Pak Sunarlan |
Jepara - Bagi Sunarlan warga desa
Pelang kecamatan Mayong kabupaten Jepara kerja adalah suatu kewajiban. Oleh
karena itu setiap hari jika badan sehat dengan sepeda bututnya ia keluar rumah
berkeliling menawarkan jasa. Dengan jarak tempuh lebih 10 km bahkan lebih tidak
dirasakan suatu yang memberatkan.
“ Kalau di hitung saya kerja
keliling jahit sepatu , sandal dan juga reparasi payung sudah lebih dua puluh
tahun. Dari rumah ya naik sepeda onthel sejak dulu hingga sekarang “, aku
Sunarlan.
Sunarlan mengatakan menjual
jasa jahit dan sepatu dilakoni dengan senang hati . Selain tidak ada modal
untuk kerja lainnya juga hasilnya sudah cukup untuk menghidupi keluarganya.Oleh
karena itu iapun tidak melirik pekerjaan lainnya.
“ Penginnya sih kerja yang
lebih ringan dengan hasil yang banyak . Tetapi gimana lagi bisanya njahit
sepatu dan reparasi payung ya saya jalani . Soal hasilnya relative bagi saya ya
cukuplah untuk belanja sehari-hari “, kata Sunarlan.
Menurut Sunarlan usaha jahit
sepatu dan reparasi membutuhkan ketekunan tersendiri . Oleh karena itu setiap
hari ia menyambangi desa-desa yang jadi pelanggannya. Sejak dulu hingga
sekarang ia keliling di desa pesisir Demak dan Jepara.
Desa yang ia sambangi di
pesisir Demak diantaranya desa Tedunan , Kendalasem, Kedungkarang, Kedungmutih
, Babalan dan Menco. Sedangkan desa pesisir di Jepara misalnya desa Karangaji,
Kedungmalang, Panggung, Surodadi sampai dengan Bulak Baru. Dengan sepeda tuanya
itu ia menyusuri gang-gang sempit untuk menjemput order.
“ Kerja seperti saya ini yang
penting keluar rumah pasti dapat uang . Soal banyak sedikit itu tergantung yang
diatas . Oleh karena itu jika badan saya sehat saya pasti keluar rumah untuk
cari upo “, kata pak Sunarlan.
Upah menjahit Sepatu , sandal
atau mereparasi payung taripnya ditentukan dari pekerjaan. Semakin lama dan semakin sulit pengerjaannya maka upahnya
juga banyak. Namun untuk sekali jahit atau reparasi paling sedikit dia
mengantongi Rp 5.000,-. Jika yang dijahit banyak maka upahnya bisa sampai Rp 10
– 15 ribu.
Begitu juga ketika dia
mereparasi payung , upah yang ia terima berkisar Rp Rp 10 – 20 ribu . Untuk
payung biasanya ongkosnya lebih banyak karena selain mereparasi juga dia
mengganti spare part yang rusak. Sprare part itu biasanya dari payung-payung
bekas yang kadang ia tidak beli.
“ Ya kalau ramai sehari bisa
bawa pulang uang Rp 75 ribu , tetapi jika sepi ya Rp 25 ribu dapat.
Berapapun kami terima semua itu rejeki
dari Allah SWT. Yang penting badan sehat Mas sudah syukur “, kata pak Narlan . (Muin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar