Demak – Usaha apapun jika hasilnya halal
akan ditekuni meski banyak rintangan . Seperti halnya Ahmad Sakdullah warga
Desa Mutih Wetan kecamatan Wedung ini. Meski harus berpanas-panasan di emperan
toko ia dengan tekun menunggui dagangannya pakaian anak-anak. Beragam pakaian
anak ia pajang seperti di toko di emperan toko pasar baru desa Kedungmutih.
Jika ada yang lewat iapun menawarkan dagangannya.
“ Ya yang namanya usaha ya kadang pembeli banyak ya kadang
sepi mas , namun sejak saya jualan pakaian anak tidak pernah pulang kosong .
Meski satu dua potong pasti ada yang laku “, kata Ahmad sakdullah pada
kabarseputarmuria.com.
Sebelum membuka usaha jualan pakaian keliling dari pasr satu
ke pasar lain. Ia pernah ikut orang berjualan buah di Jakarta. Namun karena
banyaknya gusuran di Jakarta mambuat pedagang kecil kocar-kacir sehingga omzet
bosnya di Pasar Induk turun drastic. Melihat kondisi itulah ia pulang kampong
mencari pekerjaan lain untuk menghidupi satu istri dan satu anaknya.
“ Dulu di Jakarta
saya pernah berjualan es buah , awalnya
di kampong saya ingin buka usaha es buah namun ketika mau beli tempat esnya di
pasar Kliwon Kudus habis. Lalu istri mencoba kulakan pakaian lalu di jual di
rumah akhirnya laku . Melihat itu akhirnya Istri menyarankan untuk berjualan
pakaian keliling”, aku Sakdullah
Dibekali pengalaman istri yang dulu berjualan pakaian. Iapun
mencoba peruntungan berjualan pakaian khusus untuk anak-anak . Sebelum
berangkat ia diberi catatan istrinya pakaian yang dibawa . Ketika ada yang
membeli iapun mencatatkan pembelian itu ke dalam buku . Misalnya pakaian anak
harga beli berapa dan jual berapa. Setiap hari ada rekapan yang sampai dirumah
diperiksa istrinya.
“ Contohnya ini mas hari kemarin laku 17 potong , harga jualnya Rp 257 ribu dan harga belinya
130 ribu . Jadi keuntungan bersihnya ada Rp 100 ribuan “, kata Sakdullah sambil
menunjukkan buku catatan penjualannya.
Sakdullah mengatakan selain pasar baru desa Kedungmutih
kecamatan Wedung , ia juga keliling ke pasar-pasar seputaran desanya. Misalnya
pasar desa Jungsemi , pasar Karangaji Kedung Jepara, Pasar Sore Karangrandu dan
juga pasar Buko Wedung Demak. Sehari ia bisa keliling di dua tempat. Namun jika
lelah iapun hanya di satu tempat saja.
Selama menjalani usaha jualan pakaian keliling satu tahun ia
mengaku hasilnya cukup lumayan. Bisa untuk mnghidupi keluarganya. Meskipun
harus berkeliling kampung setiap hari ,hal itu bukan halangan baginya. Yang
cukup merepotlan jika musim hujan tiba , karena tidak ada tempat teduh
iapun harus menunggu hujan reda. Kadang
baru buka dasar hujan tiba , dagangan pun kemudian di gulung lagi.
“ Ya resepnya usaha itu ya harus tahan banting , biar panas
biar hujan kalau waktunya keliling ya harus keliling pasar. Jika kita mau
berusaha pasti ada jalan “, tambahnya.
Sakdullah mengatakan pakaian anak-anak yang ia jual dulunya
ia kulakan di pasar Kliwon . Namun kini ia kulakan di pasar Tanah Abang Jakarta
lewat saudaranya di Jakarta. Ia kirim pesan pakaian yang harus di beli via WA ,
uangpun ditransferkan sedangkan berang kemudian dikirim via bis malam. Sehari
pakaian yang di belinya nyampai. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar