Salah satu tambak tergerus abrasi |
Jepara –
Abrasi di seputaran pantai mulai dari desa Semat
sampai desa Kedungmalang kabupaten Jepara kelihatannya terus bergerak maju.
Apalagi jika musim penghujan tiba gerusan ombak terlihat jelas dan cukup besar.
Akibatnya garis pantai semakin dekat dengan jalan raya desa Semat –
Kedungmalang.
Meskipun tidak merata gerusannya di setiap tempat .
Namun di beberapa titik menunjukkan gerusan ombak terlihat nyata. Diantara
tempat yang cukup parah adalah pantai di desa Bulak Baru dan Tanggul Tlare .
Tepatnya Sebelah selatan tugu perbatasan desa Semat.
Beberapa tahun yang lalu pantai ini rimbun dengan
pohon-pohon mangrove . Namun karena setiap tahun tergerus oleh besarnya ombak .
Tanaman mangrove itu bertumbangan setiap tahunnya. Kini hanya tinggal beberapa
saja menunggu waktu.
Di pantai Bulak Baru gerusan ombak juga terlihat
nyata dengan semakin dekatnya garis pantai dengan jalan raya. Selain itu
pemilik tambak di pantai itu setiap tahun juga kehilangan tanah tambak . Dulu
tambaknya cukup luas untuk di garap namun saat ini tinggal beberapa meter saja
karena terhempas ombak.
“ Ya abrasi pantai desa Bulak Baru ini sudah terjadi
puluhan tahun yang lalu. Desa kami dulu di tengah laut sana. Karena tergerus
ombak terus akhirnya di relokasi di tempat ini “, kata Sutiyono (45) mantan
Petinggi desa Bulak Baru kecamatan Kedung pada FORMASS, Jum’at (28/2).
Sutiyono mengatakan dulu sebelum terkena abrasi desa
Bulak cukup luas dengan penduduk yang cukup banyak. Kebanyakan warga memang
mengandalkan sector perikanan dan Kelautan. Namun semenjak terkena abrasi
jumlah warga makin lama makin berkurang .
“ Mereka secara bertahap pindah ke daerah pantai
terdekat misalnya ada yang ke desa Demaan , Ujung Batu dan desa Nelayan yang
lain. Sisanya di relokasi dan di beri nama desa Bulak Baru ini “, kenang
Sutiyono.
Perelokasian warga desa Bulak ini kalau tidak salah
di jaman Gubernur Jawa Tengah bapak Supardjo Roestam. Lewat kebijaksanaan
beliau warga dibelikan persawahan desa Bugel untuk di tempati sebagai
pemukiman. Di kapling-kapling sesuai dengan jumlah warga yang ada.
“ Ya sampai sekarang ini jika di hitung desa Bulak
Baru ini desa dengan jumlah penduduk sedikit dibandingkan dengan yang lain.
Dulu warganya kebanyakan nelayan tetapi saat ini hampir semua warga membuka
usaha mebel “, papar Sutiyono yang juga mempunyai usaha mebel di rumahnya. (Muin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar