Minggu, 24 November 2013

Petani Garam Demak , Butuh Dana Talangan Jika Panen Raya

Petani garap lahan garam

Demak  – Petani garam warga Nahdliyin di kabupaten Demak saat ini hidupnya masih memprihatinkan. Mereka tinggal di desa-desa penghasil garam di kecamatan Wedung diantaranya desa Kendalasem, Tedunan, Kedungkarang, Kedungmutih, Babalan ,Berahan Wetan ,Mutih Kulon dan Mutih Wetan. Hal ini bisa dilihat dari kondisi rumah dan penghasilan mereka sehari-hari.

“ Saya melihat kehidupan mereka jauh dari sejahtera . Selain rumah yang kurang layak huni . Untuk menyekolahkan anak dan biaya hidup sehari-hari harus cari sambilan lain”, kata Hamzawi Anwar, BA Ketua Koperasi “Margi Rahayu “ Kedungmutih yang anggotanya kebanyakan petani garam NU .

Mengandalkan hasil garam jelas tidak mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari. Oleh karena itu mereka mencari penghasilan lain seperti menjadi tukang, buruh kasar, jualan . Bahkan anak dan istri mereka banyak yang dikirim menjadi TKI ke Luar Negeri.

“ Rumah-rumah mereka direnovasi bukan hasil dari penjualan garam namun hasil dari gaji anak atau istri mereka yang bekerja di luar negeri menjadi TKW “, tambah Hamzawi.

Hamzawi yang juga petani garam mengatakan jika harga garam bagus memang hasil garam bisa menopang kehidupan para petani garam. Namun saat ini harga garam masih ganjang-ganjing tidak ada standar khusus seperti halnya gabah dan hasil pertanian lain.

Biasanya petani garam bisa menikmati harga bagus dikala panen awal. Namun jika panen sudah mulai merata harga garam setiap hari terus menurun hingga menuju ke titik terendah.

Bagi petani garam yang punya banyak tabungan mereka bisa menyimpan di gudang. Namun bagi petani gurem mereka tetap menjual garam meski harganya murah karena terdesak kebutuhan.

“ Ini musim garam sudah selesai petani gurem kebanyakan tidak mempunyai simpanan garam. Ratusan gudang garam di lahan kebanyakan milik petani yang bermodal dan para investor atau pemilik modal “, tambah Hamzawi.

Dana Talangan Panen

H. Mustain  salah seorang petani garam asal desa Kedungkarang mengatakan, untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam negara harus menyediakan dana talangan (pinjaman) ketika panen raya.

Dengan adanya dana pinjaman itu petani lantas tidak menjual garamnya ketika harga jatuh . Namun mereka bisa menyimpan garamnya di lahan dengan tenang.

H. Mustain


“ Nah nanti ketika harga mulai beranjak naik , mereka bisa menjual garamnya dengan harga yang bagus. Hasil penjualan mereka bisa untuk membayar pinjaman dan sisanya bisa digunakan untuk kebutuhan keluarga “, kata Ahmadi.

Alex Sholikhan dari LPNU Pusat  mengatakan , sebenarnya potensi garam yang dihasilkan petani garam NU cukup bagus untuk dikembangkan  . Oleh karena itu fihaknya kini mengadakan pendampingan pada para petani NU . Dengan pendampingan ini diharapkan kesejahteraan mereka bisa meningkat.

 Salah satunya adalah bagaiman petani bisa membuat garam konsumsi beriodium yang bagus.  Garam mereka harganya akan berlipat  jika diolah menjadi garam konsumsi. Apalagi jika garam iodium ini bisa masuk pabrik makanan yang kebutuhannya terus menerus.

“ Inilah yang menjadi sasaran kami dari LPNU agar garam petani NU Demak ini meningkat kualitas serta harganya.  Selain itu kami juga akan mencarikan link atau jaringan pemasaran” kata Alex S pada NU Online di sela-sela pelatihan pembuatan garam konsumsi beriodium yang diselenggarakan di desa Kedungmutih . (Muin)




1 komentar: