Jumat, 18 April 2014

Bertobat di Makam Sunan Kalijaga Setelah Terima Amplop Pemilu

Pasca penyelenggaraan Pemilu Anggota Legislatif 9 April 2014 ribuan orang dari berbagai daerah mendatangi makam Sunan Kalijaga di Kadilangu Kabupaten Demak untuk tahlil (ziarah) menjelang Ramadhan 1435 H. Di antara mereka yang datang secara berombongan dan sendiri-sendiri tersebut.

Mengaku telah menerima pemberian ‘politik uang’ (money politic) dalam Pemilu 2014 lalu dari beberapa orang caleg berbagai partai, dan kedatangannya ke makam wali tersebut adalah untuk berziarah sekaligus ingin bertaubat (menyadari dan takkan mengulangi dosa/kesalahan lagi-red) atas dosa/kesalahan yang telah mereka lakukan, di depan pusara/makam waliyullah yang terkenal dengan kekeramatannya.

Dalam penuturannya kepada demakpos.com, besaran uang ‘haram’ yang diterimanya antara Rp10.000 hingga Rp50.000 per orang pemilih, dan atau sebesar Rp100.000 hingga Rp 250.000 per orang saksi dan timses (tim sukses) caleg tertentu. Sedangkan caleg yang memberikan ‘amplop politik’ jumlahnya antara satu hingga tujuh orang dari partai politik yang berbeda.

Pesowanan-2Penerima ‘politik uang’ berbaur di tengah zairin-zairat di makam Sunan Kalijaga.                (Foto: Machmud)

“Kami tidak memintanya, tetapi didatangi sendiri dan diberi langsung oleh orang suruhan (timses) caleg untuk mencoblos tanda gambar caleg tertentu”, kata penduduk salah satu desa di Kecamatan Bonang dan Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, yang mengaku bernama Tri (35) dan Pardi (55).

Diakui oleh mereka, karena caleg yang memberi uang jumlahnya lebih dari tiga orang dan melebihi jumlah surat suara yang disediakan KPPS, mereka terpaksa memilih/mencoblos salah satu caleg parpol yang memberikan amplop paling besar.

“Kami merasa berdosa menerima pemberian uang itu, tetapi kami tidak mampu untuk menolaknya. Setelah Pemilu, kami dihantui rasa berdosa, sehingga kami putuskan untuk berziarah ke makam Sunan Kalijaga, waliyullah yang masa remajanya (sebelum menjadi wali-red) pernah menjalani masa kelam sehingga sempat dijuluki Brandal Lokajaya”, kata Juni (40) asal satu desa di Kecamatan Karangawen Demak. (mac)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar