Senin, 30 Desember 2013

Bang Moyo Si Abang Tukang Bakso Dari Kedungkarang


Demak – Bagi warga desa Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak nama Moyo tak asing lagi. Setiap hari lelaki paruh baya ini keliling berjualan bakso dengan sepeda motor. Profesi sebagai tukang bakso ini sudah dijalani lebih dua puluh tahun.

Selain dirinya istrinya di rumah juga mempunyai profesi yang sama. Namun setiap hari hanya berkeliling di kampungnya saja dengan kereta dorong. Lain dengan dirinya ia mobiling dari desa satu ke desa lainnya. Setiap hari 2 -3 desa ia sambangi.

“ Ya namanya jualan keliling ya muter-muter mas. Kalau desa ini sepi ya pindah desa yang lain. Kalau istri saya di rumah ya hanya satu kampung saja pakai gerobag “, kata Moyo pada FORMASS, Selasa (31/12)

Dulu sebelum ider pakai sepeda motor iapun keliling dengan gerobag dorong. Namun karena menggunakan sepeda motor lebih efektif iapun beralih naik sepeda motor. Dengan mengeluarkan biaya yang lumayan iapun membuat lemari dan tempat kompor untuk memanaskan kuah bakso.

Awal-awal ider memakai sepeda motor kompor yang ia gunakan masih menggunakan minyak tanah. Sehingga perlu kehati-hatian dalam menjalankan sepeda motor. Jika jalanan berlubang-lubang ia harus jalan pelan agar minyak tidak tumpah.

Namun setelah adanya penggantian minyak tanah menjadi gas. Ider Bakso dengan sepeda motor lebih praktis. Kompor diletakkan di sisi kanan sedangkan tabung gas diletakkan disebelah kiri. Selang gas dibuatkan lubang khusus yang menuju ke kompor.

“ Ya lebih praktis pakai gas Mas kini ider lebih aman dan nyaman. Untuk gas ini setiap dua hari sekali ganti karena kompor setiap waktu hidup terus agar kuah bakso selalu panas “, aku Moyo.

Menurut Moyo berjualan bakso di desa harus mempunyai jurus-jurus tertentu agar disenangi pelanggan. Untuk harganya ia tidak mematok harga khusus tergantung kemampuan si pembeli. Satu mangkok bakso dijual mulai Rp 1.500 – Rp 5.000,- . Namun untuk kelas desa rata-rata pembeli mengeluarkan uang Rp 2.000,- Rp 3.000,.

Meskipun demikian jika habis dagangannya iapun memperoleh pendapatan yang lumayan dari penjualan baksonya. Dari usaha jualan bakso ini iapun bisa mencukupi segala kebutuhan hidupnya . Dari belanja sehari-hari ,biaya sekolah sampai membeli perabotan rumah.

Oleh karena itu bagi yang belum mempunyai pekerjaan jualan bakso ini bisa sebagai alternative pekerjaan. Sebelum terjun ke dunia perbaksoan ini harus latihan dulu . Bagaimana cara membuat gelondongan , membuat kuahnya dan juga menyajikannya.


“ Memang sebelum terjun ada rasa malu , namun setelah beberapa hari rasa malu akan hilang apalagi jika sudah tahu hasilnya berjualan bakso ini “, kata Djamino. (Muin).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar