Demak
-
Saat ini bisnis burung berkicau lagi booming. Hal ini bisa dilihat dari
ramainya pasar burung di berbagai tempat . Jika hari Minggu atau libur
penggemar burung tumplek blek di pasar burung. Peluang inilah yang dibidik oleh
Azizin (30) warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak . Enam
bulan ini ia membuka usaha jual beli burung berkicau di rumahnya. Ia
mendatangkan berbagai jenis burung berkicau dari Kalimantan.
“ Dulu sebelum terjun
bisnis burung ini saya kerja pabrik di
Pontianak Kalimantan. Ketika ada peluang bisa membawa burung dari Kalimantan
sayapun akhirnya membuka bisnis jual burung ini “, Kata Azizin yang ditemui di
rumahnya.
Azizin mengatakan tahun
2002 ia sudah merantau ke Kalimantan sebagai pekerja proyek , petugas
kebersihan dan berbagai kerja serabutan lain. Sampailah ia terdampar di kantor
Karantina Hewan sebagai tenaga honorer.
Di situlah ia tahun bagaimana cara
memasukkan hewan ke luar pulau . Selain burung ada berbagai macam jenis hewan
dan ikan bisa di bawa keluar pulau secara legal.
Melihat kesempatan itu
ketika pulang ke Jawa ia membawa beberapa burung berkicau yang terkenal di
Pulau Kalimantan. Selain Murai batu , Cucak Hijau, Kacer Poci dan banyak lagi
yang lainnya. Sampai di rumahnya burung itu kemudian menjadi dagangan yang
cukup laris. Satu ekor burung ia bisa meraup untung Rp 50 ribu – 100 ribu.
Melihat peluang yang bagus
itu iapun menghubungi rekannya yang kerja di kantor Karantina hewan. Dari
temannya di Kalimantan itulah ia mendapatkan kiriman burung yang dikirim lewat
paket. Satu kali kirim ada 20 – 30 ekor burung berbagai jenis . Burung-burung
itu dikirim via kapal laut sehingga iapun mengambil burung itu di Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang.
“ Sebulan biasanya 3 – 4
kali kirim , satu kali kirim minimal 20 ekor burung. Ketika awal buka usaha
saya memang bawa burung ke pasar-pasar burung sekitar Jepara. Namun sekarang
para bakul sudah langsung datang ke rumah saya jika burung dari Kalimantan
datang “, kata Azizin.
Dulu awal pertama kali ia
membawa burung ke pasar , namun hal itu justru membuat para bakul terganggu. Oleh
karena itu sekarang ia hanya duduk manis di rumah menunggui dagangannya . Para
bakul sudah datang sendiri ke rumahnya. Selain datang dari Pecangaan,
Purwogondo, Mayong dan Jepara . Beberapa pedagang burung ada yang dari Kudus
atau Demak.
kurungan burung bertengger di rumahnya |
“ Bisnis burung berkicau
ini sangat lumayan untungnya. Jika sesama bakul kita mengambil untung paling
tinggi Rp 50 ribu. Namun jika dijual ke konsumen keuntungannya bisa Rp 100 ribu
lebih. Apalagi jika burungnya bagus keuntungan lebih besar lagi “ , papar
Azizin.
Selama menekuni bisnis burung
selama 6 bulan ini Azizin mengaku tidak pernah merugi. Modalnyapun relative
kecil karena pembayaran burung dengan sistem laku bayar. Artinya setelah burung
laku baru ia membayar burung kepada pemasok dengan sistem transfer via bank.
Satu kali kiriman biasanya ia mentranfer uang berkisar Rp 4 – 5 juta rupiah.
Menurut Azizin bisnis
burung berkicau jika ditekuni hasilnya cukup lumayan. Satu kali kiriman dengan jumlah burung
minimal 20 ekor untungnya bisa mencapai
1 juta rupiah. Kalau dijual ke konsumen untungnya bisa lebih besar lagi. Oleh
karena itu setelah berbisnis burung ini ia tidak lagi kerja ke Kalimantan.
“ Ya setelah ini ya saya
di rumah menunggu dagangan burung ini . Kalau barang habis ya kerja ke tambak
membuat garam . Kalau kondisi laut tidak ombak sebulan bisa 3 – 4 kali kiriman
. Namun kalau cuaca kurang bagus sebulan paling 1 – 2 kali kiriman “, kata
Azizin sambil memberikan nomor HP nya 085
865 998 734. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar