Kerupuk basah dikeringkan |
Jepara –
Desa Kalipucang Wetan kecamatan Welahan kabupaten
Jepara sejak dulu dikenal sebagai sentra pembuatan kerupuk tepung gandum dan
ketela. Warga yang membuka usaha ini puluhan kepala keluarga dari yang bermodal
besar sampai dengan yang bermodal pas-pasan.
“ Saya ini termasuk pengusaha kerupuk dengan modal
kecil pak. Tenaga kerja ya saya sendiri sama anak-anak cuma tenaga masak saya
ambilkan tetangga seselah 1 orang “, aku Pak Ngadiono (54) pengrajin kerupuk
pada FORMASS Minggu (1/12)
Ngadiono mengatakan usaha pembuatan krupuk krecek
ini sudah lebih 20 tahun berjalan. Karena bermodal kecil maka usaha itu
dijalani dengan seadanya. Tenaga masak hanya satu orang , sedangkan untuk
tenaga meramu dia sendiri . Sedangkan untuk tenaga pengeringan istri dan
anaknya.
“ Untuk produksi setiap hari ya tergantung
permintaan namun rata-rata kami membuat kerupuk krecek ini ya 40 Kg. Kadang
bisa lebih kalau ada permintaan khusus “, kata Pak Ngadiono .
Pak Ngadiono meramu bumbu kerupuk |
Kerupuk krecek dari desa Kalipucang Wetan ini
kebanyakan dijual dalam bentuk masih mentahan. Selain lingkup Jepara sendiri ,
kerupuk krecek ini juga diambil para bakul dari Demak dan Kudus. Kerupuk ini
oleh para bakul di goreng lalu di bungkus plastic dan dipasarkan ke pasar-pasar
tradisional atau dititipkan di warung-warung makan.
“ Untuk harga kerupuk krecek seperti ini saat ini
berkisar Rp 9 – 10 ribu setiap kilonya. Dulu saya awal membuat kalau tidak
salah masih Rp 3 ribu setiap kgnya “, papar Ngadiono.
Ditanya tentang pembinaan dari instansi terkait,
Ngadiono mengaku sudah ada . Namun pembagiannya belum merata justru pengusaha
kecil kelewatan. Mereka yang tergabung dalam kelompok adalah pengusaha besar
yang dekat dengan Petinggi.
Bahkan ada yang tidak mempunyai usaha namun
dimasukkan . Akibatnya ketika mendapatkan bantuan alat tidak bisa dimanfaatkan
bahkan kemudian dijual. Tetapi sebaliknya yang mempunyai usaha tidak dimasukkan
ke dalam kelompok.
Mabah Maskanah tenaga ahli membuat kerupuk |
“ Saya dulu pernah di data oleh petugas dari
kecamatan atau dari mana . Tetapi ketika bantuan turun saya tidak dapat apa-apa
. Habis gimana lagi ya tidak apa-apa “, aku Pak Ngadiono.
Namun demikian agar usahanya bisa berkembang lagi
harapannya ke depan ada fihak-fihak yang membantunya. Entah bantuan pinjaman
modal ataupun bantuan peralatan. Bantuan itu diharapkan agar usahanya bisa
berkembang lebih besar lagi.
“ Alhamdulillah dari usahanya ini meski tidak besar
, namun bisa untuk menghidupi keluarga sehari-hari. Untuk usaha kerupuk krecek
ini masih layak untuk diteruskan “, jelas pak Ngadiono. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar