Demak , FORMASS - Salah satu Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) di desa
Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak adalah Raudlatul Athfal (RA) ”
Ribhul Ulum ” . Sekolah ini berdiri sejak tahun 1986 yang lalu sehingga
lulusannya sudah ratusan orang dan tersebar ke mana-mana.
Meski hampir tiga puluh tahun
berkhidmat dan melayani warga masyarakat , namun prasarana sekolah ini belum
memadai . Selain kondisi gedung yang masih sederhana , juga permainan di dalam
ruangan maupun ruangan masih kurang banyak.
” Itulah salah satu
kendala yang saya hadapi sarana dan prasarana di sekolah ini masih kurang
sekali . Ruangan kelas masih sederhana begitu juga Alat Permainan anak juga
belum lengkap ”, ujar Ulwiyatus Saidah , S Pd Kepala RA ” Ribhul Ulum” pada Selasa FORMASS (26/11) .
Pada tahun 2011 yang lalu sekolahnya memperoleh bantuan
dari APBD kabupaten Demak sebesar 37,5 juta rupiah . Dana tersebut dipergunakan
untuk merehap ruangan kelas dari dinding kayu menjadi dinding tembok. Dengan
dana tambahan swadaya juga bisa membangun pagar sekolah lebih 30 meter
yang ditujukan untuk keamanan anak-anak.
Salah satu ruang kelas |
Selain itu juga dibelikan permainan sederhana. Dana dari
pemerintah tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk perbaikan sekolah. ” Harapan saya pemerintah bisa mengucurkan dana
lagi pada sekolah kami untuk melanjutkan pembangunan ruangan kelas dan
juga sanitasi sekolah ”, harap Ulwiyah.
Saat ini jumlah siswa di
RA ” Ribhul Ulum” sebanyak 64 siswa terbagi atas kelas A dan B dengan jumlah
pengajar 5 orang . Rata-rata siswa yang belajar di sekolah ini datang dari
keluarga miskin dengan kondisi pekerjaan orang tua , Nelayan, buruh dan petani
. Sehingga dalam hal berswadaya untuk perbaikan fasilitas sekolah sangat sulit
, oleh karena itu bantuan pemerintahlah yang diharapkan untuk melengkapi sarana
dan prasarana yang masih kurang.
” Sumbangan Belajar di sekolah ini hanya Rp 15.000,-
setiap bulan untuk operasional saja masih kurang . Apalagi memikirkan untuk
membenahi sarana dan prasarana ”, tukas Ulwiyah.
Namun demikian Ulwiyah
tidak berputus asa begitu saja agar sekolahnya bisa sejajar dengan sekolah
lainnya ia setiap waktu membuat proposal pada pemerintah agar dikucurkan dana
lagi untuk perbaikan fasilitas disekolahnya. Selain itu ia juga menekankan
kepada guru untuk terus belajar , diantaranya memberikan support kepada guru
yang belum berijasah S1 untuk belajar kembali.
Empat guru yang belum berijasah S1 saat ini
sudah kuliah lagi dan untuk meringankan beban mereka juga dicarikan bea
siswa dari Kantor Kemenag. Dengan tercapainya guru berijasah S1 diharapkan
pembelajaran di sekolahnya bertambah maju. Mereka telah dibekali
pengetahuan yang sesuai dengan kemampuan mereka mengajar anak-anak.
Selain itu jika ada
tambahan ruangan kelas baru dari pemerintah , dia juga akan membuka kelas baru
PG ( Play Grup ) yang mengajar anak-anak usia 2 – 4 tahun. Dengan tambahan
kelas baru itu diharapkan suasana sekolahnya bertambah ramai dan semarak .
Selain itu Pendidikan PG tersebut juga sangat dibutuhkan oleh warga desa
Kedungmutih yang posisinya cukup terpencil dan terletak di pesisir.(Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar