KH. Ma'ruf |
Demak
–
Malam Nisfu Sya’ban yang jatuh pada malam nanti sebisanya di manfaatkan
sebaik-baiknya. Selain membaca surat yasin 3 kali usai shalat maghrib
dilanjutkan do’a untuk keselamatan bersama. Juga bisa dilanjutkan dengan
selamatan atau sedekah dengan pembacaan tahlil atau barjanji.
“ Ya sebisanya malam nisfu
sya’ban itu diisi dengan kegiatan ibadah , misalnya shalat malam , dzikir atau
baca alqur’an “, kata Romo KH. Ma’ruf ulama sepuh desa Kedungmutih kecamatan
Wedung kabupaten Demak yang ditemui FORMASS pagi ini , Kamis (12/6)
KH. Ma’ruf mengatakan ,
sejak dahulu sampai sekarang tradisi memakmurkan malam Nisyfu Sya’ban sudah
ada. Oleh karena itu dia mengharapkan kita bisa memanfaatkan malam itu
sebaik-baiknya. Selain beribadah seperti biasanya dianjurkan tidak tidur
semalam dalam rangka melekan dengan beribadah kepada Allah SWT.
Sedangkan tradisi memasang
lampion atau lampu berwarna-warni . Sejak dahulu memang sudah ada . Filosofinya
adalah kita dalam malam nisfu sya’ban itu diharapkan terjaga terus dan tidak
tidur. Seperti halnya lampu warna-warni yang dipasang disetiap rumah.
Namun demikian dia
mengatakan essensi dari peringatan Nisfu sya’ban saat ini sudah berubah.
Mestinya lampu berwarna-warni yang menyala itu sebagai symbol agar kita melekan
atau tidak tidur dalam rangka beribadah kepada Allah.
“ Tetapi yang terjadi
sekarang justru lampu warna warni yang dibuat beraneka rupa . Namun setelah
keramaian itu kemudian tidur sehingga mengurangi makna dari Nisfu Sya’ban “,
tambahnya.
Oleh karena itu Kiai sepuh
ini mengajak kepada seluruh umat Islam agar mengisi malam Nisfu sya’ban dengan
kegiatan beribadah. Itu semua sebagai wujud kita bertaqwa kepada Allah SWT. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar