalkan harta hanya ilmu yang mudah-mudahan kelak bermanfaat “,urai Pak
Hadi.
Selain pak Hadi diseputaran Pecangaan ada beberapa
tukang parkir yang mempunyai daerah kerja masing-masing. Dan pak hadi Utomo
adalah salah satu potret tukang parkir yang berhasil mendidik anaknya hingga ke
perguruan tinggi dari hasil kerja markir. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar