Kamis, 25 Mei 2017

Awas !!!! Sawah Di Wedung Utara Mulai Mengering, Petani Butuh Air



 
Salah satu swah di Jungpasir yang mulai kering airnya
Demak – Bulan Mei ini memasuki musim kemarau di kabupaten Demak , hal ini ditandai tidaknya turun hujan sudah lebih dua puluh hari. Hal ini berakibat mengeringnya tandon air di kolam-kolam dan juga saluran tersier yang menuju ka area persawahan . Sehingga persawahan kini mulai mongering dan membuat sebagian petani resah. Padi yang ditanamnya baru setengah jalan untuk menuju panen.

Kabaredemak.com yang melihat dari dekat persawahan di Wedung Utara diantaranya desa Bungo , Mutihkulon, Mutih Wetan dan Jungpasir mengalami kekeringan karena air yang mulai menipis . Bahkan beberapa diantaranya ada yang sudah pecah-pecah tanahnya menandakan kurang air. Sehingga mereka khawatir jika tidak ada hujan atau gelontoran air padinya akan mati,

“ Ya gimana lagi saya tanam padi terhitung paling lambat , saat ini tanaman padi saya baru berumur satu bulan. Kondisinya sih bagus kelihatannya tapi ya itu sudah tidak ada hujan lagi . Akhirnya tanahnya mulai pecah-pecah mau tidak mau harus isi air dari sungai “, kata Ali Asrori (60) warga desa Jungpasir pada kabaredemak di sawahnya.

Asrori mengatakan jumlah lahan di desa Jungpasir yang rawan kekeringan pada MT II ini ada 300 Hektar. Kondisi saat ini sudah berjalan separuh menuju ke panen . Tanaman padi yang di tanam bagus sehingga petani Jungpasir berharap ada gelontoran air dari Waduk Kedungombo. Tandon air di sungai Lobang sudah turun jauh debitnya.

Pak Ali Asrori petani asal Desa Jungpasir Demak


“ Ya kita petani di sini berharap ada solusi dengan gelontoran air dari Waduk Kedungombo untuk mengisi saluran air yang sudah turun. Kalau air tinggi kita tidak butuh pompa air . Dalam kondisi seperti ini semua petani harus memompa air dari sungai atau saluran “ tambah pak Asrori.

Selain desa Jungpasir persawahan yang terdampak menipisnya air ini juga dialami desa Mutih Kulon kurang lebih 500 Hektar . Persawahan Mutih Wetan kurang lebih juga 500 hektar , belum desa Bungo dan Berahan Wetan. Jika tidak ada gelontoran air dalam waktu dekat ribuan hektar sawah itu akan Puso atau gagal panen.

“ Ya solusinya ya ada pertemuan pimpinan pimpinan desa yang mengalami kekeringan sawahnya untuk membahas bagaimana air dari Wedung Kedungombo bisa digelontorkan ke sini . Soal biaya bisa ditanggung bersama-sama . Justru jika tidak ditangani akan berdampak kerugian Miliaran rupiah “, kata salah satu Warga Jungpasir yang enggan disebut namanya .

Dia juga mengatakan dengan persawahan yang gagal panen akan berdampak pada lesunya perekonomian warga. Pasarpun akan sepi karena daya beli turun dan juga yang lainnya. Oleh karena itu ia berharap ada gerakan pemerintahan desa untuk mengatasi hal ini . (Muin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar