Rabu, 11 Juni 2014

Malam Nisyfu Sya’ban “Melekan “ isi Kegiatan Ibadah


KH. Ma'ruf

Demak – Malam Nisfu Sya’ban yang jatuh pada malam nanti sebisanya di manfaatkan sebaik-baiknya. Selain membaca surat yasin 3 kali usai shalat maghrib dilanjutkan do’a untuk keselamatan bersama. Juga bisa dilanjutkan dengan selamatan atau sedekah dengan pembacaan tahlil atau barjanji.

“ Ya sebisanya malam nisfu sya’ban itu diisi dengan kegiatan ibadah , misalnya shalat malam , dzikir atau baca alqur’an “, kata Romo KH. Ma’ruf ulama sepuh desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak yang ditemui FORMASS pagi ini , Kamis (12/6)

KH. Ma’ruf mengatakan , sejak dahulu sampai sekarang tradisi memakmurkan malam Nisyfu Sya’ban sudah ada. Oleh karena itu dia mengharapkan kita bisa memanfaatkan malam itu sebaik-baiknya. Selain beribadah seperti biasanya dianjurkan tidak tidur semalam dalam rangka melekan dengan beribadah kepada Allah SWT.

Sedangkan tradisi memasang lampion atau lampu berwarna-warni . Sejak dahulu memang sudah ada . Filosofinya adalah kita dalam malam nisfu sya’ban itu diharapkan terjaga terus dan tidak tidur. Seperti halnya lampu warna-warni yang dipasang disetiap rumah.

Namun demikian dia mengatakan essensi dari peringatan Nisfu sya’ban saat ini sudah berubah. Mestinya lampu berwarna-warni yang menyala itu sebagai symbol agar kita melekan atau tidak tidur dalam rangka beribadah kepada Allah.

“ Tetapi yang terjadi sekarang justru lampu warna warni yang dibuat beraneka rupa . Namun setelah keramaian itu kemudian tidur sehingga mengurangi makna dari Nisfu Sya’ban “, tambahnya.


Oleh karena itu Kiai sepuh ini mengajak kepada seluruh umat Islam agar mengisi malam Nisfu sya’ban dengan kegiatan beribadah. Itu semua sebagai wujud kita bertaqwa kepada Allah SWT. (Muin)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar