Tanggul yang jebol diperbaiki seadanya |
Jepara – Desa Karangrandu kecamatan Pecangaan Kabupaten
Jepara pada banjir pantura kemarin merupakan salah satu desa yang cukup parah
kondisinya. Selain merendam ratusan rumah banjir juga menjebol tanggul di tiga
titik dan mengakibatkan beberapa rumah roboh hingga rata dengan tanah.
Sampai saat ini bekas jebolnya tanggul masih
terlihat jelas karena hanya diurug tanah biasa. Jalan raya dibawah tanggul juga
belum ada perbaikan sehingga pengguna
jalan harus hati-hati melewati jalan ini. Sedangkan rumah-rumah yang rusak
karena limpasan air banjir juga masih kelihatan berantakan.
“ Toko Matreal yang rusak itu milik pak H. Zaenal
Abidin masih dibiarkan berserakan . Kini pemiliknya tinggal di rumah mertua di
desa Krasak setelah di rawat di rumah sakit “, ujar Masluri, Spd tokoh
masyarakat desa Karangrandu pada FORMASS, Kamis (20/2).
Masluri mengatakan, banjir yang terjadi bulan
Januari kemarin merupakan banjir yang terbesar sepanjang dia bertempat tinggal
di desa Karangrandu. Selain merendam rumah di sisi Barat dan Timur sungai ,
juga menjebol tanggul di 3 titik. Selain itu juga merendan ratusan hektar sawah
yang baru di tanami.
“ Rumah saya di sisi Timur sungai juga terendam air
meskipun tanggul tidak ada yang jebol. Air datang dari arah Timur dan Selatan
desa karena berbatasan dengan desa Batu Kali “, kenang Masluri.
Rumah H. Zaenal Abidin yang terlimpas air akibat jebolnya tanggul |
Melihat kondisi tanggul yang masih rawan jebol itu
dia mengharapkan secepatnya pemerintah memperbaiki tanggul tersebut agar lebih
kuat. Selain mengadakan pendalaman sungai , juga yang terpenting adalah penguatan
tanggul dengan batu
.
“ Dengan adanya bronjong batu tersebut diharapkan
tanggul semakin kuat. Sehingga meski ada limpasan air yang deras tanggul tidak
mudah longsor. Banjir kemarin kejadian tanggul jebol dua kali . Pertama jebol
di tambal dan yang kedua jebol lagi “, papar Masluri.
Menurut Masluri bencana banjir yang menimpa desanya
merupakan sebuah pelajaran yang berharga. Terutama bagi pemerintah desa
utamanya para perangkat desa. Dari pantauan mereka kurang respon terhadap
bencana yang menimpa warganya sehingga mendapatkan sorotan dari warga.
“ Bahkan Pak Camat Pecangaan sempat marah-marah
karena kurang responnya para perangkat dalam menanggulangi bencana alam. Untuk
ke depan hal itu jangan terjadi lagi “, kata Masluri (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar