Biar penghasilan sedikit namun halal dan berkah itulah yang dicari oleh Ibu Munafiah ( 57 ) warga Desa Karangrandu kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara ini . Selama hampir 35 tahun ia berjualan makanan kecil di sekolah seputaran Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak dalam rangka membantu suaminya mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pagi hari habis subuh setelah menyiapkan sarapan dan makan siang untuk keluarga dengan bakul di gendongan iapun membawa dagangannya dengan naik angkudes menuju SD tempatnya mangkal sehari-hari. Makanan atau jajanan yang ia jual diantarnya bakso ojek, kacang oven, agar-agar , gulali dan masih banyak yang lainnya tergantung musim dan selera anak-anak. Tempat ia jualpun cukup diemperan sekolah dengan menurunkan bakulnya untuk menggelar dagangannya dan iapun duduk di dingkilik kayu kecil untuk menunggu pelanggannya yang kebanyakan anak-anak kecil.
“ Kalau di hitung saya jualan seperti ini sudah lebih 35 tahun dan jualan saya ya seperti ini mas , saya jualannya tidak terlalu ngoyo yang penting dagangan saya habis saya sudah senang. Hitung-hitung bantu suami untuk cari nafkah menghidupi keluarga meski sedikit hasilnya asal barokah . Dari hasil ini saya bisa bantu suami menyekolahkan anak-anak dan juga mondok do pesantren “, ujar Ibu Munafiah yang hari itu mangkal di SD Kedungmutih 2
Ibu Nafiah enunggui dagangannya , sederhana |
Awal mula jualan makanan kecil di sekolah ini berawal dari tidak ada kesibukan di rumah karena suami kerja diluar desa ,daripada nganggur iapun minta ijin suaminya untuk berjualan jajanan di sekolah . Pada waktu suaminya mencoba untuk mecegahnya namun karena memang tidak ada kesibukan di rumah suaminyapun mengijinkan ia untuk berjualan , namun tugas utama sebagai ibu rumah tangga tidak ditinggalkan begitu saja.
Malam hari iapun menyiapkan dagangannya berupa agar-agar yang ditempatkan dalam wadah kecil-kecil , kerupuk macaroni ia beli kiloan lalu ia bungkus kecil-kecil , begitu pula kacang oven. Selain itu dagangannyapun ia lengkapi dengan bakso ojek yang ia buat dari tepung terigu yang diberi bumbu kemudian ia bulatkan seperti bakso , untuk saosnya ia campur bumbu kacang dengan kecap dan juga saos yang pedas. Setelah jadi semua dagangannya ia tempatkan dalam bakul , sedangkan untuk bakso ojeknya ia tempatkan dalam dandang kecil yang ia bungkus dengan kardus sehingga mudah dibawa.
Untuk membuat dagangan dalam bakul itu modal yang ia keluarkan tidaklah banyak paling 200 ribuan sudah cukup banyak . Meskipun demikian hasilnya yang ia dapatkan setiap harinya cukup lumayan setelah dikurangi transportasi ia bisa mendapat keuntungan Rp 35.000,- - Rp 40.000,- , oleh karena itu jika badannya sehat ia tetap keluar menjajakan dagangannya.
Selain tidak memberatkan dagangan yang ia jajakan cepat habis karena harga jualannya cukup murah sekali beli anak cukup mengeluarkan uang Rp 500 – Rp 1.000,- . Saking akrabnya dengan anak-anak kadang-kadang banyak pula dari mereka yang ngutang karena uang jajannya habis , dan besok paginya dibayar . Bahkan kadang adapula ibu yang mengantar anaknya kesekolah dulunya pernah membeli dagangannya dan sekarang ia telah mempunyai anak yang bersekolah di tempat itu juga.
“ Saking lamanya saja jualan di SD Kedungmutih ini banyak anak-anak sekarang yang ibu atau bapaknya dulu pernah membeli dagangannya saya ketika bersekolah dulu. Mereka mengatakan saya awet muda sejak dulu sampai sekarang wajah saya kok tidak berubah “, tambahnya.
Hidup ini jangan ngoyo , terima apa adanya |
Ketika ditanya resepnya , ibu beranak lima ini mengatakan menerima apa adanya yang diberikan oleh tuhan menjalani hidup dengan biasa tidak ngoyo. Selain itu jika ada kesusahan kita ambil hikmahnya , jika mendapat sesuatu yang lebih bersyukur. Dengan prinsip itulah ia mengaku dapat menyekolahkan anak-anaknya meskipun tidak lulus sarjana ,
namun semuanya sudah lulus SMA tinggal yang bungsu masih duduk di bangku SMK . Dengan berjualan makanan kecil di sekolah itupun hidup rumah tangganya cukup berkah , oleh karena itu selama badannya masih sehat ia tetap menjalankan profesi ini. Namun sayangnya dari beberapa anaknua itu tidak ada yang menuruni pekerjaan berjualan makanan kecil disekolah , karena mereka sudah punya pekerjaan sendiri-sendiri ( FM)
Fatkhul Muin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar