Suryo 8 tahun bekerja sebagai penjaga pintu KA |
Pekalongan – Bagi
Suryo penjaga palang pintu KA di Jl.
Wahidin Pekalongan hidup adalah pengabdian . Oleh karena itu meski berat dirasa
suatu pekerjaan namun mengingat pengabdian semuanya jadi ringan dan
menyenangkan. Setiap hari ia berangkat ke tempat kerjanya meski jam kerjanya
harus berganti-ganti menurut jadwal atau shif yang telah ditentukan.
“ Jam
kerjanya tidak tentu mas tergantung dari jadwal yang ada bisa pagi ,sore atau
malam.Tempat ini yang bertugas 6 orang di bagi 3 shif setiap 2 orang “, kata
Suryo pada Desa Merdeka.
Suryo
mengatakan , selepas SMA ia bantu-bantu di Stasiun Kereta Api sebagai tenaga
serabutan. Kadang bagian kebersihan , kadang jadi pesuruh dan juga ikut dalam
pembenahan Rel Kereta Api. Setelah beberapa tahun kerja kebetulan ada lowongan
bagian penjaga palang pintu . Iapun melamar kerja dan diterima kerja sebagai
pegawai kontrak.
“ Ayah saya dulu pegawai di Kereta Api jadi ketika lulus
sekolah disarankan untuk bantu-bantu dulu. Beberapa tahun kemudian ada lowongan
saya ndaftar Alhamdulillah diterima dan kerja sampai sekarang “, aku Suryo yang
sudah bekerja selama 8 tahun sebagai tenaga kontrak KA.
Cita
cita awal memang ingin terjun ke dunia bisnis , namun karena arahan orangtua
iapun urung. Menurut ayahnya bisnis membutuhkan modal dan juga pengalaman .
Tetapi jika menjadi pegawai resikonya tidak banyak , meski gaji yang diterima
awalnya tidak seberapa. Namun setiap bulan bisa dipastikan mendapatkan
penghasilan.
Gardu Palang Pintu |
“ Ya memang
betul saat ini gaji saya ya UMR Pekalongan. Jadi untuk kebutuhan sehari-hari ya
cukuplah . Meski dalam kondisi hidup sederhana namun setiap bulan ada pemasukan
“, kata Suryo
Ditanya
suka ataupun dukanya sebagai penjaga palang pintu KA, Suryo mengatakan banyak
suka daripada dukanya. Sukanya ya bisa dapat pekerjaan untuk menghidupi
keluarga. Berbuat kebaikan membantu kelancaran jalannya kereta dan juga mempunyai banyak
teman.
Adapun
dukanya biasanya jika dapat jadwal berangkat shif malam . Selain harus menjaga
kantuk juga kadang disertai hujan deras sehingga harus ada tenaga ekstra.
Selain itu ketika palang pintu sudah diturunkan masih ada pemakai yang
menerobos padahal kereta api sudah dekat. Kadang ada pula yang duduk-duduk atau
jagongan di rel KA sehingga harus didatangi dan diberi pengertian.(Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar