Penjemuran keripik ketela |
Jepara – Desa Dongos kecamatan kedung kabupaten Jepara saat
ini menjadi pemasok makanan kecil jenis keripik ketela. Dari desa ini setiap
hari dikirim puluhan hingga ratusan kilogram keripik ketela mentah ke berbagai
penjuru kota.
Selain local Jepara , keripik ketela ini juga
diminati pedagang dari lain kota . Beberapa pedagang ada yang membawa keripik
ketela ini ke luar Jawa. Oleh pedagang pengepul keripik ketela dari desa Dongos
ini ada yang dijual ke Kalimantan dan juga Batam Sumatera Utara.
“ Yang banyak ya dijual di seputaran Jepara ,
seperti Demak , Kudus. Namun ada juga yang membawa keripik ketela ini sampai ke
luar Jawa . Bakul saya ada yang menjual ke Batam “, kata Hj. Sumarti salah satu
pengrajin keripik ketela pada FORMASS Sabtu (14/12).
Menata sebelum dijemur |
Hj. Sumarti menuturkan usaha pembuatan keripik
ketela di desa Dongos sudah ada lima tahunan. Berawal dari memanfaatkan hasil
ketela dari kebun sendiri usaha ini kini mendatangkan ketela pohon dari luar.
Awalnya hanya beberapa orang yang membuka usaha ini . Tetapi lambat laun terus
bertambah.
Jika dihitung saat ini jumlah pengrajin usaha
pembuatan keripik ketela ini ada sekitar 30 orang. Berpusat di pertigaan mboro
ke utara sekitar 100 meter. Mereka membuka usaha di rumah masing-masing dengan
memanfaatkan tenaga ibu-ibu.
“ ibu-ibu yang tidak punya pekerjaan bisa ikut
bekerja disini. Untuk tenaga pengeringan seperti ini satu tempat semacam ini
upahnya Rp 500,- . Tinggal sehari dia data berapa dapat 20 upahnya ya Rp 10
ribu “, kata Ibu Hj. Sumarti.
Dari segi keuntungan usaha pembuatan keripik ketela
ini menurut ibu Sumarti meski kecil keuntungannya namun tetap ada pemasukan
untuk keluarga. Sehingga usaha ini terus berjalan sampai sekarang bahkan satu
dua orang ada yang membuka usaha baru. Hal ini bisa dilihat dari kesibukan
pengrajin jika pagi hari tampak mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Pemotongan ketela |
Untuk produksi
musim penghujan memang ada
penurunan karena panas yang berkurang. Para pengrajin hanya mengandalkan tenaga
matahari. Sehingga mereka hanya menjemur ketika ada sinar matahari saja. Meski
demikian mereka tetap berproduksi meskipun tidak sebanyak jika musim penghujan.
“ Ya harapannya jika musim penghujan tetap
berproduksi banyak. Tetapi karena cuaca ya seadanya saja . Mungkin jika ada
alat untuk mengeringkan mungkin produksi bisa stabil . Mudah-mudahan ada
bantuan dari pemerintah seperti desa tetangga “, kata istri pak H. Ali
Shodikin.
Untuk harganya keripik ketela ini tidak mahal
perkilo kering mentah berkisar Rp 7.000 – Rp 8.000 tergantung cuaca dan pasokan
barang. Pengrajin dari desa Dongos ini memang menjual keripik ketela mentah.
Oleh para pengepul selanjutnya keripik ketela ini diberi bumbu digoreng baru
dipasarkan ke pasar atau ke toko-toko makanan. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar