Rabu, 10 Juli 2013

Ziarah Kubur Dulu Baru Berpuasa




Ada tradisi yang entah kapan dimulainya yang berkaitan dengan datangnya bulan suci Ramadhan.Satu hari menjelang datangnya bulan suci ini semua makam , pekuburan , pesareyan ramai dengan kedatangan para peziarah . Sehingga jika hari-hari biasa area pemakaman sepi sunyi yang ada paling pemburu burung dan pencari rumput , sore hari menjelang manghrib bagai pasar malam dengan kedatangan peziarah dari mana-mana. 

Meskipun dari luar kota mereka menyempatkan diri untuk berziarah ke makam ayah, ibu, saudara, kakek atau buyut mereka sebagai ritual yang harus di jalani ketika akan menjalankan ibadah puasa. Bagi mereka menjalankan ibadah puasa tanpa lebih dahulu berziarah kubur sepertinya kurang pas , sehingga dengan mengajak seluruh anggota keluarga mereka datang ke makam mohon do’a restu dan juga mendo’akan leluhur mereka.

” Ini sudah tradisi yang dijalankan warga disini sehingga jika bulan puasa tiba kami sudah mempersiapakan diri untuk standby disini mengatur jalan agar para peziarah nyaman . Selain warga desa sini sendiri mereka juga ada yang datang dari jauh untuk menunjukkan pada keluarga mereka keberadaan makam leluhur  yang harus dido’akan seterusnya ”, ujar Hansip Udin (45) yang berjaga di pinggir jalan makam desa Tedunan Kecamatan Kedung kabupaten Jepara belum lama ini.

Hansip Udin yang telah sepuluh tahun menjadi Hansip desa mengemukakan, Selain ziarah di makam para leluhur mereka di desanya juga ada tradisi lain yang berkaitan dengan penghormatan pada leluhur desa mereka ”mbah Dero”. Menjelang bulan Ramadhan ini bertepatan dengan tanggal 15 Sya’ban kemarin di Pundhen ” Mbah Dero” yang diyakini sebagai leluhur warga desa juga diadakan acara haul oleh seluruh warga desa. 

Di pundhen yang berumur puluhan tahun ini digelar acara do’a bersama yang dipimpin oleh tokoh agama ( modin dan kyai ) yang diakhiri dengan selamatan bersama berupa makan nasi beserta uba rampenya yang dibawa masing-masing dari rumah. Di Pundhen yang berada di tengah sawah ini mereka melampiaskan rasa syukur mereka dengan makan bersama-sama seluruh warga desa , bekal yang mereka bawa saling ditukar yang tercipa sama rasa dan sama suka.

” Pundhen Mbah Dero ini diyakini sebagai leluhur warga desa kami , sehingga pada waktu-waktu tertentu banyak warga yang berziarah disini . Dan setahun sekali menjelang datangnya bulan suci Ramadhan seluruh warga desa datang ketempat ini untuk selamatan dan do’a bersama . Seluruh warga besar kecil , pria wanita datang ketempat ini dengan membewa bekal dari rumah masing-masing .”. tutur Suprat tokoh masyarakat desa Tedunan.

Sementara itu di pekuburan umum desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak juga tak kalah ramainya sore kemarin , saking banyaknya peziarah pekuburan umum yang biasanya sepi penuh dengan manusia . Dilihat dari wajah-wajah peziarah banyak yang datang dari jauh selain membawa kembang dan air mawar sebagai piranti ziarah mereka juga mengajak anak dan istri mereka dalam satu rombongan. Sesampainya di makam mereka tidak hanya berziarah di satu makam saja namun berpindah-pindah dari makam satu ke makam yang lainnya , 

selain itu pula merekapun bisa kangen-kangenan sesama saudara atau tetangga ketika sebelum mereka merantau. Oleh karena mereka menganggap jika berziarah ke makam orangtua atau leluhurnya  itu suatu ritual yang harus dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan nanti ketika Hari Raya tiba. Oleh karena itu meskipun cukup jauhnya mereka menyempatkan diri untuk pulang menengok makam orang tua diawal bulan puasa ini dan nanti kembali lagi ketika hari raya tiba.

” Puasa kurang afdol jika tidak berziarah ke makam orang tua atau leluhur dulu , oleh karena itu saya sempatkan diri pagi-pagi utuk datang ke makam ini dan Insya allah nanti lebaran tiba kamipun akan kesini lagi sambil halal bihalal dengan keluarga yang ada disini ” , ujar peziarah yang mengaku dari Klaten yang sudah tinggal disana sepuluh tahun lebih dan setiap puasa atau lebaran tidak pernah lupa menengok makam keluarganya di Demak.

Memang bila tradisi sudah melekat di hati masyarakat tiada seorangpun yang bisa menghilangkannya seperti halnya tradisi ziarah kubur dalam rangka menyambut datangnya bulan puasa tahun ini . Saya mencoba memantau dari beberapa makam yang ada semuanya penuh dengan peziarah yang datang selain sepeda motor banyak pula mobil-mobil dari jauh yang diparkir . 

Mungkin di daerah lainpun tidak jauh berbeda karena akar budaya nenek moyang kita sama , sehingga meskipun leluhur kita sudah meninggal namun komunikasi diharapkan tidak terputus sampai hari kiyamat nanti .. ( FM)

Fatkhul Muin    






Haji Nyaman Bersama KBIH " Jabal Nur " Bandengan Jepara 
 Nama Kelompok : “ Jabal Nur “
Alamat                    :   Ds. Bandengan Kec. Kota Jepara
Pengasuh              : Ustad H. Abdullah Uzair
Telp                         : 081 393 577 202

Tidak ada komentar:

Posting Komentar