Selasa, 01 Oktober 2013

Sunarlan Jahit Sepatu dan Reparasi Payung Sejak Dulu

Pak Sunarlan
Jepara - Bagi Sunarlan warga desa Pelang kecamatan Mayong kabupaten Jepara kerja adalah suatu kewajiban. Oleh karena itu setiap hari jika badan sehat dengan sepeda bututnya ia keluar rumah berkeliling menawarkan jasa. Dengan jarak tempuh lebih 10 km bahkan lebih tidak dirasakan suatu yang memberatkan.

“ Kalau di hitung saya kerja keliling jahit sepatu , sandal dan juga reparasi payung sudah lebih dua puluh tahun. Dari rumah ya naik sepeda onthel sejak dulu hingga sekarang “, aku Sunarlan.

Sunarlan mengatakan menjual jasa jahit dan sepatu dilakoni dengan senang hati . Selain tidak ada modal untuk kerja lainnya juga hasilnya sudah cukup untuk menghidupi keluarganya.Oleh karena itu iapun tidak melirik pekerjaan lainnya.

“ Penginnya sih kerja yang lebih ringan dengan hasil yang banyak . Tetapi gimana lagi bisanya njahit sepatu dan reparasi payung ya saya jalani . Soal hasilnya relative bagi saya ya cukuplah untuk belanja sehari-hari “, kata Sunarlan.

Menurut Sunarlan usaha jahit sepatu dan reparasi membutuhkan ketekunan tersendiri . Oleh karena itu setiap hari ia menyambangi desa-desa yang jadi pelanggannya. Sejak dulu hingga sekarang ia keliling di desa pesisir Demak dan Jepara.

Desa yang ia sambangi di pesisir Demak diantaranya desa Tedunan , Kendalasem, Kedungkarang, Kedungmutih , Babalan dan Menco. Sedangkan desa pesisir di Jepara misalnya desa Karangaji, Kedungmalang, Panggung, Surodadi sampai dengan Bulak Baru. Dengan sepeda tuanya itu ia menyusuri gang-gang sempit untuk menjemput order.

“ Kerja seperti saya ini yang penting keluar rumah pasti dapat uang . Soal banyak sedikit itu tergantung yang diatas . Oleh karena itu jika badan saya sehat saya pasti keluar rumah untuk cari upo “, kata pak Sunarlan.

Upah menjahit Sepatu , sandal atau mereparasi payung taripnya ditentukan dari pekerjaan. Semakin lama  dan semakin sulit pengerjaannya maka upahnya juga banyak. Namun untuk sekali jahit atau reparasi paling sedikit dia mengantongi Rp 5.000,-. Jika yang dijahit banyak maka upahnya bisa sampai Rp 10 – 15 ribu.

Begitu juga ketika dia mereparasi payung , upah yang ia terima berkisar Rp Rp 10 – 20 ribu . Untuk payung biasanya ongkosnya lebih banyak karena selain mereparasi juga dia mengganti spare part yang rusak. Sprare part itu biasanya dari payung-payung bekas yang kadang ia tidak beli.


“ Ya kalau ramai sehari bisa bawa pulang uang Rp 75 ribu , tetapi jika sepi ya Rp 25 ribu dapat. Berapapun  kami terima semua itu rejeki dari Allah SWT. Yang penting badan sehat Mas sudah syukur “, kata pak Narlan . (Muin).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar