Modal Rp 15 Juta, Panen Rp 30 Juta
DEMAK-Desa Wonosari Kecamatan Bonang berhasil menambah wilayah tanam untuk melon. Keberhasilan tersebut ditandai dengan panen raya melon dari lahan pertanian setempat hasil demplot dari Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan (Bapeluh) Demak.
Kondisi lahan yang labil membuat petani Wonosari kebingungan untuk menanam pada masa tanam III yang cenderung bercuaca kemarau. Sebuah kelompok tani atas dukungan Bapeluh nekat menanam buah melon, kendati petani lain menyangka kelompok itu bunuh diri. Ternyata justru sekarang sudah menuai untung dari hasil menanam melon.
Koordinator Penyuluh, Hisyam mengakui cukup sulit saat pertama menyakinkan petani sudi menanam bibit di luar pola tanam biasanya. Dirinya terus berusaha menyakinkan melalui perlakukaan intensif, dari pembenihan , pemupukan berimbang, pengendalian OPT (organime pengganggu tanaman), serta pengaturan air. “sehingga melon bisa dipanen dengan kualitas buah cukup bagus,” ujarnya.
Menurut Kepala Bapelu, Wahyu Habsari dengan keberhasilan demplot melon di desa Wonosari, berarti desa tersebut bagus untuk tanaman melon. Selanjutnya dia menyilahkan petani setempat mencoba tanam melon untuk meraup keuntungan, menggunakan teknologi yang sama seperti yang diterapkan kepada Kelompok Tani ‘Sidoasih’.
Sedianya lahan 1.500 meterpersegi bisa ditanam sebanyak 2.000 batang tanaman melon. Tiap satu pohon melon bisa tumbuh bagus untuk 2 buah melon dengan berat antara 4kg-5kg per buahnya. “Dalam 1.500 meterpersegi atau 1/6 hektar bisa dipanen buah melon seberat 8 ton,” jelas Wahyu, saat mengikuti panen demplot melon di Desa Wonosari.
Lanjutnya, pasaran buah melon action cukup bagus, yaitu harga petik panen mencapai Rp.4.100 per-kg namun harga jual di pasar-pasar mencapai Rp.7.000 per-kg.
Nilai tanam buah melon sangat ekonomis, dari lahan 1/6 hektar hanya membutuhkan dana Rp 15 juta untuk pembibitan, tanam serta perawatan. Diprediksi hasil panen laku hingga Rp 30 juta.
“Hanya saja untuk tanaman Melon diperlukan perhatian yang intensif, dari usia tanaman bila buah mulai membesar pohon yang terikat di ajir (lanjran kayu) segera dilepas. Buah dibiarkan di tanah. Dalam kondisi tersebut perlu diperhatikan hama yang menyerang, meliputi bakteri, jamus, dan tukus. (swi/16)
Sumber : Harian Semarang
Sumber : Harian Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar