Minggu, 08 Desember 2013

Petani Mlatiharjo Hasilkan Produk Ber 3 W, Berobsesi Wujudkan Ketahanan Pangan Desa Dorong


Demak - KADES Mlatiharjo Ir Heri Sugihartono kesibukannya kian bertambah. Maklum, yang bersangkutan tengah mewakili Propinsi Jawa Tengah dalam penilaian Adikarya Pangan Nusantara kategori kepala desa sebagai pembina ketahanan pangan.
Keterlibatan Heri Sugihartono di lomba tingkat nasional itu atas dorongan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (Bappeluh KP) Kabupaten Demak. Menyusul di penilaian tingkat propinsi terpilih sebagai yang terbaik, maka pria kelahiran Demak 2 Agustus 1966 inipun maju ke tingkat nasional.
Untuk mencapai kemenangan di tingkat nasional, kepala desa yang memimpin sejak 1999 ini kian intensif berkoordinasi dengan warganya. Dia tak pernah lelah berinovasi, serta terus mendorong warganya untuk lebih mengembangkan aneka rupa potensi desa.
Inovasinya yang paling anyar menghasilkan calon varietas padi yang kini tengah menjalani uji multi lokasi. Jika proses uji oleh Kementrian Pertanian sesuai dengan yang diharapkan, maka hasil inovasi Kades Heri Sugihartono bersama para petani Mlatiharjo itu nantinya bakal menjadi varietas padi andalan Jawa Tengah.
Yang menarik, belakangan ini Kades Heri tak henti-hentinya mendorong petani Mlatiharjo untuk mencapai hasil pertanian berorientasi 3 W. Sebab menurutnya, 3 W yang merupakan singkatan dari wareg (kenyang), waras (sehat) dan wuinak (nikmat) itu merupakan tuntutan konsumen di era sekarang.
Jadi, hasil pertanian yang kita budidayakan harus bisa menjadikan kenyang, menyehatkan, serta memiliki rasa yang nikmat. Jika petani kita cerdas, aspek 3 W pasti dapat tercapai. Apalagi saat ini telah banyak teknologi yang dapat kita gunakan untuk memaksimalkan budidaya pertanian,” katanya.
Menyangkut bidang pertanian, kiprah Kades Heri Sugihartono memang tak perlu diragukan. Dalam pengembangan tanaman pokok, ia termasuk tokoh penggiat riset pemuliaan padi. Kerja kerasnya telah menghasilkan beras yang berkadar amilose 13 persen dengan rasa pulen dan beraroma wangi, serta memenuhi standard restoran Jepang.
Sedangkan menyangkut hortikultura, Heri dikenal sebagai pengembang awal kelengkeng dataran rendah. Ia mengembangkan klengkeng jenis itoh dan pingpong, jauh sebelum kebanyakan orang mempercayai tanaman tersebut mampu hidup di daerah Demak yang beriklim panas.
Terlepas dari keikutsertaan dipenilaian Adikarya Pangan Nusantara tingkat nasional, memajukan pertanian berikut dengan para petaninya merupakan tujuan yang terus diperjuangkan oleh alumni Universitas Jendral Sudirman Purwokerto tahun 1990 ini. Sebagai sarjana pertanian ia merasa memiliki tanggung jawab moral memperjuangkan kesejahteraan petani. Lebih-lebih, desa yang ia pimpin mayoritas penduduknya merupakan petani dan buruh tani.
Sejak lama saya berobsesi membawa Mlatiharjo ke kondisi mandiri pangan. Dan semenjak menjabat kades, saya langsung memberikan perhatian yang lebih besar pada bidang pertanian. Ketahanan pangan harus terjamin, dan saya pun berupaya keras untuk menghidupkan lumbung pangan desa,” ujar Kades Heri.
Pengorbanan materi
Demi mewujudkan tekatnya Heri bahkan tak lagi memperhitungkan pengorbanan materi. Bengkok kades seluas 14 hektar, beberapa hektar di antaranya ia relakan untuk lahan pembibitan dan riset pertanian.
Menurut suami Umi Mahirotun ini, pengembangan pertanian yang berwawasan modern sejak awal telah ditanamkan kepada masyarakat Mlatiharjo. Dan pada akhirnya, kini pola pikir petani Mlatiharjo telah mengarah ke teknis pengelolaan usaha pertanian yang lebih efektif dan efisien.
Para petani di desa ini berlembaga, serta aktif mengikuti berbagai kemajuan teknologi. Meski rata-rata usianya di atas 40 tahun, mereka bahkan tak malas belajar teknologi informatika. Kini mereka rajin mengakses internet,” ungkapnya.
Heri menambahkan, secara letak Desa Mlatiharjo memang berada di pelosok, namun soal TI dan internet tak lagi menjadi sesuatu yang asing. Warganya terkategori melek teknologi semenjak Universitas Kristen Satyawacana Salatiga (UKSW) memberikan pendampingan TI.


 Lewat internet petani bukan saja memperoleh pengetahuan bagaimana mengelola usaha pertanian yang efektif dan efesien, namun juga menawarkan produk-produk yang mereka miliki. Malahan, lewat internet pula petani bisa mengakses berbagai bantuan dari berbagai pihak,” pungkas Heri. (Anang)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar