Tahlilan bersama di Makbaroh desa Karanganyar |
Jepara – Warga Desa Karanganyar kecamatan Welahan kabupaten Jepara Rabu dan Kamis ( 27-28/11) menggelar kegiatan Haul Massal dan Pengajian Umum. Acara yang dipusatkan di Makam desa setempat sebagai perwujudan menghormati para leluhur yang telah mendahului . Selain itu juga sebagai wujud persatuan , kesatuan antar warga masyarakat desa Karanganyar.
“ Acara
Haul Massal ini kita gelar sudah 16 tahunan . Dulu warga mengadakan acara haul
sendiri-sendiri . Namun karena banyak manfaatnya lalu kegiatan ini dijadikan
menjadi satu waktu yaitu Kamis terakhir bulan Muharram “, ujar Mashur Ketuan
panitia haul Massal desa Karanganyar pada FORMASS.
Mashur
yang juga Modin desa Karanganyar mengatakan, rangkaian Haul Massal diawali
dengan kegiatan Tahtimul Qur’an , dilanjutkan dengan Tahlil bersama di
Makbaroh. Puncak acara yaitu digelar pengajian Umum dan juga pemberian santunan
kepada anak Yatama.
“ Bulan
Muharram merupakan bulan mulia oleh karena itu kita juga memberikan santunan
pada 15 anak Yatim . Adapun pengajian mendatangkan da’I dari luar daerah “,
tambah Mashur.
Mengenai
biaya pelaksanaan acara , selain dari swadaya masyarakat desa Karanganyar .
Desa juga memberi dana stimulant untuk kesuksesan acara hal dan pengajian. Dana
santunan juga diperoleh dari para aghniya’ dan sumbangan dari warga secara
sukarela.
“
Alhamdulillah adanya haul massal ini menambah barokah pada warga desa. Terutama
dalam hal persatuan dan kesatuan apalagi desa ini baru saja mengadakan pilpet .
Kita semua berdo’a agar persatuan dan kebersamaan tetap terjalin baik “, papar
Mashur.
Modin Mashur di depan cungkup makam Mbah Ndaru dan Mbah Surti |
Dalam
acara Haul Massal itu digelar tahlilan bersama yang dipusatkan pada cungkup
makam cikal bakal yaitu Den Ayu Ndaru dan Surti. Diyakini mereka berdua
merupakan putri trah kerajaan mataram yang mengembara sampai ke desa
Karanganyar.
Sementara
itu Slamet Arifin dan Suntono warga desa Karanganyar mengatakan , haul massal
layak di uri-uri kelestariannya. Selain kita bisa mendo’akan orang tua yang
telah dahulu tiada. Bisa juga dijadikan wahana pemersatu warga desa. Semua
warga berkumpul dan duduk bersama di makbaroh sehingga kelihatan guyub rukun
satu sama lain. Mulai dari anak-anak , remaja sampai orang tua semua hadir di
makam,
“ Ya
kami sangat setuju acara ini terus digelar , apalagi ditambah dengan acara
pengajian dan santunan Yatama sehingga acara tambah meriah “ kata Suntono. (
Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar