Minggu, 15 Desember 2013

Melihat Produk Keripik Ketela Makanan Camilan Dari Dongos Jepara

Penjemuran keripik ketela

Jepara – Desa Dongos kecamatan kedung kabupaten Jepara saat ini menjadi pemasok makanan kecil jenis keripik ketela. Dari desa ini setiap hari dikirim puluhan hingga ratusan kilogram keripik ketela mentah ke berbagai penjuru kota.

Selain local Jepara , keripik ketela ini juga diminati pedagang dari lain kota . Beberapa pedagang ada yang membawa keripik ketela ini ke luar Jawa. Oleh pedagang pengepul keripik ketela dari desa Dongos ini ada yang dijual ke Kalimantan dan juga Batam Sumatera Utara.

“ Yang banyak ya dijual di seputaran Jepara , seperti Demak , Kudus. Namun ada juga yang membawa keripik ketela ini sampai ke luar Jawa . Bakul saya ada yang menjual ke Batam “, kata Hj. Sumarti salah satu pengrajin keripik ketela pada FORMASS Sabtu (14/12).


Menata sebelum dijemur


Hj. Sumarti menuturkan usaha pembuatan keripik ketela di desa Dongos sudah ada lima tahunan. Berawal dari memanfaatkan hasil ketela dari kebun sendiri usaha ini kini mendatangkan ketela pohon dari luar. Awalnya hanya beberapa orang yang membuka usaha ini . Tetapi lambat laun terus bertambah.

Jika dihitung saat ini jumlah pengrajin usaha pembuatan keripik ketela ini ada sekitar 30 orang. Berpusat di pertigaan mboro ke utara sekitar 100 meter. Mereka membuka usaha di rumah masing-masing dengan memanfaatkan tenaga ibu-ibu.

“ ibu-ibu yang tidak punya pekerjaan bisa ikut bekerja disini. Untuk tenaga pengeringan seperti ini satu tempat semacam ini upahnya Rp 500,- . Tinggal sehari dia data berapa dapat 20 upahnya ya Rp 10 ribu “, kata Ibu Hj. Sumarti.

Dari segi keuntungan usaha pembuatan keripik ketela ini menurut ibu Sumarti meski kecil keuntungannya namun tetap ada pemasukan untuk keluarga. Sehingga usaha ini terus berjalan sampai sekarang bahkan satu dua orang ada yang membuka usaha baru. Hal ini bisa dilihat dari kesibukan pengrajin jika pagi hari tampak mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Pemotongan ketela

Untuk produksi  musim penghujan memang  ada penurunan karena panas yang berkurang. Para pengrajin hanya mengandalkan tenaga matahari. Sehingga mereka hanya menjemur ketika ada sinar matahari saja. Meski demikian mereka tetap berproduksi meskipun tidak sebanyak jika musim penghujan.

“ Ya harapannya jika musim penghujan tetap berproduksi banyak. Tetapi karena cuaca ya seadanya saja . Mungkin jika ada alat untuk mengeringkan mungkin produksi bisa stabil . Mudah-mudahan ada bantuan dari pemerintah seperti desa tetangga “, kata istri pak H. Ali Shodikin.


Untuk harganya keripik ketela ini tidak mahal perkilo kering mentah berkisar Rp 7.000 – Rp 8.000 tergantung cuaca dan pasokan barang. Pengrajin dari desa Dongos ini memang menjual keripik ketela mentah. Oleh para pengepul selanjutnya keripik ketela ini diberi bumbu digoreng baru dipasarkan ke pasar atau ke toko-toko makanan. (Muin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar