Kembang api dan petasan semarakkan lebaran |
Entah siapa yang memulai
kita tidak tahu. Selain memakai baju baru lebaran kurang ngeh jika tidak sulut
kembang Api dan Petasan. Meski saat ini ada larangan namun tradisi ini masih
ada dimana-mana.
Oleh karena itu jika Hari
raya lebaran tiba kita pasti mendengar ledakan yang ditimbulkan oleh petasan.
Begitu juga kembang api jika malam hari menjelang kita akan melihat di langit
berkelap-kelip dari kembang api yang disulut.
“ Nah kalau yang ini bisa
berbunyi dor dan kemudian mengeluarkan kembang api. Ini meluncur ke angkasa
sehingga tidak begitu bahaya “, kata penjual Kembang Api di pinggir jalan yang
tidak mau menyebutkan namanya.
Dia mengatakan ,
membunyikan petasan dan menyulut kembang api adalah tradisi sejak dahulu.
Sehingga jika menjelang lebaran dia membuka usaha berjualan kembang api dan
petasan keliling. Dia bergerak dari tempat satu ke tempat lainnya.
“ pekerjaan saya masih
serabutan , kadang jadi kuli , kadang berjualan seperti ini ya yang namanya
cari makan ya pekerjaan apa saja saya jalani “, katanya.
Dengan modal Rp 500 ribu ia kulakan kembang api ke pasar
Kliwon Kudus. Berbagai macam jenis
kembang api dan petasan ia gelar . Dari yang berharga ribua sampai puluhan ribu.
Selain kembang api model
lama kecil-kecil yang mengeluarkan bintang. Sekarang banyak keluar kembang api
modern import dari cina berbagai jenis. Ada model kupu-kupu, kembang, gangsing,
dan masih banyak lagi yang lainnya.
“ Kalau ini yang paling
mahal harganya sampai 100 ribu selain bunyi doornya banyak juga kembang api
yang keluar bagus. Ini cocok untuk kegiatan pesta kembang api “, tambahnya.
Meski ada larangan namun penjualan
petasan ini marak dimana-nama . Dari kampung-kampung
dan gang sempit sampai dengan perkotaan. Bahkan disudut-sudut pasarpun tak
ketinggalan. Emang udah jadi tradisi habis gimana lagi. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar